بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
HIKMAH 84-89
KARUNIA NIKMAT DARI ALLOH
84. "Apabila Allah memberi rezeki kepadamu berupa perasaan puas melakukan taat [ibadah] pada lahirmu, dan merasa cukup kaya Allah dalam hatimu, sehingga benar-benar tidak ada sandaran bagimu kecuali Allah. Maka ketahuilah bahwa Allah telah melimpahkan kepadamu nikmat lahir bathin".
Seorang hamba dituntut dua macam, yaitu menurut perintah Allah dan meninggalkan larangan pada lahirinya, dan bersandar serta berharap kepada Allah pada bathinnya. Karena itu siapa yang di beri rezeki oleh Allah demikian, berarti telah menerima karunia nikmat Allah lahir dan bathin.
85. "Sebaik-baik yang harus engkau minta dari Allah, ialah apa-apa yang Allah menyuruhmu".
Yakni sebaik-baik yang harus engkau minta kepada Allah supaya tetap iman, patuh, taat pada semua perintah dan larangan, istiqamah dalam pengabdian diri kehadirat Allah. Itulah sebaik-baik yang harus engkau minta, baik untuk dunia maupun untuk akhirat, sebab hanya itulah bahagia yang tiada bandingnya.
Karena itu sebaik-baik doa ialah:
"Ya Allah aku mohon kepada-Mu, ridha-Mu, dan surga, dan aku berlindung kepada-Mu dari murka-Mu dan api neraka".
86. "Sedih karena tidak dapat melakukan suatu amal ibadah yang disertai oleh rasa malas untuk melakukannya, itu suatu tanda bahwa ia terpedaya [tertipu] oleh syaitan".
Jika ketinggalan suatu amal kebaikan merasa sedih, tetapi bila mendapat kesempatan tidak segera melakukannya, maka itu suatu tanda telah dipermainkan oleh syaitan.
Bersabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:
"Sesungguh Allah menyukai pada tiap hati yang selalu berduka cita".
Abu Ali ad-Daqqad berkata:
"Seorang yang menyesal, dapat menempuh jalan menuju kepada Allah dalam waktu satu bulan, apa yang tidak dapat ditempuh oleh orang yang tidak menyesal dalam beberapa tahun. Karena itu termasuk dalam sifat utama bagi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Mutawashilul-ahzan, daa'imul fikir. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, selalu merasa berduka cita dan selalu berfikir [merenung]".
Rabiah al-Adawiyah mendengar seseorang berkata:
''Alangkah sedihnya".
Maka Rabiah berkata:
''Katakanlah, Alangkah sedikitnya rasa sedihku, sebab bila engkau benar-benar merasa sedih, tidak berkesempatan lagi untuk bersuka cita."
87. "Bukan orang arif itu, orang yang bila ia menunjuk sesuatu ia merasa bahwa Allah lebih dekat dari isyarat-Nya, tetapi orang arif itu ialah yang tidak mempunyai isyarat, karena merasa lenyap diri dalam wujud Allah, dan diliputi oleh pandangan [zuhud] kepada Allah".
Yakni, siapa yang masih mempunyai pandangan kepada sesuatu selain Allah, maka belum sempurna sebagai seorang [yang mengenal kepada Allah]. Tetapi seorang arif yang sesungguhnya, ialah yang merasakan kepalsuan sesuatu selain Allah, sehingga pandangannya tiada lain kecuali kepada Allah.
88. "Pengharapan yang sesungguhnya ialah yang disertai amal perbuatan kalau tidak demikian, maka itu hanya angan-angan [khayalan] belaka".
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Seorang yang sempurna akal ialah yang mengoreksi dirinya dan bersiap-siap untuk memghadapi maut, sedang orang bodoh ialah yang selalu menurutkan hawa nafsu dan mengharap berbagai macam harapan".
Ma'ruf al-Karkhi berkata:
"Mengharap surga tanpa amal perbuatan itu dosa, dan mengharap syafa'at tanpa sebab berarti tertipu, dan mengharap rahmat dari siapa yang tidak engkau taati perintahnya berarti bodoh".
Al-Hasan radhiyallahu 'anhu berkata:
"Sesungguhnya ada beberapa orang oleh angan-angan keinginan pengampunan, sehingga mereka keluar dari dunia [mati], sedang belum ada bagi mereka kebaikan sama sekali. Sebab mereka berkata: Kami baik sangka terhadap Allah. Padahal berdusta dalam pengakuan itu, sebab andaikan mereka baik sangka terhadap Allah, tentu baik pula perbuatannya. Al-Hasan lalu membacakan ayat Qur'an: Itulah persangkaanmu terhadap Tuhan telah membinasakan kamu, maka kamu termasuk orang-orang yang rugi".
Al-Hasan berkata: Wahai hamba Allah berhati-hatilah kamu dari angan-angan [khayalan] yang palsu, sebab itu sebagai jurang kebinasaan, kamu akan lalai karenanya. Demi Allah, tidak pernah Allah memberi pada seorang hamba kebaikan semata-mata karena angan-angan belaka, baik untuk dunia maupun untuk akhirat.
89. "Tujuan permintaan orang arif kepada Allah, hanya semoga dapat bersungguh-sungguh dalam kehambaan dan tetap dalam menunaikan kewajiban terhadap Tuhan".
Abu Madyan berkata:
"Jauh berbeda antara orang yang semangat keinginannya hanya bidadari dan gedung [surga], dengan orang yang keinginannya selalu bertemu kepada Tuhan yang menciptakan bidadari dan yang mempunyai gedung [surga]. Sungguh-sungguh dalam sifat kehambaan, ialah: Berakhlak dan beradab sebagai seorang yang patuh dan taat kepada tuannya".
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :