بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah Kitab
“Fihi ma Fihi”
Cara
Yang Mengenal Dirinya – Yang Mengenal Tuhannya
EMPAT
BELAS
SETETES
AIR DARI SAMUDRA MAHA LUAS
Syeh
Ibrahim mengatakan, kapan pun saifuddin Farrukh melihat seseorang terpukul, dia
akan menyibukkan dirinya dengan mengatakan kepada orang lain, sementara
itu pemukulan tetap berlangsung. Di dalam perilaku ini, tidak seorang pun mampu
jadi perantara bagi orang yang sedang dihukum
Apa
pun yang engkau lihat di dunia ini adalah sebagaimana yang ada di dunia sana.
Tetapi hal dari di dunia sini hanyalah contoh yang diambil dari dunia sana. Apa
pun di dunia sini telah dibawa dari dunia sana. Tidak ada satu hal un,
melainkan Kami memiliki gudangnya, dan Kami tidak menyamaratakan setiap bagian,
semuanya dalam ketenetuan yang sudah ditetapkan (QS. 15 : 21).
Pedagang
kaki lima membawa nampan di atas kepalanya dengan berbagai macam jenis bumbu –
cabe rawit, bumbu masak, dan lain-lain.
Persediaannya
tidak terbatas, tetapi hanya ada ruang sedikit saja di atas nampan itu. Manusia
bagaikan pedagang atau toko tukang obat, yang memiliki daya tampung yang kecil.
Rasio, kecerdasan, kebajikan, dan pengetahuan dari gudang sifat Tuhan telah
ditempatkan di alam botol dan nampan untuk dijajakan di dunia sini sesuai
dengan daya tampungnya. Maka manusia melakukan penjajaan layaknya seorang
pedagang untuk Tuhan. Siang dan malam nampan terisi, dan kemudian engkau
mengosongkannya – atau menghamburkannya – agar engkau memperoleh untuk dari
hasil daganganmu.
Pada
siang hari engkau mengosongkan, dan pada malam hari mengisinya kembali. Sebagai
contoh, engkau lihat kecerahan mata. Di dunia sana terdapat begitu banyak
mata, contoh yang telah dikirimkan kepadamu dan alat yang engkau pergunakan
untuk melihat-lihat dunia. Ada pandangan yang lebih sejati daripada pandangan
di dunia sini, tetapi kemampuan manusia tidak bisa menampungnya. Seluruh sifat
itu benar di sini, di depan kami dalam persediaan yang tidak terbatas, di dalam
ketentuan yang sudah ditetapkan Kami Kami membagikannya dengan marata.
Bercerminlah
kemudian pada betapa banyak makhluk yang muncul, abad demi abad. “Laut” ini
penuh sesak oleh mereka, dan kemudian kosong lagi.
Pertimbangkan olehmu sebuah
“Gedung” apakah ini. Sekarang, semakin seseorang menyadari keberadaan “laut”,
semakin dia merasa kecewa dengan sekedar nampan. Pikirkan dunia ini sebagai koin
receh yang muncul dari percetakan uang dan kembali lagi kepadanya : Kami adalah
milik Tuhan, dan kepada-Nya kami pasti akan kembali (QS. 2 : 156). “Kami” di
sini berarti bahwa seluruh bagian dari kita muncul dari sana dan merupakan
contoh dari sana, dan segala sesuatu, besar kecil – juga binatang – akan
kembali ke sana. Benda muncul tiba-tiba di atas “nampan” ini dan mereka tidak
dapat muncul tanpa adanya “nampan” karena dunia sana itu halus dan tidak dapat
dilihat.
Kenapa
hal seperti terlihat aneh? Tidakkah engkau lihat betapa hembusan musim dingin
tampak dan mendesir melalui pepohonan, semak, bebungaan, dan tanaman
obat-obatan? Engkau lihat keindahan musim dingin dengan cara seperti itu,
tetapi saat engkau menguji hembusan itu engkau tidak melihat apa pun.
Hal
itu terjadi bukan karena petakan bunga semacam itu tidak berada di “dalam”
hembusan angin : Apakah tidak berasal dari cahayanya? Tidak, di dalam hembusan
angin terdapat aliran penampang bunga dan tumbuhan obat-obatan. Tetapi arus itu
terlalu halus untuk dapat dilihat kecuali mereka terungkap ke luar dari
kehalusannya amelalui sejumlah perantara.
Demikian
halnya, sifat itu tersembunyi ddi dalam manusia. Mereka tentu tidak jelas
kecuali melalui sejumlah perantara dalam dan luar, misalnya pidato,
perselisihan, peperangan, atau perdamaian. Engkau tidak dapat melihat sifat
manusia. Ketika engkau melihat pada dirimu dan tidak menemukan apa-apa,
pikirkan sendiri dirimu dan kau dapati bahwa dirimu hampa dari sifat itu.
Hal
itu bukan karena engkau telah berubah dari dirimu sebelumnya, tetapi karena ia
tidak terlihat di dalam dirimu. Ia seperti air di dalam lautan. Air tidak
datang ke laut kecuali melalui perantara awan, dan itu tidak nampak jelas
terlihat kecuali melalui gelombang. Gelombang adalah “peragian”, sehingga apa
yang ada di dalam dirimu menjadi terlihat. Sejauh laut masih ada, enkau tidak
akan melihat apa pun.
Tubuhmu berdiri di pantai, sedangkan jiwamu berada di
laut. Engkau tidak lihat betapa banyak ikan, ular, unggas, dan makhluk lain
datang tiada henti dari laut, memperlihatkan diri dan kemudian sekali lagi
menuju laut? Sifat-sifat kamu – seperti kemarahan, kecemburuan, kegairahan –
mucnul dari “laut” ini. Orang boleh berkata mereka “pecinta halus” Tuhan. Orang
tidak dapat melihat mereka kecuali melalui media peralatan “pakaian” verbal.
Ketika mereka “telanjang” mereka terlalu halus untuk dilihat.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :