بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah Al-Washaya li Ibn al-‘Arabi
Wasiat – Wasiat Ibn ‘Arabi
Penerjemah : Irwan Kurniawan
32.
WASIAT IHWAL MENYEMPURNAKAN WUDHU
Hendaklah engkau menyempurnakan
wudhu dalam keadaan yang tidak engkau sukai, yaitu ketika udara yang terasa
sangat dingin.
Berhati-hatilah engkau agar
jangan merasa nyaman dengan menggunakan air di saat udara panas, sehingga
engkau menyempurnakan wudhumu lantaran engkau merasa nyaman dengan menggunakan
air di saat udara panas.
Engkau mengira bahwa engkau termasuk di
antara orang-orang yang menyempurnakan wudhu demi ibadah, padahal engkau
menyempurnakan wudhumu hanya lantaran merasa nyaman disebabkan keadaan dan udara
yang sangat panas. Jika engkau menyempurnakan wudhumu di saat udara sangat
dingin, maka yang demikian itu adalah ibadah bagimu. Rasulullah saw., bersabda
: “Kebaikan itu adalah yang biasa dilakukan.” Milikilah niat itu di saat udara
sangat panas. Jika hawa nafsumu menguasai dirimu untuk menyempurnakan wudhumu
lantaran dengan itu engkau merasa nyaman, maka ketahuilah bahwa perasaan nyaman
di sini hanyalah sekedar untuk menolak dan menghilangkan rasa panas saja.
Niatkanlah hal itu untuk menolak
rasa panas dari dirimu. Dalam menolak bahaya dari dirimu, engkau diberi pahala. Tidaklah
engkau memperhatikan bagaimana Allah mengharamkan surga bagi orang yang bunuh
diri? Hak diri atas pemiliknya lebih besar ketimbang hak orang lain atas
dirinya.
Demikianlah pula, orang yang
menolak rasa sakit dari dirinya sendiri pun diberi pahala.
Dengan menyempurnakan wudhu dalam
keadaan yang tidak disukai, Allah mengangkat derajat hamba-Nya, dan menghapus
segala kesalahannya. Rasulullah saw;, bersabda : “Maukah aku kabarkan kepadamu
tentang sesuatu yang dengannya Allah menghapus segala kesalahan dan mengangkat
derajat? Yaitu menyempurnakan wudhu di saat yang tidak disukai.” Inilah
penghapus kesalahan. Inilah pembersih dan penyucian. Selanjutnya beliau
bersabda : “Dan memperbanyak langkah ke masjid.” Ini adalah pengangkat derajat.
Ia adalah jalan mendaki dan di saat berjalan kaki. Kemudian di akhir hadis itu,
beliau bersabda : “Dan menunggu salat setelah salat. Inilah ar-ribath. Itulah
ar-ribath. Itulah ar-ribath.” Ar-ribath adalah ketetapan yang mengikat sesuatu.
Dengan penantian itu, ia telah menetapkan dirinya. Karena itu, ia mengikat
salat itu dengan salat yagn dinanti dengan cara mendekati datangnya waktu agar
ia menunaikan salat pada waktunya. Adakah ketetapan yang lebih agung dari ini?
Sebab, satu hari terbagi ke dalam lima waktu salat. Dia selesai menunaikan satu
saalt karena ia telah menetapkan dirinya untuk mendekati datangnya waktu
yang lain sehingga berakhir satu hari itu dan kemudian datang hari lain.
Ini terjadi terus menerus
demikian sehingga – dalam suatu masa – tidak ada yang menghalangi waktu
menunaikan salat. Karena itu, Rasulullah saw., menegaskannya dengan mengucapkan
kalimat itu tiga kali.
Perhatikanlah pengetahuan
Rasulullah saw., ihwal berbagai hal, sehingga beliau menurunkan setiap amal di
dunia dalam kedudukannya di akhirat serta menetapkan hukumnya dan memberikan
haknya. Beliau menyebutkan wudhu, perjalanan dan penantian. Dan beliau
menyebutkan penghapusan, pengangkatan derajat, dan pengikatan sebanyak tiga
kali.
Ini menunjukkan kesaksiannya atas
tempat-tempat yang mengandung hikmah.
Dari sini dan yang serupa
dengannya, beliau bersabda ihwal dirinya sendiri : “Karena aku dianugerahi
perkataan-perkataan yang lengkap.”
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :