221.
(Janganlah kamu nikahi) hai kaum muslimin, (wanita-wanita musyrik), maksudnya
wanita-wanita kafir (sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang beriman itu
lebih baik daripada wanita musyrik) walaupun ia merdeka. Sebab turunnya ayat ini
adalah berkenaan dengan celaan yang ditujukan kepada laki-laki yang menikahi
budak wanita dan menyanjung serta menyenangi laki-laki yang menikahi wanita
merdeka yang musyrik (walaupun ia menarik hatimu) disebabkan harta dan
kecantikannya. Ini dikhususkan bagi wanita yang bukan ahli kitab dengan ayat
"Dan wanita-wanita yang terpelihara di antara golongan ahli kitab". (Dan
janganlah kamu kawinkan) atau nikahkan (laki-laki musyrik), artinya laki-laki
kafir dengan wanita-wanita beriman (sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak
yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik walaupun ia menarik hatimu)
disebabkan harta dan ketampanannya. (Mereka itu) atau ahli syirik (mengajak ke
neraka) disebabkan anjuran mereka melakukan perbuatan membawa orang ke dalamnya,
hingga tidaklah baik kawin dengan mereka. (Sedangkan Allah mengajak) melalui
lisan para Rasul-Nya (ke surga serta ampunan), maksudnya amal perbuatan yang
menjurus kepada keduanya (dengan izin-Nya), artinya dengan kehendak-Nya, maka
wajiblah bagi kamu atau wali-walinya mengabulkan perkawinan (Dan dijelaskan-Nya
ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka beroleh peringatan) atau mendapat
pelajaran.
{
وَيَسْئَلُونَكَ عَنِ المحيض } أي الحيض أو مكانه ماذا يُفعل بالنساء فيه؟ { قُلْ
هُوَ أَذًى } قذر أو محله { فاعتزلوا النسآء } اتركوا وطأهنّ { فِي المحيض } أي
وقته أو مكانه {وَلاَ تَقْرَبُوهُنَّ} بالجماع { حتى يَطْهُرْنَ } بسكون الطاء
وتشديدها [ يطّهّرن ] والهاء وفيه إدغام التاء في الأصل في الطاء أي يغتسلن بعد
انقطاعه { فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ } بالجماع { مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ
الله } وبتجنبه في الحيض وهو القُبُل ولا تعدوه إلى غيره {إِنَّ الله يُحِبُّ} يثيب
ويكرم { التوابين } من الذنوب { وَيُحِبُّ المتطهرين } من
الأقذار
222.
(Mereka bertanya kepadamu tentang haid), maksudnya haid atau tempatnya dan
bagaimana memperlakukan wanita padanya. (Katakanlah, "Haid adalah suatu kotoran)
atau tempatnya kotoran, (maka jauhilah wanita-wanita), maksudnya janganlah
bersetubuh dengan mereka (di waktu haid) atau pada tempatnya (dan janganlah kamu
dekati mereka) dengan maksud untuk bersetubuh (sampai mereka suci). 'Yathhurna'
dengan tha baris mati atau pakai tasydid lalu ha', kemudian pada ta' asalnya
diidgamkan kepada tha' dengan arti mandi setelah terhentinya. (Apabila mereka
telah suci maka datangilah mereka) maksudnya campurilah mereka (di tempat yang
diperintahkan Allah kepadamu) jauhilah di waktu haid, dan datangilah di bagian
kemaluannya dan jangan diselewengkan kepada bagian lainnya. (sesungguhnya Allah
menyukai) serta memuliakan dan memberi (orang-orang yang bertobat) dari dosa
(dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri) dari kotoran.
{
نِسَآؤُكُمْ حَرْثٌ لَّكُمْ } أي محل زرعكم الولد { فَأْتُواْ حَرْثَكُمْ } أي محله
وهو القبل { أنى } أي كيف { شِئْتُمْ } من قيام وقعود واضطجاعِ وإقبال وإدبار . نزل
ردّاً لقول اليهود من أتى امرأته في قبلها من جهة دبرها جاء الولد أحول
{وَقَدّمُواْلأَنفُسِكُمْ} العمل الصالح كالتسمية عند الجماع { واتقوا الله } في
أمره ونهيه { واعلموا أَنَّكُم ملاقوه } بالبعث فيجازيكم بأعمالكم { وَبَشِّرِ
المؤمنين } الذين اتقوه بالجنة
223.
(Istri-istrimu adalah tanah persemaian bagimu), artinya tempat kamu membuat
anak, (maka datangilah tanah persemaianmu), maksudnya tempatnya yaitu pada
bagian kemaluan (bagaimana saja) dengan cara apa saja (kamu kehendaki) apakah
sambil berdiri, duduk atau berbaring, baik dari depan atau dari belakang. Ayat
ini turun untuk menolak anggapan orang-orang Yahudi yang mengatakan, "Barang
siapa yang mencampuri istrinya pada kemaluannya tetapi dari arah belakangnya
(pinggulnya), maka anaknya akan lahir bermata juling. (Dan kerjakanlah untuk
dirimu) amal-amal saleh, misalnya membaca basmalah ketika bercampur (dan
bertakwalah kepada Allah) baik dalam perintah maupun dalam larangan-Nya (dan
ketahuilah bahwa kamu akan menemui-Nya kelak) yakni di saat berbangkit, Dia akan
membalas segala amal perbuatanmu. (Dan sampaikanlah kabar gembira kepada
orang-orang yang beriman) yang bertakwa kepada-Nya, bahwa mereka akan memperoleh
surga.
{ وَلاَ
تَجْعَلُواْ الله } أي الحلف به { عُرْضَةً } علة مانعة { لأيمانكم } أي نُصْباً
لها بأن تكثروا الحلف به { أن } لا { تَبَرُّواْ وَتَتَّقُواْ } فتُكْرَه اليمين
على ذلك ويسن فيه الحنث ويكفِّر بخلافها على فعل البر ونحوه فهي طاعة {
وَتُصْلِحُواْ بَيْنَ الناس } المعنى لا تمتنعوا من فعل ما ذكر من البر ونحوه إذا
حلفتم عليه بل ائتوه وكفروا لأن سبب نزولها الامتناع من ذلك { والله سَمِيعٌ }
لأقوالكم { عَلِيم } بأحوالكم
224.
(Janganlah kamu jadikan Allah), artinya sewaktu bersumpah dengan-Nya (sebagai
sasaran) atau penghalang (bagi sumpah-sumpahmu) yang mendorong kamu (untuk)
tidak (berbuat baik dan bertakwa). Maka sumpah seperti itu tidak disukai, dan
disunahkan untuk melanggarnya lalu membayar kafarat. Berbeda halnya dengan
sumpah untuk berbuat kebaikan, maka itu termasuk taat (serta mendamaikan di
antara manusia), maksud ayat, jangan kamu terhalang untuk membuat kebaikan yang
disebutkan dan lain-lainnya itu jika terlanjur bersumpah, tetapi langgarlah dan
bayarlah kafarat sumpah, karena yang menjadi asbabun nuzulnya ialah tidak mau
melanggar sumpah yang telah diikrarkannya. (Dan Allah Maha Mendengar)
ucapan-ucapanmu (lagi Maha Mengetahui) keadaan-keadaanmu.
{ لاَّ
يُؤَاخِذُكُمُ الله باللغو } الكائن { فِى أيمانكم } وهو ما يسبق إليه اللسان من
غير قصد الحلف نحو والله ، وبلى والله فلا إثم عليه ولا كفارة { ولكن يُؤَاخِذُكُم
بِمَا كَسَبَتْ قُلُوبُكُمْ } أي قصدته من الإيمان إذا حنثتم { والله غَفُورٌ } لما
كان من اللغو {حَلِيمٌ} بتأخير العقوبة عن مستحقها
225.
(Allah tidaklah menghukum kamu disebabkan sumpah kosong), artinya yang tidak
dimaksud (dalam sumpah-sumpahmu) yakni yang terucap dari mulut tanpa sengaja
untuk bersumpah, misalnya, "Tidak, demi Allah!" Atau "Benar, demi Allah!" Maka
ini tidak ada dosanya serta tidak wajib kafarat. (Tetapi Allah akan menghukum
kamu disebabkan sumpah yang disengaja oleh hatimu), artinya kamu sadari bahwa
itu sumpah yang tidak boleh dilanggar. (Dan Allah Maha Pengampun) terhadap
hal-hal yang tidak disengaja (lagi Maha Penyantun) hingga sudi menangguhkan
hukuman terhadap orang yang akan menjalaninya.
{ لّلَّذِينَ
يُؤْلُونَ مِن نّسَائِهِمْ } أي يحلفون أن لا يجامعوهن { تَرَبُّصُ } انتظار {
أَرْبَعَةِ أَشْهُرٍ فَإِن فَآءُو } رجعوا فيها أو بعدها عن اليمين إلى الوطء {
فَإِنَّ الله غَفُورٌ } لهم ما أتوه من ضرر المرأة بالحلف { رَّحِيمٌ }
بهم
226.
(Bagi orang-orang yang melakukan ila` terhadap istri-istri mereka), artinya
bersumpah tidak akan mencampuri istri-istri mereka, (diberi tangguh) atau
menunggu (selama empat bulan. Jika mereka kembali), maksudnya rujuk dari sumpah
untuk mencampuri, baik waktu itu atau sesudahnya, (maka sesungguhnya Allah Maha
Pengampun) kepada mereka yang telah membuat istri-istrinya menderita disebabkan
sumpahnya, (lagi Maha Penyayang) terhadap mereka.
{ وَإِنْ
عَزَمُواْ الطلاق } أي عليه بأن لا يفيئوا فليوقعوه { فَإِنَّ الله سَمِيعٌ }
لقولهم {عَلِيمٌ} بعزمهم المعنى ليس لهم بعد تربص ما ذكر إلا الفيئة أو
الطلاق
227.
(Dan sekiranya mereka berketetapan hati untuk talak), artinya tak mau kembali,
maka mereka harus menjatuhkannya, (karena sesungguhnya Allah Maha Mendengar)
ucapan mereka (lagi Maha Mengetahui), maksud atau tekad mereka. Jadi maksudnya;
setelah menunggu selama empat bulan tidak ada lagi kesempatan terbuka bagi
mereka, kecuali kembali atau menjatuhkan talak.
{والمطلقات
يَتَرَبَّصْنَ} أي لينتظرن {بِأَنفُسِهِنَّ} عن النكاح {ثلاثة قُرُوء} تمضي من حين
الطلاق ، جمع قرء بفتح القاف ، وهو الطهر أو الحيض قولان وهذا في المدخول بهن أما
غيرهن فلا عدّة عليهن لقوله : {فما لكم عليهن من عدّة} [49 : 33] وفي غير الآيسة
والصغيرة فعدّتهن ثلاثة أشهر والحوامل فعدّتهن أن يضعن حملهن كما في (سورة الطلاق)
[4 : 65] والإماء فعدّتهن قرءان بالسنة {وَلاَ يَحِلُّ لَهُنَّ أَن يَكْتُمْنَ مَا
خَلَقَ الله فِى أَرْحَامِهِنَّ} من الولد أو الحيض {إِن كُنَّ يُؤْمِنَّ بالله
واليوم الأخر وَبُعُولَتُهُنَّ} أزواجهن { أَحَقُّ بِرَدِّهِنَّ } بمراجعتهن ولو
أبين {فِي ذلك} أي في زمن التربص {إِنْ أَرَادُواْ إصلاحا} بينهما لإِضرار المرأة
وهو تحريض على قصده لا شرط لجواز الرجعة وهذا في الطلاق الرجعي (وأحق) لا تفضيل فيه
إذ لا حق لغيرهم في نكاحهن في العدّة {وَلَهُنَّ} على الأزواج {مِثْلُ الذى} لهم
{عَلَيْهِنَّ} من الحقوق {بالمعروف} شرعاً من حسن العشرة وترك لإضرار ونحو ذلك
{وَلِلرّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ} فضيلة في الحق من وجوب طاعتهن لهم لما ساقوه
من المهر والإنفاق {والله عَزِيزٌ} في ملكه {حَكِيمٌ} فيما دبره
لخلقه
228.
(Dan wanita-wanita yang ditalak hendaklah menunggu) atau menahan (diri mereka)
dari kawin (selama tiga kali quru') yang dihitung dari mulainya dijatuhkan
talak. Dan quru' adalah jamak dari qar-un dengan mematahkan qaf, mengenai hal
ini ada dua pendapat, ada yang mengatakannya suci dan ada pula yang
mengatakannya haid. Ini mengenai wanita-wanita yang telah dicampuri. Adapun
mengenai yang belum dicampuri, maka tidak ada idahnya berdasarkan firman Allah,
"Maka mereka itu tidak mempunyai idah bagimu. Juga bukan lagi wanita-wanita yang
terhenti haidnya atau anak-anak yang masih di bawah umur, karena bagi mereka
idahnya selama tiga bulan. Mengenai wanita-wanita hamil, maka idahnya adalah
sampai mereka melahirkan kandungannya sebagaimana tercantum dalam surah
At-Thalaq, sedangkan wanita-wanita budak, sebagaimana menurut hadis, idah mereka
adalah dua kali quru' (Dan mereka tidak boleh menyembunyikan apa yang telah
diciptakan Allah pada rahim-rahim mereka) berupa anak atau darah haid, (jika
mereka beriman kepada Allah dan hari akhir. Dan suami-suami mereka) (lebih
berhak untuk merujuk mereka) sekalipun mereka tidak mau dirujuk (di saat
demikian), artinya di saat menunggu itu (jika mereka menghendaki perbaikan)
sesama mereka dan bukan untuk menyusahkan istri. Ini merupakan dorongan bagi
orang yang berniat mengadakan perbaikan dan bukan merupakan syarat
diperbolehkannya rujuk. Ini mengenai talak raj`i dan memang tidak ada orang yang
lebih utama daripada suami, karena sewaktu masih dalam idah, tidak ada hak bagi
orang lain untuk mengawini istrinya. (Dan para wanita mempunyai) dari para
suaminya (hak-hak yang seimbang) dengan hak-hak para suami (yang dibebankan
kepada mereka) (secara makruf) menurut syariat, baik dalam pergaulan
sehari-hari, meninggalkan hal-hal yang akan mencelakakan istri dan lain
sebagainya. (Akan tetapi pihak suami mempunyai satu tingkat kelebihan) tentang
hak, misalnya tentang keharusan ditaati disebabkan maskawin dan belanja yang
mereka keluarkan dari kantong mereka. (Dan Allah Maha Tangguh) dalam
kerajaan-Nya, (lagi Maha Bijaksana) dalam rencana-Nya terhadap
hak-hak-Nya.
{الطلاق} أي
التطليق الذي يراجع بعده {مَرَّتَانِ} أي اثنتان {فَإِمْسَاكٌ} أي فعليكم إمساكهن
بعده بأن تراجعوهن {بِمَعْرُوفٍ} من غير ضرار {أَوْ تَسْرِيحٌ} أي إرسال لهن
{بإحسان وَلاَ يَحِلُّ لَكُمْ} أيها الأزواج {أَن تَأخُذُواْ مِمَّا
ءّاتَيْتُمُوهُنَّ} من المهور {شَيْئاً} إذا طلقتموهن {إِلاَّ أَن يَخَافَا} أي
الزوجان {أنْ} {لا يُقِيمَا حُدُودَ اللّهِ} أي لا يأتيا بما حدّه لهما من الحقوق ،
وفي قراءة (يُخُافا) بالبناء للمفعول (فإن لا يقيما) بدل اشتمال من الضمير فيه ،
وقرىء بالفوقانية في الفعلين {إلأّ أن تخافا لا تقيما} {فَإِنْ خِفْتُمْ} {أنْ} {لا
يُقيما حُدُودَ اللّهِ فَلا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا فِيمَا افْتَدَتْ بِهِ} نفسها من
المال ليطلقها أي لا حرج على الزوج في أخذه ولا الزوجة في بذله {تِلْكَ} الأحكام
المذكورة {حُدُودُ الله فَلاَ تَعْتَدُوهَا وَمَن يَتَعَدَّ حُدُودَ الله
فَأُوْلَئِكَ هُمُ الظالمون}
229.
(Talak) atau perceraian yang dapat kembali rujuk itu (dua kali) (setelah itu
boleh memegang mereka) dengan jalan rujuk (secara baik-baik) tanpa menyusahkan
mereka (atau melepas), artinya menceraikan mereka (dengan cara baik pula. Tidak
halal bagi kamu) hai para suami (untuk mengambil kembali sesuatu yang telah kami
berikan kepada mereka) berupa mahar atau maskawin, jika kamu menceraikan mereka
itu, (kecuali kalau keduanya khawatir), maksudnya suami istri itu (tidak dapat
menjalankan hukum-hukum Allah), artinya tidak dapat melaksanakan
kewajiban-kewajiban yang telah digariskan-Nya. Menurut satu qiraat dibaca
'yukhaafaa' secara pasif, Sedangkan 'an laa yuqiimaa' menjadi badal isytimal
bagi dhamir yang terdapat di sana. Terdapat juga bacaan dengan baris di atas
pada kedua fi`il tersebut. (Jika kamu merasa khawatir bahwa mereka berdua tidak
dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidaklah mereka itu berdosa mengenai
uang tebusan) yang dibayarkan oleh pihak istri untuk menebus dirinya, artinya
tak ada salahnya jika pihak suami mengambil uang tersebut begitu pula pihak
istri jika membayarkannya. (Itulah), yakni hukum-hukum yang disebutkan di atas
(peraturan-peraturan Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barang siapa yang
melanggar peraturan-peraturan Allah, maka merekalah orang-orang yang
aniaya).
{فَإِن طَلَّقَهَا} الزوج بعد
الثنتين {فَلاَ تَحِلُّ لَهُ مِن بَعْدُ} بعد الطلقة الثالثة {حتى تَنْكِحَ} تتزوّج
{زَوْجًا غَيْرَهُ} ويطأها كما في الحديث الذي رواه الشيخان {فَإِن طَلَّقَهَا} أي
الزوج الثاني {فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِمَا} أي الزوجة والزوج الأول {أَن
يَتَرَاجَعَا} إلى النكاح بعد انقضاء العدة {إِن ظَنَّا أَن يُقِيمَا حُدُودَ الله
وَتِلْكَ} المذكورات {حُدُودُ الله يُبَيّنُهَا لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ}
يتدبرون
230.
(Kemudian jika ia menceraikannya lagi), maksudnya si suami setelah talak yang
kedua, (maka wanita itu tidak halal lagi baginya setelah itu), maksudnya setelah
talak tiga (hingga dia kawin dengan suami yang lain) serta mencampurinya
sebagaimana tersebut dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
(Kemudian jika ia menceraikannya pula) maksudnya suaminya yang kedua, (maka
tidak ada dosa bagi keduanya), maksudnya istri dan bekas suami yang pertama
(untuk kembali) pada perkawinan mereka setelah berakhirnya idah, (jika keduanya
itu mengira akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah), maksudnya semua
yang telah disebutkan itu (peraturan-peraturan Allah yang dijelaskan-Nya kepada
kaum yang mau mengetahui) atau merenungkan.
{وَإِذَا
طَلَّقْتُمُ النساء فَبَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ} قاربن انقضاء عدّتهن
{فَأَمْسِكُوهُنَّ} بأن تراجعوهن {بِمَعْرُوفٍ} من غير ضرار {أَوْ سَرّحُوهُنَّ
بِمَعْرُوفٍ} اتركوهن حتى تنقضي عدّتهن {وَلاَ تُمْسِكُوهُنَّ} بالرجعة {ضِرَارًا}
مفعول له {لِّتَعْتَدُواْ} عليهن بالإلجاء إلى الافتداء والتطليق وتطويل الحبس
{وَمَن يَفْعَلْ ذلك فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهُ} بتعريضها إلى عذاب الله {وَلاَ
تَتَّخِذُواْ آيات الله هُزُوًا} مهزوءاً بها بمخالفتها {واذكروا نِعْمَةَ الله
عَلَيْكُمْ} بالإسلام {وَمَا أَنزَلَ عَلَيْكُم مّنَ الكتاب} القرآن {والحكمة} ما
فيه من الأحكام {يَعِظُكُمْ بِهِ} بأن تشكروها بالعمل بِهِ {واتقوا الله واعلموا
أَنَّ الله بِكُلّ شَىْءٍ عَلِيمٌ} لا يخفى عليه شيء
231.
(Apabila kamu menceraikan istri-istri, lalu sampai idahnya), maksudnya dekat
pada berakhir idahnya (maka peganglah mereka), artinya rujuklah kepada mereka
(secara baik-baik) tanpa menimbulkan kesusahan bagi mereka (atau lepaskanlah
secara baik-baik pula), artinya biarkanlah mereka itu sampai habis idah mereka.
(Janganlah kamu tahan mereka itu) dengan rujuk (untuk menimbulkan kesusahan)
berfungsi sebagai maf`ul liajlih (sehingga menganiaya mereka) sampai mereka
terpaksa menebus diri, minta cerai dan menunggu lama. (Barang siapa melakukan
demikian, berarti ia menganiaya dirinya) dengan menghadapkannya pada siksaan
Allah (dan janganlah kamu jadikan ayat-ayat Allah sebagai permainan), artinya
berolok-olok dengan melanggarnya (dan ingatlah nikmat Allah kepadamu), yakni
agama Islam (dan apa-apa yang telah diturunkan-Nya padamu berupa Kitab) Alquran
(dan hikmah) artinya hukum-hukum yang terdapat padanya (Allah memberimu
pengajaran dengannya) agar kamu bersyukur dengan mengamalkannya (Dan bertakwalah
kamu kepada Allah serta ketahuilah bahwa Allah mengetahui segala sesuatunya)
hingga tidak satu pun yang tersembunyi bagi-Nya.
{وَإِذَا
طَلَّقْتُمُ النساء فَبَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ} انقضت عدتهن {فَلاَ تَعْضُلُوهُنَّ}
خطاب للأولياء أي تمنعوهن من {أَن يَنكِحْنَ أزواجهن} المطلقين لهن ، لأن سبب
نزولها أن أخت معقل بن يسار طلقها زوجها فأراد أن يراجعها فمنعها معقل بن يسار ،
كما رواه الحاكم {إِذَا تراضوا} أي الأزواج والنساء {بَيْنَهُم بالمعروف} شرعاً
{ذلك} النهي عن العضل {يُوعَظُ بِهِ مَن كَانَ مِنكُمْ يُؤْمِنُ بالله واليوم
الأخر} لأنه المنتفع به {ذلكم} أي ترك العَضْل {أزكى} خير {لَّكُمْ وَأَطْهَرُ} لكم
ولهم لما يُخْشَى على الزوجين من الريبة بسبب العلاقة بينهما {والله يَعْلَمُ} ما
فيه المصلحة {وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ} ذلك فاتبعوا أمره
232.
(Apabila kamu menceraikan istri-istrimu lalu sampai idahnya), maksudnya habis
masa idahnya, (maka janganlah kamu halangi mereka itu) ditujukan kepada para
wali agar mereka tidak melarang wanita-wanita untuk (untuk rujuk dengan
suami-suami mereka yang telah menceraikan mereka itu). Asbabun nuzul ayat ini
bahwa saudara perempuan dari Ma`qil bin Yasar diceraikan suaminya, lalu suaminya
itu hendak rujuk kepadanya, tetapi dilarang oleh Ma`qil bin Yasar, sebagaimana
diriwayatkan oleh Hakim (jika terdapat kerelaan), artinya kerelaan suami istri
(di antara mereka secara baik-baik), artinya menurut syariat. (Demikian itu),
yakni larangan menghalangi itu (dinasihatkan kepada orang-orang yang beriman di
antara kamu kepada Allah dan hari yang akhir). Karena hanya mereka sajalah yang
mengerti nasihat ini (Itu), artinya tidak menghalangi (lebih suci) lebih baik
(bagi kamu dan lebih bersih) baik bagi kamu maupun bagi mereka karena
dikhawatirkan kedua belah pihak bekas suami istri akan melakukan hubungan gelap,
mengingat kedua belah pihak sudah saling cinta dan mengenal. (Dan Allah
mengetahui) semua maslahat (sedangkan kamu tidak mengetahui yang demikian itu),
maka mohonlah petunjuk dan ikutilah perintah-Nya.
{والوالدات
يُرْضِعْنَ} أي ليرضعن {أولادهن حَوْلَيْنِ} عامين {كَامِلَيْنِ} صفة مؤكِّدة ذلك
{لِمَنْ أَرَادَ أَن يُتِمَّ الرضاعة} ولا زيادة عليه {وَعلَى المولود لَهُ} أي
الأب {رِزْقُهُنَّ} إطعام الوالدات {وَكِسْوَتُهُنَّ} على الإرضاع إذا كن مطلقات
{بالمعروف} بقدر طاقته {لاَ تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلاَّ وُسْعَهَا} طاقتها {لاَ
تُضَآرَّ والدة بِوَلَدِهَا} أي بسببه بأن تُكْرَهَ على إرضاعه إذا امتنعت {وَلاَ}
يضار {مَوْلُودٌ لَّهُ بِوَلَدِهِ} أي بسببه بأن يكلف فوق طاقته وإضافة (الولد) إلى
كل منهما في الموضعين للاستعطاف {وَعَلَى الوارث} أي وارث الأب وهو الصبي أي على
وليه في ماله {مِثْلُ ذلك} الذي على الأب للوالدة من الرزق والكسوة {فَإِنْ
أَرَادَا} أي الوالدان {فِصَالاً} فطاماً له قبل الحولين صادراً {عَن تَرَاضٍ}
اتفاق {مِّنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ} بينهما لتظهر مصلحة الصبي فيه {فَلاَ جُنَاحَ
عَلَيْهِمَا} في ذلك {وَإِنْ أَرَدتُّم} خطاب للآباء {أَن تَسْتَرْضِعُواْ أولادكم}
مراضع غير الوالدات {فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ} فيه {إِذَا سَلَّمْتُم} إليهن {مَّآ
ءَاتَيْتُم} أي أردتم إيتاءه لهن من الأجرة {بالمعروف} بالجميل كطيب النفس {واتقوا
الله واعلموا أَنَّ الله بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ} لا يخفى عليه شيء
منه
233.
(Para ibu menyusukan), maksudnya hendaklah menyusukan (anak-anak mereka selama
dua tahun penuh) sifat yang memperkuat, (yaitu bagi orang yang ingin
menyempurnakan penyusuan) dan tidak perlu ditambah lagi. (Dan kewajiban yang
diberi anak), maksudnya bapak (memberi mereka (para ibu) sandang pangan) sebagai
imbalan menyusukan itu, yakni jika mereka diceraikan (secara makruf), artinya
menurut kesanggupannya. (Setiap diri itu tidak dibebani kecuali menurut kadar
kemampuannya, maksudnya kesanggupannya. (Tidak boleh seorang ibu itu menderita
kesengsaraan disebabkan anaknya) misalnya dipaksa menyusukan padahal ia
keberatan (dan tidak pula seorang ayah karena anaknya), misalnya diberi beban di
atas kemampuannya. Mengidhafatkan anak kepada masing-masing ibu dan bapak pada
kedua tempat tersebut ialah untuk mengimbau keprihatinan dan kesantunan, (dan
ahli waris pun) ahli waris dari bapaknya, yaitu anak yang masih bayi dan di sini
ditujukan kepada wali yang mengatur hartanya (berkewajiban seperti demikian),
artinya seperti kewajiban bapaknya memberi ibunya sandang pangan. (Apabila
keduanya ingin), maksudnya ibu bapaknya (menyapih) sebelum masa dua tahun dan
timbul (dari kerelaan) atau persetujuan (keduanya dan hasil musyawarah) untuk
mendapatkan kemaslahatan si bayi, (maka keduanya tidaklah berdosa) atas demikian
itu. (Dan jika kamu ingin) ditujukan kepada pihak bapak (anakmu disusukan oleh
orang lain) dan bukan oleh ibunya, (maka tidaklah kamu berdosa) dalam hal itu
(jika kamu menyerahkan) kepada orang yang menyusukan (pembayaran upahnya) atau
upah yang hendak kamu bayarkan (menurut yang patut) secara baik-baik dan dengan
kerelaan hati. (Dan bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan) hingga tiada satu pun yang tersembunyi
bagi-Nya.
{والذين
يُتَوَفَّوْنَ} يموتون {مِنكُمْ وَيَذَرُونَ} يتركون {أزواجا يَتَرَبَّصْنَ} أي
ليتربصن {بِأَنفُسِهِنَّ} بعدهم عن النكاح {أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا} من
الليالي ، وهذا في غير الحوامل أما الحوامل فعدّتهن أن يضعن حملهن بآية (الطلاق) ،
والأمَةُ على النصف من ذلك بالسُّنَة {فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ} انقضت عدة
تربصهن {فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ} أيها الأولياء {فِيمَا فَعَلْنَ فِى
أَنفُسِهِنَّ} من التزين والتعرض للخطّاب {بالمعروف} شرعا {والله بِمَا تَعْمَلُونَ
خَبِيرٌ} عالم بباطنه كظاهره
234.
(Orang-orang yang wafat) atau meninggal dunia (di antara kamu dengan
meninggalkan istri-istri, maka mereka menangguhkan), artinya hendaklah para
istri itu menahan (diri mereka) untuk kawin setelah suami mereka yang meninggal
itu (selama empat bulan dan sepuluh), maksudnya hari. Ini adalah mengenai
wanita-wanita yang tidak hamil. Mengenai yang hamil, maka idah mereka sampai
melahirkan kandungannya berdasarkan ayat At-Thalaq, sedangkan bagi wanita budak
adalah setengah dari yang demikian itu, menurut hadis. (Apabila waktu mereka
telah sampai), artinya habis masa idahnya, (mereka tiada dosa bagi kamu) hai
para wali (membiarkan mereka berbuat pada diri mereka), misalnya bersolek dan
menyiapkan diri untuk menerima pinangan (secara baik-baik), yakni menurut agama.
(Dan Allah Maha Mengetahui apa-apa yang kamu lakukan), baik yang lahir maupun
yang batin.
{ وَلاَ
جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا عَرَّضْتُم } لوّحتم { بِهِ مِنْ خِطْبَةِ النسآء }
المتوفى عنهن أزواجهن في العدّة كقول الإنسان مثلاً : إنك لجميلة ، ومن يجد مثلك؟
ورُبَّ راغب فيك { أَوْ أَكْنَنتُمْ } أضمرتم { فِى أَنفُسِكُمْ } من قصد نكاحهن {
عَلِمَ الله أَنَّكُمْ سَتَذْكُرُونَهُنَّ } بالخطبة ولا تصبرون عنهن فأباح لكم
التعريض { ولكن لاَّ تُوَاعِدُوهُنَّ سِرّاً } أي نكاحاً { إِلآ } لكن { أَن
تَقُولُواْ قَوْلاً مَّعْرُوفًا } أي ما عرف شرعاً من التعريض فلكم ذلك { وَلاَ
تَعْزِمُواْ عُقْدَةَ النكاح } أي على عقده { حتى يَبْلُغَ الكتاب } أي المكتوب من
العدّة { أَجَلَهُ } بأن ينتهي { واعلموا أَنَّ الله يَعْلَمُ مَا فِى أَنفُسِكُمْ
} من العزم وغيره { فاحذروه } أن يعاقبكم إذا عزمتم { واعلموا أَنَّ الله غَفُورٌ }
لمن يحذره { حَلِيمٌ } بتأخيره العقوبة عن مستحقها
235.
(Dan tak ada dosa bagimu meminang wanita-wanita itu secara sindiran), yakni
wanita-wanita yang kematian suami dan masih berada dalam idah mereka, misalnya
kata seseorang kepadanya, "Engkau cantik" atau "Siapa yang melihatmu pasti jatuh
cinta" atau "tiada wanita secantik engkau" (atau kamu sembunyikan) kamu
rahasiakan (dalam hatimu) rencana untuk mengawini mereka. (Allah mengetahui
bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka) dan tidak sabar untuk meminang, maka
diperbolehkannya secara sindiran, (tetapi janganlah kamu mengadakan perjanjian
dengan mereka secara rahasia), maksudnya perjanjian kawin (melainkan)
diperbolehkan (sekadar mengucapkan kata-kata yang baik) yang menurut syariat
dianggap sindiran pinangan. (Dan janganlah kamu pastikan akan mengakadkan
nikah), artinya melangsungkannya (sebelum yang tertulis) dari idah itu (habis
waktunya) tegasnya sebelum idahnya habis. (Dan ketahuilah bahwa Allah mengetahui
apa yang ada di dalam hatimu) apakah rencana pasti atau lainnya (maka takutlah
kepada-Nya) dan janganlah sampai menerima hukuman-Nya disebabkan rencanamu yang
pasti itu (Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun) terhadap orang yang takut
kepada-Nya (lagi Maha Penyantun) hingga menangguhkan hukuman-Nya terhadap orang
yang berhak menerimanya.
{ لاَّ
جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِن طَلَّقْتُمُ النساء مَا لَمْ تَمَسُّوهُنَّ } وفي قراءة (
تُماسُّوهُنَّ ) أي تجامعوهن { أَوْ } لم { تَفْرِضُواْ لَهُنَّ فَرِيضَةً } مهراً
و ( ما ) مصدرية ظرفية أي لا تَبِعَة عليكم في الطلاق- زمن عدم المسيس والفرض- بإثم
ولا مهر فطلقوهن { وَمَتِّعُوهُنَّ } أعطوهن ما يتمتعن به { عَلَى الموسع } الغني
منكم { قَدَرُهُ وَعَلَى المقتر } الضيق الرزق { قَدَرُهُ } يفيد أنه لا نظر إلى
قدر الزوجة { متاعا } تمتيعاً { بالمعروف } شرعاً صفة (متاعاً) { حَقّاً } صفة
ثانية أو مصدر مؤكِّد { عَلَى المحسنين } المطيعين
236.
(Tidak ada dosa bagi kamu, jika kamu menceraikan istri-istrimu sebelum kamu
menyentuh mereka) menurut satu qiraat, 'tumaassuuhunna' artinya mencampuri
mereka (atau) sebelum (kamu menentukan maharnya), maksudnya maskawinnya. 'Ma'
mashdariyah zharfiyah, maksudnya tak ada risiko atau tanggung jawabmu dalam
perceraian sebelum campur dan sebelum ditentukannya berapa mahar, maka
ceraikanlah mereka itu. (Dan hendaklah kamu beri mereka itu 'mutah') atau
pemberian yang akan menyenangkan hati mereka; (bagi yang mampu) maksudnya yang
kaya di antaramu (sesuai dengan kemampuannya, sedangkan bagi yang melarat) atau
miskin (sesuai dengan kemampuannya pula). Ini menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan tentang derajat atau kedudukan istri (yaitu pemberian) atau hiburan
(menurut yang patut) menurut syariat dan menjadi sifat bagi mata`an. Demikian
itu (merupakan kewajiban) 'haqqan' menjadi sifat yang kedua atau mashdar yang
memperkuat (bagi orang-orang yang berbuat kebaikan) atau orang-orang yang
taat.
{ وَإِن
طَلَّقْتُمُوهُنَّ مِن قَبْلِ أَن تَمَسُّوهُنَّ وَقَدْ فَرَضْتُمْ لَهُنَّ
فَرِيضَةً فَنِصْفُ مَا فَرَضْتُمْ } يجب لهن ويرجع لكم النصف { إِلا } لكن { أَن
يَعْفُونَ } أي الزوجات فيتركنه { أَوْ يَعْفُوَاْ الذى بِيَدِهِ عُقْدَةُ النكاح }
وهو الزوج فيترك لها الكل وعن ابن عباس : الولي إذا كانت محجورة فلا حرج في ذلك {
وَأَن تَعْفُواْ } مبتدأ خبره { أَقْرَبُ للتقوى وَلاَ تَنسَوُاْ الفضل بَيْنَكُمْ
} أي أن يتفضل بعضكم على بعض { إِنَّ الله بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ } فيجازيكم
به
237.
(Dan jika kamu menceraikan istri-istrimu sebelum mencampuri mereka, padahal kamu
sudah menetapkan mahar, maka bayarlah separuh dari yang telah kamu tetapkan
itu). Ini menjadi hak mereka, sedangkan yang separuhnya lagi kembali kepadamu,
(kecuali) atau tidak demikian hukumnya (jika mereka itu), maksudnya para istri
itu memaafkan mereka hingga mereka tidak mengambilnya (atau dimaafkan oleh yang
pada tangannya tergenggam akad nikah), yaitu suami, maka mahar diserahkan kepada
para istri-istri itu semuanya. Tetapi menurut keterangan yang diterima dari Ibnu
Abbas, wali boleh bertindak sepenggantinya, bila wanita itu mahjurah (tidak
dibolehkan bertasaruf) dan hal ini tidak ada dosa baginya, maka dalam hal itu
tidak ada kesulitan (dan bahwa kamu memaafkan itu) 'an' dengan mashdarnya
menjadi mubtada' sedangkan khabarnya ialah (lebih dekat kepada ketakwaan. Dan
jangan kamu lupakan keutamaan di antara kamu), artinya saling menunjukkan
kemurahan hati, (sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan) dan
akan membalasmu sebaik-baiknya.
{ حافظوا
عَلَى الصلوات } الخمس بأدائها في أوقاتها { والصلاوة ا لْوُسْطَى } هي العصر أو
الصبح أو الظهر أو غيرها أقوال وأفردها بالذكر لفضلها { وَقُومُواْ لِلَّهِ } في
الصلاة { قانتين } قيل مطيعين لقوله صلى الله عليه وسلم « كل قنوت في القرآن فهو
طاعة » رواه أحمد وغيره ، وقيل ساكتين لحديث زيد بن أرقم : « كنا نتكلم في الصلاة
حتى نزلت فأمرنا بالسكوت ونهينا عن الكلام » رواه الشيخان
238.
(Peliharalah semua salatmu), yakni yang lima waktu dengan mengerjakannya pada
waktunya (dan salat wustha atau pertengahan). Ditemui beberapa pendapat, ada
yang mengatakan salat asar, subuh, zuhur atau selainnya dan disebutkan secara
khusus karena keistimewaannya. (Berdirilah untuk Allah) dalam salatmu itu (dalam
keadaan taat) atau patuh, berdasarkan sabda Nabi saw., "Setiap qunut dalam
Alquran itu maksudnya ialah taat" (H.R. Ahmad dan lain-lainnya). Ada pula yang
mengatakan khusyuk atau diam, berdasarkan hadis Zaid bin Arqam, katanya,
"Mulanya kami berkata-kata dalam salat, hingga turunlah ayat tersebut, maka kami
pun disuruh diam dan dilarang bercakap-cakap." (H.R. Bukhari dan
Muslim)
{فَإِنْ
خِفْتُمْ} من عدو أو سيل أو سبع {فَرِجَالاً} جمع (راجل) أي مشاة صلّوا {أَوْ
رُكْبَانًا} جمع (راكب) أي كيف أمكن مستقبلي القبلة أو غيرها ويومىء بالركوع
والسجود {فَإِذَا أَمِنتُمْ} من الخوف {فاذكروا الله} أي صلّوا {كَمَا عَلَّمَكُم
مَّا لَمْ تَكُونُواْ تَعْلَمُونَ} قبل تعليمه من فرائضها وحقوقها والكاف بمعنى
(مثل) و (ما) مصدرية أو موصولة
239.
(Jika kamu dalam keadaan takut) baik terhadap musuh, maupun banjir atau binatang
buas (maka sambil berjalan kaki) jamak dari raajil, artinya salatlah sambil
jalan kaki (atau berkendaraan), 'rukbaanan' jamak dari 'raakib', maksudnya
bagaimana sedapatnya, baik menghadap kiblat atau tidak mau memberi isyarat saat
rukuk dan sujud. (Kemudian apabila kamu telah aman), yakni dari ketakutan, (maka
sebutlah Allah), artinya salatlah (sebagaimana Dia telah mengajarkan kepadamu
apa-apa yang tidak kamu ketahui), yakni sebelum diajarkan-Nya itu berupa fardu
dan syarat-syaratnya. 'Kaf' berarti 'umpama' dan 'maa' mashdariyah atau
maushuulah.
{ والذين
يُتَوَفَّوْنَ مِنكُمْ وَيَذَرُونَ أزواجا } فليوصوا { وَصِيَّةً } وفي قراءة
بالرفع ، أي عليهم { لأَزْوَاجِهِم } وليعطوهن { متاعا } ما يتمتعن به من النفقة
والكسوة { إلى } تمام { الحول } من موتهم الواجب عليهن تربصه { غَيْرَ إِخْرَاجٍ }
حال أي غير مخرجات من مسكنهن { فَإِنْ خَرَجْنَ } بأنفسهن { فَلاَ جُنَاحَ
عَلَيْكُمْ } يا أولياء الميت {فِي مَا فَعَلْنَ فِى أَنفُسِهِنَّ مِن مَّعْرُوفٍ}
شرعاً كالتزين وترك الإحداد وقطع النفقة عنها { والله عَزِيزٌ } في ملكه { حَكِيمٌ
} في صنعه والوصية المذكورة منسوخة بآية الميراث وتربص الحول بآية أربعة أشهر وعشر
السابقة المتأخرة في النزول والسكنى ثابتة عند الشافعي رحمه الله
240.
(Dan orang-orang yang akan meninggal dunia di antara kamu dan meninggalkan
istri) hendaklah (berwasiat) menurut satu qiraat dengan baris di depan dan
berarti wajib berwasiat (untuk istri-istri mereka) agar mereka diberi (nafkah)
yang dapat mereka nikmati (hingga) sempurna (satu tahun) lamanya menunggu bagi
istri-istri yang ditinggal mati suami (tanpa mengeluarkan mereka), artinya tanpa
menyuruh mereka pindah dari rumah yang mereka diami sewaktu suami mereka masih
hidup. (Tetapi jika mereka pindah) atas kemauan sendiri, (maka tidak ada dosa
bagimu) hai para wali orang yang mati (mengenai apa yang mereka perbuat terhadap
diri mereka secara patut), yakni menurut syariat, misalnya bersolek,
menghentikan masa berkabung dan tidak hendak menerima nafkah lagi. (Dan Allah
Maha Tangguh) dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Bijaksana) dalam perbuatan-Nya.
Wasiat yang disebut di atas dinasakh oleh ayat waris dan menunggu selama setahun
oleh ayat empat bulan sepuluh hari yang lalu, tetapi turunnya terkemudian.
Mengenai tempat kediaman, menurut Syafii tetap dipertahankan bagi istri-istri
itu, artinya tidak dinasakh.