بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
HIKMAH 45-47.
CAHAYA MATA HATI
45. "Sinar mata hati (albashiroh) itu dapat memperlihatkan dekatnya Allah kepadamu. Dan mata hati itu sendiri ('Ainul bashiroh) dapat memperlihatkan kepadamu ketiadaanmu karena wujud [adanya] Allah dan hakikat mata hati (Haqqul bashiroh)itulah yang menunjukkan kepadamu, hanya adanya Allah, bukan ketiadaanmu ['adam] dan bukan pula wujudmu."
Syu'aa 'ulbashirah yaitu cahaya akal. Ainul bashirah yaitu cahaya ilmu. Dan haqqul bashirah yaitu cahaya Ilahi. Maka orang-orang yang menggunakan akal mereka, masih merasa adanya dirinya dan dekatnya kepada Tuhan [yakni, Allah selalu meliputi dan mengurung mereka]. Sedang orang-orang yang menggunakan nurul ilmu merasa dirinya tidak ada jika dibanding dengan adanya Allah. Sedang ahli hakikat hanya melihat kepada Allah dan tidak melihat apapun di samping-Nya. Bukannya mereka tidak melihat adanya alam sekitarnya, tetapi karena alam sekitarnya itu tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhajat kepada Allah, maka adanya alam ini tidak menarik perhatian mereka, karena itu mereka menganggap bagaikan tidak ada.
46. "Telah ada Allah, dan tiada suatu di samping-Nya, dan Ia kini sebagaimana ada-Nya semula." Demikianlah contoh maqam fana', tiada melihat sesuatu kecuali Allah. Bagaikan seorang di dalam gedungnya, kemudian ia mengisi rumah dengan perabot dan boneka atau patung, lalu ditanya: 'Siapakah yang ada di dalam gedung itu?' Jawabnya: 'Hanya dia seorang', yakni semua boneka dan patung itu tidak dapat disebut sebagai temannya. Demikian pun orang ahli hakikat tidak melihat adanya sesuatu yang dapat disebut selain Allah 'Azza wa Jalla.
47. "Jangan menjadikan niat dan tujuanmu [hasrat dan harapanmu] kepada lainnya. Maka Tuhan yang maha pemurah itu tidak dapat di lampaui oleh sesuatu harapan [angan-angan].''
Perasaan yang mulia enggan membuka kebutuhan [hajat] -nya kepada orang yang tidak dermawan, dan tidak ada yang dermawan pada hakikat yang sebenarnya kecuali Allah Ta'ala. Junaid al-Baghdadi berkata: ''Dermawan [Al-Karim] itu ialah yang memberi kebutuhan seseorang sebelum diminta.'' Ada pula berpendapat: ''Dermawan [Al-Karim] ialah yang tidak pernah mengecewakan harapan orang yang berharap.'' Dermawan [Al-Karim] yaitu apabila berkuasa mema'afkan, dan bila berjanji menepati, dan bila memberi lebih memuaskan dari harapan, dan tidak memperdulikan tentang berapa banyak pemberiaannya, dan kepada siapa yang ia berikannya.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :