بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
راَيت الله
"Ro-aytullooh"
(Melihat Allah)
Oleh: Mustafa Mahmud
Di Nuqil dari Kitab
Al Mawaqif wal Mukhotobat - Imam An Nafri
21.
APA-APA YANG DISERUKAN ALLAH KEPADA HAMBA-NYA (117--140)
117.
Sifat-sifat yang dapat diungkap oleh tutur kata adalah sifat-sifatmu, dalam
arti dan makna, tetapi sifat-sifat Ku yang tidak dapat diungkap dengan tutur
kata bukanlah sifat-sifatmu dan tidak juga dari sifat-sifatmu.
Bila Aku
berbicara padamu dengan ucapan dan ibarat, tiada wewenang hukum memberikan
kunci pembuka; karena ibarat dan ucapan itu berbalik kepada dirimu sendiri.
Adapun bila Aku berbicara kepadamu tanpa ibarat, niscaya batu-batu dan
bata-bata akan bicara padamu. Dan engkau dalam kedudukan ini tinggal berkata
“Jadilah” maka “jadi”
118.
Ibaarat dan ucapan itu adalah rangkaian huruf, dan tidaklah huruf itu mempunyai
wewenang hukum apapun. Perkenalan Ku kepadamu melalui ibarat dan tutur kata
adalah persiapan untuk perkenalan yang tidak seisertai ibarat. Pemikiran-pemikiran
itu melaui huruf, dan lintasan-lintasan hati itu dari pemikiran, tetapi ingatan
kepada Ku yang murni adalah terpisah di balik huruf dan pemikiran.
119.
Yang nanti akan engkau temui di dalam kematianmu, ialah apa yang engkau alami di
kala hidupmu kini : Arti Ayat : “Barangsiapa selagi di dunia ini buta, maka
kelak di akhiratpun akan buta dan lebih sesat jalannya” (QS. Al Isra 17:72).
120.
Jangan menanyakan tentang makrifat Ku, dan jangan menanyakan tentang AKU.
Hendaklah engkau ketahui, bahwa tiadalah Aku diserupai oleh sesuatu pun (Laisa
Kamitslihi Syai’un).
121.
Jangan dihiraukan penaggilan selain panggilan Ku, sekalipun ia memanggilmu
berdalih ayat-ayat Ku. Jangan engkau hadiri sekalipun ia datang mengundangmu
dengan ayat-ayat Ku; karena sesungguhnya, segala sesuatu itu Aku ciptakan
memanggil pada diri masing-masing dan menghijab daripada Ku.
122.
Bulatkan tekadmu! Keraskan kemampuanmu paa Ku! Dengan Ku engkau akan kekal, dan
putuslah engkau darpadamu : Arti Ayat : Dan kepada Tuhanmulah hendaklah engkau
pusatkan kemauanmu (QS. Al Inssyirakh 94:8).
123.
Jika engkau serang hatimu, dan hatimu tidak membalas menyerang, maka engkau
benar-benar tergolong dari para arifin.
124.
Bagaimana para arifin tidak sedih sedangkan mereka melihat Aku meneropong
perbuatan buruknya dan Ku katakan : “Jadilah gambar agar dilihat oleh
pembuatnya”. Dan juga Ku katakan kepada perbuatan baiknya : “Jadilah lukisan
agar dilihat oleh pelukisnya”
125.
Timbanglah makrifatmu sebagaimana engkau menimbang penyesalanmu.
126.
Hati orang arif melihat keabadian, sedangkan matanya melihat ketentuan waktu.
127.
Katakan kepada para arifin! : “hendaklah kalian mendengar bukan hanya untuk
mengenal saja; Hendaklah kalian diam, dan bukan hanya untuk mengenal melulu!;
Sesungguhnya Ia mengenalkan diri Nya padamu sebagaimana engkau bermaqam di sisi
Nya.
128.
Katakanlah kepada hati orang-orang arif : Janganlah kalian keluar dari keadaan
kalian, sekalipun kalian sudah memberi petunjuk kepada siapa yang sesat. Apakah
kalian menghendaki kesesatan daripada Ku, lalu memberi petunjuk kepada Ku??
129.
Katakanlah “Ilahy” Aku memohon kepada Mu, dengan Engkau!.... sekedar
kesanggupan suatu permohonan, aku bermunajat dengan Mu, kepada kemurahan Mu!
130.
Wahai yang saling berselisih! Janganlah engkau mengharapkan (memperoleh)
petunjuk dari yang saling berselisih; Bila ia memberi petunjuk padamu, niscaya
engkau akan berhimpun bersamanya dan memadu satu tujuan; Dan bila ia tidak
memberi petunjuk padamu niscaya engkau akan berserakan terpecah belah, karena
engkau mengikuti perselisihan yang datang dari segalajurusan.
131.
Masih ketinggalan satu ilmu, berarti masih tinggal satu bahaya; masih tersisa
tambatan hati, berarti masih ditunggu satu bahaya; masih kurang lengkap suatu
akal pikiran, berarti masih ada bahaya yang menanti; masih ada suatu kemauan
keras atau kepiluan, berarti masih diintai bahaya.
132.
Huruf itu adalah satu penjuru dari beberapa penjuru iblis;
133.
Sesungguhnya engkau sudah melihat keabadian, dan tiadalah keabadian itu dapat
diuraikan dan diibaratkan.
·
Keabadian itu adalah satu sifat dari sifat-sifat Ku.
·
Keabadian itu telah bertasbih (mensucikan) demi untuk Ku.
Dari
tasbihnya, maka Ku ciptakan malam dan siang, dan keadaannya bagaikan tirai
penutup yang membentang bagi setiap hati dan segala rahasia-rahasia. Lalu Ku
pilih engkau, tirai siang Ku buka dan tabir malam Ku singkap supaya engkau
dapat melihat Ku.
Kuberikan
padamu daya, agar engkau mampu melihat terbelahnya langit, dan memandang
bagaimana Ku turunkan perintah Ku yang datangnya dari sisi Ku, laksana tibanya
siang dan datangnya malam”.
134.
Engkau telah mengenal Ku, dan mengenal ayat-ayat Ku.
Barangsiapa yang telah
mengenal ayat-ayat Ku, maka ia pun telah bebas lepas dari tanggungan alasan
apapun. Bila engkau sedang duduk, jadikanlah ayat-ayat Ku berdiri di sekatarmu;
dan jangan keluar jika engkau keluar, keluar pulalah engkau dari benteng Ku. (Yang
dimaksud dengan ayat adalah kamimat Tauhid).
135.
Adab sopan santun para wali-wali itu, ialah mereka tiada mengurusi sesuatu
dengan kemauan keras, sekalipun mereka mengetahui dengan tinjauan akal dan budi
luhurnya.
136.
Bila engkau di datangi oleh panggilan hatimudan engkau lengah tiada melihat Ku,
maka sesungguhnya engkau sudah dilambai oleh lidah api Ku, maka sebagaimana
yang dilakukan oleh para wali-wali Ku (orang-orang yang beriman dan bertakwa)
niscaya akan Ku perlakukan terhadap padamu sebagaimana layaknya Aku
memperlakukan para wali Ku, maka katakanlah :
“YA
Allah! Inilah malapetaka uji cobaan Mu! Maka ku harapkan kelembutan Mu,
terhadap padaku, dan limpahkanlah kasi sayang Mu, padaku”.
137.
Orang yang berdiri di hadirat Ku, melihat makrifat itu baikan arca-arca, dan
melihat ilmu bagaikan azlam (anak panah peramal nasib).
138.
Ilmu yang mantap tak berbeda dengan kejahilan yang mantap.
139.
Pembersih tubuh adalah air, dan pembersih hati adalah menundukan pandangan dari
siwa....... Ketahuilah! Bahwa hati yang tertambat pada siwa adalah najis, dapat
disucikan hanya dengan tobat.
140.
Hai hamba! Ynag membuat siwa hingga dapat nyata adalah Kau; yang memperlakukan
dan yang menggerakan adalah Aku; dia dtang dan pergi dikarenakan Aku.
“Tinggalkan dia! “Tetaplah di sisi Ku”, Kalau tidak! Maka tidak pula aku
memilihmu.... Siwa adalah tempat pertentangan, yang berlawanan, yang
berserakan, berbilang-bilang, bercerai berai..... Hanya Aku lah Yang Tunggal
tanpa lawan tanpa tantangan.
Selanjutnya 141- .
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :