بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
 
  
  Menuntaskan Urusan Kehidupan Dunia 
 
Al-Harits Al-Muhasibi CELAKALAH
 engkau! Dunia hanyalah sebagai sarana untuk mendapat keselamatan di 
akhirat
Sebesar engkau mengerjakan amalan-amalan yang berat untuk dikerjakan 
karena Allah (lillah), engkau akan mendapat imbalannya… Sebesar engkau 
meninggalkan kemewahan dunia, engkau akan mendapat pahala.
Sesungguhnya orang-orang yang teguh
 (aljami’un) dapat menahan kepedihan-kepedihan (ahzan), sehingga dengan 
itu mereka akan mewarisi kebahagiaan abadi di akhirat. Masa tangisan 
mereka di dunia yang sangat lama… [digantikan] kebahagian mereka yang 
akan abadi di akhirat. Mereka menjalani penderitaan dan menghadapi 
masa-masa yang suit, lalu mereka pun memetik kesenangan dan kedamaian 
selama-lamanya.
Mereka menampik nafsu-nafsu syahwat karena Allah. Mereka mengharapkan
 bidadari-bidadari yang menahan pandangan, dan bersama-sama merayakannya
 dengan minum khamr. Sehingga mereka mendapatkan impian dan puncak 
kenikmatan.
Celakalah engkau! Janganlah berhenti menjalin hubungan dengan Tuhan 
Pelindungmu di ‘Tempat untuk beramal’ ini, jika tidak engkau akan rugi 
di dunia dan akhirat.
Celakalah engkau, wahai jiwa! Menangislah atas dosa-dosa yang pernah 
engkau lakukan pada masa-masa yang lalu, karena orang yang telah 
berhenti melakukannya akan meminta pertolongan dengan cucuran air mata 
kepada Yang dimintai ampunan, dengan harapan agar Dia mengasihinya.
Maka mulailah menangis dan meratap. Merataplah sebisamu, dengan 
demikian mudah-mudahan Dia akan tergerak oleh kasih-Nya atas cucuran air
 matamu, sehingga Dia akan menyelamatkanmu dan ketergelinciran 
(al-’atsrah), dan menyegerakan an-naqlah (perubahan keadaan)-mu.
Jika Dia mengasihanimu karena tangismu itu, mendengarkan 
keluhan-keluhan (syakwa) penyesalanmu, serta mengetahui ratapan dan 
kesenduanmu — pada saat yang sama Dia Maha mengetahui kesalahanmu yang 
menumpuk, maka engkau dapat mengharapkan agar Dia segera memberikan 
jalan keluar kepadamu, dan memindahkanmu ke maqam orang-orang yang 
mendapatkan perlindunganNya, dan maqam yang menerima kasih sayang berkat
 ketertundukan dan keluhan-keluhan terhadap-Nya.
Maka mulailah engkau dalam tangis dan ratapan, pengaduan dan 
perhitungan [akan dosa-dosa yang telah dilakukan, pent.], dengan memohon
 agar dihindarkan dari musibah yang seharusnya kau terima, dan 
berdoalah:
“Wahai Yang Maha Pengasih, wahai Yang Maha Penyayang, wahai Yang Maha
 Agung, wahai Yang Maha Mulia, Engkau telah menciptakanku dan telah 
menyempurnakan penciptaanku. Engkau telah mengasuhku dengan sebaik-baik 
pengasuhan kepadaku, hingga usiaku sampai batas usia baligh yang 
mendapatkan kewajiban dan-Mu untuk menjalankan amalan-amalan fardhu yang
 telah Engkau tetapkan secara tegas, dan usia yang telah mampu 
menjauhkan diri dari larangan yang Engkau berikan. [Namun,] aku belum 
mensyukuri nikmat-nikmat-Mu, aku tidak menunaikan hak-hak-Mu: maka aku 
pantas mendapatkan kemurkaan-Mu, dan aku telah berpaling dan menyimpang.
 Meskipun begitu, Engkau tidak melepaskan —atas alasan itu— 
perlindungan-Mu (sitruka) dan indahnya kebaikan-Mu dari aku.”
“Kemudian aku membiasakan diri sengaja berbuat maksiat kepada-Mu, 
namun Engkau tetap saja memperbanyak kebaikan (birr) dan kelembutan 
(luthf) kepadaku. Lalu, aku selalu menjauhi ridha-Mu, tapi Engkau tak 
memberi perhatian kecuali dengan kasih dan belas kasih-Mu. Aku 
menanggapi segala kebaikanMu dengan kelakuan-kelakuanku yang buruk. 
Engkau membalas setiap keburukanku dengan kebaikan-Mu.”
“Kemudian Engkau memberikan karunia kepadaku — dengan melihat lamanya
 kelalaianku, sehingga Engkau membangunkan aku dari tidur 
(ketidaksadaran) yang panjang, dan menyadarkan aku dari kelalaianku. Aku
 masih ingin mengukuhkan kalbuku [dalam dosa], tapi Engkau berkenan 
[mengampuninya] dengan tobat, sebagai taufiq (bimbingan) bagiku 
dari-Mu.”
“Setelah orang-orang mengetahui tobatku, aku menjadi lengah 
sampai-sampai Engkau mengembalikanku kepada kemewahan dunia, dan 
indahnya mendapat pujian dan manusia, serta peduli kepada pujian dan 
sanjungan dari mereka; lalu aku pun berdusta lagi. Aku berpura-pura 
kembali kepada-Mu dan aku bernasib malang sebagai balasan dari-Mu atas 
diriku.”
“Kemudian Engkau memberikan kesempatan bagiku belajar ilmu-ilmu atsar
 dan hafal al-Qur’an, lalu aku berbuat maksiat kepadaMu setelah beroleh 
ilmu dan keterangan yang jelas (al-bayan). Maksiat-maksiat kulakukan 
dalam bentuk aktivitas lahiriah dan pencarian akan faktor-faktor (asbab)
 kehidupan duniawi (ma’asy), dan perbuatan-perbuatan maksiatku berkedok 
ketaatan juga kedekatan kepadaMu, pada dua kondisi yang menimbulkan 
kemurkaan-Mu ini, segala hal yang mendekatkanku kepada-Mu, justru aku 
mencemarinya dengan sesuatu yang membuatku lebih jauh dari-Mu. Dengan 
apa saja yang membuatku berbuat maksiat kepada-Mu, aku sengaja 
mengundang kemurkaan-Mu. Betapa semakin besar kualitas dosaku, karena 
itu aku lakukan setelah adanya ilmu dan argumentasi jelas yang tak 
terbantahkan (al-burhan). Aku terpedaya oleh diriku sendiri untuk 
menutup-nutupi [keburukan-keburukanku] tatkala datang pujian yang indah 
dari seseorang, lalu aku menginginkan kehormatan dan kedudukan. Aku 
melakukannya terus-menerus dan pada akhirnya, aku merasa risau dengan 
jatuhnya kehormatan itu.”
“Aku adalah orang yang berbuat maksiat dalam kehidupanku di dunia 
ini. Aku orang yang bangkrut dan terampas [dan nikmatNya]. Bahkan aku 
orang yang mengagungkan dosa-dosa dan kesalahan. Bahkan juga, aku adalah
 orang yang sakit parah menuju kejatuhan [dalam gelimang dosa, pent.], 
seolah-olah aku sedang membuat jurang kebinasaanku sendiri.
Maka, celakalah aku, jika Rabb-ku benarbenar murka kepadaku… 
Kemalangan bagiku jika kemurkaan Allah menimpaku… Begitu pula, betapa 
menyesalnya jika Allah menetapkan padaku dengan kepastian bahwa aku 
tidak berada di sisi-Nya di surga… Celaka dan sangat menyedihkan jika 
Dia benar-benar menutup pintu-Nya dari aku, doaku tidak dapat terangkat 
menembus ke langit dan amalku [yang baik] tidak dapat naik kepadaNya.”
“Betapa lama kesedihan dan kepiluanku. Betapa panjang masa lelah dan 
letihku, jika Allah telah memutus hubunganku denganNya, maka seandainya 
Dia melenyapkan seluruh pencluduk langit dan bumi sebagai musibah 
bagiku, niscaya itu lebih dahsyat daripada lenyapnya sebagian dari 
mereka, sebagai rahmat atasku.”
“Celakalah aku dan tempatku kembali (ta’wili) kelak ... mungkin saja 
aku termasuk di antara musuh-musuh Allah, sedang aku tidak menyadarinya.
 Mungkin saja Dia telah menetapkan bahwa Dia tidak memalingkan aku 
selain memutuskan neraka menjadi tempat pembalasan sebagai ganti 
(munqalabi) kehidupan dunia, sehingga tidak ada [penghalang] antara aku 
dan kehinaan, kenistaan yang panjang dan kesedihan jika Dia tidak 
mengampuniku, hingga hari-hari menjelang ajalku telah hadir. Maka, saat 
kematianku telah datang, menyingkapkan sesuatu yang tersembunyi 
kepadaku, dan berita yang pasti mendatangiku.”
Betapa letih dan lemahnya diriku. Betapa malunya diriku. Betapa 
merana, dan betapa besarnya penyesalanku. Aku benar-benar rugi, ketika 
doaku ditolak dan Dia tidak peduli lagi terhadap pengaduanku.
Bagaimana Dia akan menolong orang yang dimurkai-Nya? Bagaimana mungkin Dia akan mengasihi orang yang dibenci-Nya?
Aku adalah orang yang lancang dan orang yang tidak melepaskan diri 
dari dosa-dosa. Aku adalah orang yang berlarut-larut dalam dosa yang 
tidak punya malu.
Celaka engkau, wahai jiwa! Di manakah dampak dari bacaan al-Qur’an? 
Di manakah itu makna-makna dan atsar-atsar yang telah engkau pelajari? 
Di manakah rasa syukurmu kepada Dia yang tidak engkau kenal dari-Nya 
selain kebaikan? Engkau malah lebih suka (ridha) dengan derajat (ahwal) 
bersama orang-orang yang tidak memiliki kearifan, dan berada pada maqam 
(manazil) orang-orang yang lalai (ghafihin), dan amal-amal orang fasik.
Celakalah engkau, hai jiwa! Bukankah semua kenikmatan itu dipisahkan,
 dan segala kemewahan itu hilang darimu? Perjalanan saat demi saat dan 
hari demi hari terus berlalu, berikut dengan kesalahan-kesalahan dan 
dosa-dosa yang di dalamnya, dan dosa-dosa itu masih melekat pada dirimu,
 dan itu telah berlalu dan terlanjur ... yang menyusul adalah 
pertangungjawaban (as-su’al)!
Maka demikianlah engkau menjalani hari-harimu, dengan apa yang 
terjadi pada sebagiannya dan konsekuensi-konsekuensinya (taba’at) yang 
masih tertinggal padamu… Berpalinglah, duhai jiwa, dari yang berlalu 
sementara namun akibat buruknya akan terus membekas. Demi Allah, rezeki 
dan ajal [penangguhan sampai saatnya kematian] tidak akan berguna 
bagimu, tidak pula dampak yang baik di dunia dan akhirat akan berpisah 
darimu.
Celakalah engkau! Panggillah Tuhanmu dengan suara yang menyedihkan 
dan dalamnya kalbu yang berkecamuk dan menyesal. Alirkanlah air matamu, 
dan memohonlah kepada-Nya sebagaimana laiknya permohonan orang yang 
ditimpa kesusahan.
Dan katakanlah: “Wahai Rabb dan maqam orang-orang yang merendahkan 
diri (al-mutadharri’) lagi kekurangan, yang tidak berdaya lagi amat 
membutuhkan yang binasa dalam keadaan tenggelam. Segerakanlah 
pertolongan-Mu kepadaku dan jalan keluar bagiku. Perlihatkanlah 
tanda-tanda rahmatMu. Jadikanlah aku dapat merasakan tanggapan berupa 
pemberian maaf dan ampunan (maghfirah) dari-Mu. Limpahkanlah kepadaku 
rezeki memahami besarnya keagunganMu. Ekstase spiritual dan 
kepedulian-Mu kepadaku. Kelegaan yang dapat menjadi pelipur dengan 
redanya hukuman-hukuman dari-Mu, serta kebahagiaan kalbu dari sisi-Mu 
dan keintiman (uns) kecintaan terhadap-Mu.
Maka, ubahlah kondisi-kondisi spiritualku (ahwal), dan palingkanlah 
kecenderungan-kecenderunganku. Jadikanlah ekstase (ladzdzah) yang 
kurasakan lebih tertuju pada ketulusan ber-mu’amalah dengan-Mu, lebih 
tertarik pada manisnya bermunajat, dan kelegaan untuk selalu percaya 
(tsiqat) kepadaMu.”
Silahkan Bagikan Artikel ini
 
 
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini. 
Related Posts :