بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Kitab al-Dalîl al-Kabîr:
Argumen Rasional tentang Keberadaan Tuhan
Kitab al-Dalîl al-Kabîr merupakan
salah satu dari empat risalah penting karya al-Qâsim yang membahas
secara mendalam tentang keberadaan Tuhan dan proses penciptaan alam
semesta. Tiga karya lainnya adalah Kitab al-Dalîl al-Shaghîr, Kitab
ar-Radd ‘ala al-Mulhid, dan Kitab at-Tawhîd. Keempat risalah ini
membentuk satu kesatuan pemikiran teologis yang menegaskan keesaan Tuhan
melalui pendekatan rasional. Dalam al-Dalîl al-Kabîr, al-Qâsim
mengembangkan argumen keteraturan (cosmological and teleological
arguments) sebagai dasar pembuktian bahwa alam semesta ini tidak mungkin
muncul dengan sendirinya tanpa adanya Pencipta Yang Maha Bijaksana.
Al-Qâsim memulai
risalahnya dengan mengajak pembaca merenungi realitas alam yang sarat
dengan keteraturan, keterpaduan, dan tujuan. Ia menegaskan bahwa segala
sesuatu yang diciptakan pasti ada penciptanya. Alam dengan segala
keindahan dan keteraturannya bukanlah hasil kebetulan, melainkan ciptaan
dari entitas yang memiliki kebijaksanaan, kemahakuasaan, dan
kehendak—yaitu Tuhan. Dalam argumennya, ia membagi dua tahap pembuktian:
pertama, bahwa alam ini memang diciptakan karena keberadaan tanda-tanda
keteraturan; dan kedua, bahwa pencipta dari alam ini hanya mungkin
Tuhan, sebab kesempurnaan ciptaan tidak mungkin berasal dari entitas
yang lemah atau acak.
Dalam
pengamatan al-Qâsim, tidak hanya keberadaan benda-benda langit dan bumi
yang menunjukkan tanda penciptaan, tetapi juga fungsi dan
keterpeliharaan alam membuktikan adanya perencanaan yang disengaja.
Angin yang berhembus menggerakkan kapal di lautan, cahaya matahari dan
bulan memandu perjalanan manusia siang dan malam, bahkan cahaya bintang
menjadi petunjuk dalam kegelapan malam. Semua itu, menurutnya, bukan
sekadar fenomena alam biasa, tetapi memiliki keterkaitan langsung dengan
kehendak Tuhan yang mengatur segala sesuatu untuk kemaslahatan manusia.
Lebih
lanjut, al-Qâsim menyebut bahwa pengkhususan bentuk, ukuran, waktu, dan
ruang dari satu unsur di alam ini—yang sejatinya bisa berbeda atau
tidak ada sama sekali—menunjukkan adanya kehendak aktif yang memilih dan
menentukan. Ketika suatu hal bisa terjadi dalam banyak kemungkinan, dan
ternyata hanya satu bentuk yang terwujud, maka itu merupakan bukti
adanya entitas yang melakukan takhshîsh (pengkhususan), yaitu Tuhan.
Menurutnya, kebutuhan seluruh unsur alam pada pengkhususan ini menjadi
bukti bahwa mereka adalah makhluk, dan bahwa Tuhan adalah satu-satunya
Zat yang memiliki kuasa untuk memilih dan menentukan segala sesuatu.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :