بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Misykat Al-Anwar
Allah Adalah Cahaya Langit dan Bumi
Tingkatan-tingkatan Cahaya-Cahaya
di Alam Malakut
Cahaya-cahaya langit yang
merupakan sumber cahaya-cahaya ke-bumi-an, sekiranya harus diurutkan sehingga
sebagiannya menyulut dari sebagiannya yang lain, tentunya yang lebih dekat
kepada sumber pertama lebih utama beroleh nama “cahaya”, sebab ia lebih tinggi
derajatnya. Adapun misal (alam kasat mata), tidaklah akan dimengerti oleh
seseorang kecuali dengan melihat cahaya bulan purnama yang menerobos lubang
angin sebuah rumah dan jatuh di atas sebuah cermin yang terpasang pada dinding
yang membiaskan cahaya itu pada dinding lain di hadapannya, lalu membiaskan
cahaya itu ke atas lantai sehingga meneranginya.
Tentunya Anda dapat mengetahui
bahwa cahaya yang berada di atas lantai itu berasal dari dinding, dan yang
berada di atas dinding berasal dari cermin, dan yang berada pada cermin berasal
dari bulan, dan yang berada pada bulan berasal dari matahari, sebab
daripadanyalah terpancar cahaya pada bulan. Keempat cahaya itu,
berturut-turut, sebagiannya lebih tinggi dan lebih sempurna dari sebagian yang
lainnya. Bagi masing-masing maqam (kedudukan) tertentu serta tingkatan khusus,
tak mungkin ada yang melampauinya.
Nah, ketahuilah bahwa telah
tersingkap bagi sebagian kalangan yang tercerahkan mata hatinya bahwa cahaya
malakut berturut-turut seperti itu pula, dan bahwa yang muqarrab (yang
didekatkan) ialah yang paling dekat kepada “Cahaya Terakhir”.
Oleh sebab itu, tidaklah mustahil
bahwa tingkatan Malaikat Israfil di atas tingkatan Jibril, dan bahwa di antara
mereka ada yang lebih dekat tingkatannya di hadirat Ketuhanan yang
merupakan “Sumber dar segala Cahaya semuanya”, dan ada pula yang lebih rendah.
Di antara mereka terdapat
tingkatan-tingkatan yang tak mungkin dapat dihitung. Hanya saja yang diketahui
ialah banyaknya jumlah mereka serta adanya urutan-urutan dalam saf-saf mereka,
dan bahwa mereka seperti yang mereka lukiskan sendiri ketika berkata :
“ ......... Masing-masing kami
memiliki maqam tertentu dan kami adalah makhluk-makhluk yang bersaf-saf dan
bertasbih (QS. Al-Shaffat 37 : 164 – 166).
Kembali Ke Bab satu
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :