بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
(Mantiqu't-Thoir)
Musyawarah Burung
Faridu'd-Din Atthor
III. MUSYAWARAH BURUNG
7. Ayam Hutan
Ayam hutan lalu mendekat, cantik tetapi sombong. Tersipu-sipu ia bangkit
dari harta mutiaranya dalam pakaian fajar itu. Dengan mata berlingkar aku mati
atau menemukan batu-batu mulia itu darah dan paruh merah ia terbang sambil
sedikit menelengkan kepala, memakai ikat pinggang dan pedangnya.
Ia berkata, "Aku suka mengelana di antara reruntuhan karena aku
menyukai batu-batu mulia. Benda-benda itu telah menyalakan api di hatiku dan
ini membuat aku merasa puas. Bila aku dibakar keinginan untuk mendapatkannya,
kerikil-kerikil yang telah kutelan pun menjadilah seakan diwarnai darah. Tetapi
sering kudapati diriku di antara batu-batu dan api, tak berbuat apa-apa dan
bingung. O kawan-kawanku, lihat bagaimana aku hidup! Mungkinkah membangunkan
makhluk yang tidur di atas batu-batu dan menelan kerikil?
Hatiku luka karena seratus duka, sebab cintaku akan batu-batu mulia telah
menambatku ke gunung. Cinta akan benda-benda lain bersifat fana, sedang
kerajaan batu-batu permata itu kekal; batu-batu permata itu sari dari gunung
yang abadi. Dengan ikat pinggang dan pedangku aku senantiasa mencari intan,
namun aku masih harus menemukan zat yang lebih unggul sifataya dari batu-batu
mulia --bahkan mutiara pun tak seindah itu. Juga, jalan menuju
Simurgh
sulit, dan kakiku terikat pada batu-batu seakan kaki itu lekat di tanah liat.
Bagaimana mungkin aku berharap akan pergi dengan berani ke hadapan
Simurgh
yang besar, dengan tangan di kepala, kaki di lumpur? Biarlah Keluhuranku sudah
jelas, dan ia yang tak ikut serta dalam tujuanku ini tak perlu
diperhatikan."
Hudhud berkata, "O kau yang mengandung warna segala batu, kau
sedikit timpang dan memberikan alasan-alasan yang timpang pula. Darah hatimu
menodai cakar dan paruhmu dan usahamu mencari itu merendahkan martabat dirimu.
Apakah permata itu kalau bukan hanya batu-batu berwarna? Namun kesukaan akan
permata telah membuat hatimu mengeras beku. Tanpa warna-warna itu permata hanya
kerikil-kerikil kecil biasa; ia yang memiliki saripati tak akan meninggalkannya
demi gemerlap kulit luar semata. Carilah permata sejati yang bermutu murni dan
jangan merasa puas lagi dengan sebutir batu."
Cincin Sulaiman
Tak ada batu yang pernah setenar batu pada cincin Sulaiman, namun ini
sebutir batu yang amat bersahaja, tak lebih dari seperdelapan dinar beratnya.
Tetapi ketika Sulaiman membuat cap dari batu itu, seluruh dunia ada di bawah
perintahnya. Kekuasaannya dikukuhkan dan hukamnya meluas hingga ke ufuk jauh.
Meskipun angin membawa sabda-kehendaknya ke segala penjuru, Sulaiman hanya
mempunyai sebuah batu seberat seperdelapan dinar saja. "Karena kerajaan
dan kekuasaanku tergantung pada batu ini, maka mulai sekarang tak seorang pun
akan mempunyai kekuasaan sebesar ini.
Meskipun Sulaiman menjadi raja agung karena cap batu ini, namun benda inilah
pula yang memperlambat kemajuannya di jalan ruhani; maka ia pun sampai ke Sorga
Adin lima ratus tahun lebih kemudian dari nabi-nabi lain. Jika sebuah batu dapat
menimbulkan keadaan demikian pada Sulaiman, apa pula yang mungkin
ditimbulkannya pada makhluk semacam kau ini, Ayam Hutan yang malang? Jauhkan
hatimu dari permata biasa itu. Carilah permata asli dan jangan berhenti mencari
Jauhari Sejati.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :