بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Misykat Al-Anwar
Allah Adalah Cahaya Langit dan Bumi
Alam Syahadah dan Alam Malakut
Telah Anda ketahui kini, baha ada
dua macam mata, yakni lahiriah dan mata batiniah. Mata lahiriah dari alam
indriawi dan alam kasat mata (‘alam al-hiss was-syahadah), dan mata batiniah
dari alam yang lain, yaitu alam malaikat atau ‘alam malakut. Masing-masing mata
tersebut mempunyai “matahari” dan “cahaya” yang dengan kedua-duanya daya
penglihatannya menjadi sempurna. Untuk mata lahiriah, dari ‘alam syahadah (alam
kasat mata), yaitu matahari (yang dpat dicerap oleh indra). Untuk mata
batiniah, dari ‘alam malakut, yakni Al-Quran dan kitab-kitab Allah yang telah
diturunkan.
Bila hal ini telah tersingkap
secara sempurna bagi Anda, maka telah terbukalah sebuah pintu dari pintu-pintu
‘alam malakut. Dalam alam ini terdapat keajaiban-keajaiban yang amat
memesonakan yang akan membuat remehnya ‘alam syahadah di sampingnya.
Barang siapa belum bepergian ke ‘alam malakut dan tertinggal oleh kelemahannya
dalam dasar kehinaan ‘alam syahadah, maka ia masih dapat disebut sebagai hewan
yang terjauhkan dari kekhasan kemanuisaan.
Bahkan ia lebih sesat dari hewan,
sebab hewan memang tidak diberi sayap-sayap sebagai alat untuk terbang ke ‘alam
malakut ini. Itulah sebabnya Allah Swt., berfirman :
“mereka seperti binatang, bahkan
mereka lebih sesat lagi. Merekalah orang-orang yang lalai. (QS. Al-A’raf 7 :
179).
Ketahuilah pula bahwa kedudukan
‘alam syahadah bila didbandingkan dengan ‘alam malakut seperti kulit buah bila
dibandingkan dengan isinya, atau bentuk luar sesuatu dibandingkan dengan
ruhnya, atau kegelapan dibandingkan dengan cahaya, atau kerendahan dibandingkan
dengan ketinggian. Oleh karena itu, ‘alam malakut disebut juga alam atas, alam
ruhani, dan alam nurani (alam cahayani). Sebagai lawab katanya, ‘alam syahadah,
juga disebut alam bawah, alam jasmani, dan alam gelap.
Tapi janganlah
sekali-kali Anda mengira bahwa yang kami maksud dengan alam tinggi itu ialah
lelangit, sebab memang ia tinggi dan “di atas” dalam pemahaman sebagian
penghuni ‘alam syahadah dan alam indriawi, seperti juga ikut dipahami oleh
hewan-hewan.
Adapun seorang hamba Allah, yang
benar-benar menghambakan diri kepada-Nya, yang telah terbuka baginya
pintu-pintu malakut dan ia sendiri telah menjadi bagian dari ‘alam malakut itu,
maka bumi dan langit ini dalam pandangannya telah berubah menjadi sesuatu yang
lain. Bahkan segala sesuatu yang berada dalam lingkup indra dan khayal
(imajinasi) bukanlah menjadi bumi tempat tinggalnya lagi, termasuk pula langit
(samawi) serta segala sesuatu yang langitnya menjulang tinggi bagi indranya.
Inilah mi’raj (pendakian) pertama
bagi setiap orang yang ber-salik, yang memulai perjalanannya menghampiri
hadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Manusia adalah makhluk “yang dikembalikan
ke tempat yang paling rendah”, dan dari sana ia mendaki menuju alam tertinggi.
Adapun malaikat, mereka itu termasuk ‘alam malakut, menempel pada Hadirat
Al-Quds (Hadirat Kesucian Allah Swt.). Dari sana mereka menatap ke arah alam
bawah. Karena itu, Rasulullah Saw., pernah bersabda :
“Sesungguhnya Allah telah
mencipta makhluk-Nya dalam kegelapan, kemudian Dia limpahkan secercah cahaya
dari-Nya atas mereka.”
Sabda beliau pula :
“Ada malaikat-malaikat Allah yang
mengetahui tentang amal-amal manusia lebih dari pengetahuan mereka sendiri.”
Para nabi, apabila mi’raj mereka
telah mencapai ‘alam malakut, maka mereka telah sampai ke tempat pencapaian
terakhir, dan dapat menyaksikan sejumlah alam gaib. Sebabnya ialah :
siapa-siapa yang berada di ‘alam malakut pada hakikatnya ia berada di sisi
Allah yang di tangan-Nya tergenggam semua kunci gaib. Yakni, hanya dari
sisi-Nya semua penyebab adanya maujudat di ‘alam syahadah ini diturunkan,
dengan perkenan-Nya. Sebab, ‘alam syahadah adalah sebagian “bekas” atau
akibat dari ‘alam malakut, seperti hanya bayang-bayang dari seseorang atau buah
dari pohon yang berbuah, atau akibat dari suatu sebab. Maka dari itu,
kunci-kunci pengetahuan tentang “akibat” ialah pengetahuan tentang “sebab” yang
menimbulkannya. Berdasarkan hal itu, ‘alam syahadah adalah misal
(contoh) dari ‘alam malakut, seperti dalam uraian yang akan datang tentang
misykat, pelita dan pohon.
Sebelumnya, segala yang berasal dari sesuatu lainnya
tidak akan terlepas sama sekali dari kesamaan dan kemiripan dari sumbernya yang
asli, baik sedikit ataupun banyak. Hal ini merupakan lautan amat dalam, siapa
saja yang memiliki pengetahuan tentang hakikatnya, akan tersingkap bagian
hakikat tamsil-tamsil (perumpamaan-perumpamaan) Al-Quran, dengan mudah.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :