بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
HIKMAH 27-29
JANGAN MEMINTA DIPINDAH KAN DARI SATU MASALAH KE MASALAH LAINNYA
27-29."Jangan engkau meminta kepada Allah supaya dipindahkan dari suatu masalah kepada masalah yang lain, sebab sekiranya Allah menghendakinya tentu telah memindahkanmu, tanpa merobah keadaan yang terdahulu."
Dalam suatu hikayat: Ada seorang yang saleh, dia bekerja mencari nafkah dan beribadat dengan tekun, lalu ia berkata dalam hatinya: Andaikata aku bisa mendapatkan untuk tiap hari, dua potong roti, niscaya aku tidak susah bekerja dan melulu beribadat. Tiba-tiba ia tertimpa masalah dan terpidana, sehingga ia harus masuk penjara, dan tiap hari ia menerima dua potong roti, kemudian setelah beberapa lama ia merasa menderita dalam penjara, ia berpikir: Bagaimana sampai terjadi demikian ini? Tiba-tiba ia teringat dalam hatinya: Engkau minta dua potong roti, dan tidak minta keselamatan, maka Kami [Allah] menerima dan memberi apa yang engkau minta. Setelah itu ia memohon ampun dan membaca istighfar, maka seketika itu pula pintu penjara terbuka dan ia dibebaskan dari penjara. Sebab Allah menjadikan manusia dengan segala kebutuhannya, sehingga tidak perlu manusia merasa khawatir, ragu dan jemu terhadap sesuatu pemberian Allah, walaupun berbentuk penderitaan pada lahirnya, sebab hakikatnya nikmat besar bagi siapa yang mengetahui hakikatnya, sebab tidak ada sesuatu yang tidak muncul dari rahmat, karunia dan hikmah Allah subhanahu wata'ala.
28."Tiada kehendak dan semangat orang saleh [yang mengembara menuju kepada Allah] untuk berhenti ketika terbuka baginya sebagian yang ghaib, melainkan segera diperingatkan oleh suara hakikat. Bukan itu tujuan, dan teruslah mengembara berjalan menuju ke depan. Demikian pula tiada tampak baginya keindahan alam, melainkan diperingatkan oleh hakikatnya: Bahwa kami semata-mata sebagai ujian, maka janganlah tertipu hingga menjadi kafir."
Abu Hasan at-Tustary berkata: "Di dalam pengembaraan menuju kepada Allah jangan menoleh kepada yang lain, dan selalu ber-dzikir kepada Allah, sebagai benteng pertahananmu. Sebab segala sesuatu selain Allah, akan menghambat pengembaraanmu." Abu Hasan [Ali] asy-Syadzily radhiallahu anhu berkata: "Jika engkau ingin mendapat apa yang telah dicapai oleh wali Allah [waliyullah], maka hendaknya engkau mengabaikan semua manusia, kecuali orang-orang yang menunjukkan kepadamu jalan menuju Allah, dengan isyarat [teori] yang tepat atau perbuatan yang tidak bertentangan dengan Kitabullah dan Sunnaturrasul, dan abaikan dunia tetapi jangan mengabaikan sebagian untuk mendapat bagian yang lain, sebaliknya hendaknya engkau menjadi hamba Allah yang diperintah mengabaikan musuh-Nya. Apabila engkau telah dapat melakukan dua sifat itu, yakni: Mengabaikan manusia dan dunia, maka tetaplah tunduk kepada hukum ajaran Allah dengan Istiqamah dan selalu tunduk serta Istighfar." Pengertian keterangan ini: Agar engkau benar-benar merasakan sebagai hamba Allah dalam semua yang engkau kerjakan atau engkau tinggalkan, dan menjaga hati dan perasaan, jangan sampai merasa seolah-olah di dalam alam ini ada kekuasaan selain Allah, yakni bersungguh-sungguh dalam menanggapi dan memahami: "Tiada daya dan kekuatan sama sekali, kecuali dengan bantuan dan pertolongan Allah." Maka apabila masih merasa ada kekuatan diri sendiri berarti belum sempurna mengaku diri hamba Allah. Sebaliknya bila telah benar-benar mantap perasaan La haula wala Quwwata illa billah itu, dan tetap demikian beberapa lama, niscaya Allah membukakan untuknya pintu rahasia-rahasia yang tidak pernah di dengar dari manusia seisi alam.
29."Permintaanmu dari Allah mengandung pengertian menuduh Allah, khawatir tidak memberimu. Dan engkau memohon kepada Allah supaya mendekatkan dirimu kepada-Nya, berarti engkau masih merasa jauh dari pada-Nya."
Dan engkau memohon kepada Allah untuk mencapai kedudukan dunia dan akhirat, membuktikan tiada malunya engkau kepada-Nya, dan permohonanmu kepada sesuatu selain dari Allah menunjukkan engkau jauh dari pada-Nya. Permohonan seorang hamba kepada Allah terbagi dalam empat macam, dan kemudian kesemuanya itu tidak tepat bila diteliti dengan seksama dan mendalam. Permintaan kepada Allah mempunyai pengertian menuduh, sebab sekiranya ia percaya bahwa Allah akan memberi tanpa minta, ia tidak akan minta, disebabkan karena khawatir tidak diberi apa yang dibutuhkannya menurut pendapatnya, atau menyangka Allah melupakannya, dan lebih jahat lagi bila ia merasa berhak, tetapi oleh Allah belum juga diberi. Dan permintaanmu untuk taqarrub, menunjukkan bahwa engkau merasa ghaib dari pada-Nya. Sedang permintaanmu sesuatu dari kepentingan-kepentingan duniawi membuktikan tiada malunya engkau dari pada-Nya, sebab sekiranya engkau malu dari Allah tentu tidak merasa ada kepentingan bagimu selain mendekat kepada-Nya. Sedang bila engkau minta dari sesuatu selain Allah, membuktikan jauhmu dari pada-Nya, sebab sekiranya engkau mengetahui bahwa Allah dekat kepadamu, tentu engkau tidak akan meminta selain kepada-Nya. Kecuali permintaan yang semata-mata untuk menurut perintah Allah, karena hanya inilah yang benar.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :