بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Al
Fana': Dan Tahapan-Tahapan Menuju Maqam Fana'
==============================================
Fana Dalam bahasa jawa berarti sepi, sunyi. Sementara fana dalam diri seseorang
berarti bersihnya hati dari segala bentuk-bentuk keterkaitan, kebergantungan
kepada selain Allah Swt. Orang-orang yang ada dalam maqamatil fana (kedudukan
fana), mereka menuju kepada Allah Swt., tidak terkait, terpaut, kepada bentuk
apapun. Bahkan pada kelebihan-kelebihan yang diberikan pada dirinya oleh Allah
Swt., seperti inkisyaf, terbuka dan dapat mengetahui segala sesuatu. Dalam
bahasa jawa inkisyaf itu adalah weruh sajeroning winara, mengetahui apa yang
akan terjadi.
Tapi sebetulnya mengetahui sesuatu yang akan terjadi itu bukan bentuk
kekasyafan yang hakiki, yang sebenarnya. Karena hakikat al kasyfi, hakikat dari
weruh sajeroning winara tujuannya adalah untuk memebenarkan apa yang dibenarkan
oleh syariat. Sehingga orang-orang yang dibuka penghalang hatinya (hijab) atau
mendapatkan kekasyafan dapat melihat syariah bukan hanya kulitnya saja.
Ibarat melihat lautan sampai kedasar lautan, tidak sebatas melihat permukaannya
saja. Sehingga mengetahui mutiara-mutiara yang terpendam didasarnya. Itulah
sesungguhnya kekasyafan, bukan untuk menebak atau membuka rahasia orang. Justru
orang yang bibuka hijab oleh Allah Swt, akan menutupi kekasyafannya. Karena
dengan dibuka hijabnya sehingga mereka bisa mengetahui aib, kekurangan dirinya
sendiri yang menjadi penghalang-penghalang menuju Allah Swt. Dengan bersihnya
hati, mereka dapat menerobos, menembus rahasia-rahasia Allah Swt. yang hanya
diketahui orang tertentu.
Gambaran kekasyafan atau dibukanya hijab, seumpama dokter, dengan alat-alat
canggih yang dimilikinya dapat mengetahui penyakit-penyakit yang tidak bisa
dilihat oleh mata dan tidak diketahui dengan panca indra. Barangkali dapat
dikatakan saat ini ilmu pengetahuan telah membuka inkisyaf secara saint.
Seperti sinar X yang ditemukan tokoh-tokoh ilmuan bisa mengetahui sesuatu yang
tersembunyi. Dengan bantuan sinar X seorang dokter dapat mengetahui penyakit
yang tidak tampak, seperti benjolan-benjolan dalam tubuh yang tidak pada
tempatnya. Benjolan penyakit yang tidak tampak pada permukaan kulit.
Demikian juga cairan-cairan dalam kepala bisa dilihat dengan bantuan sinar X.
Itu baru ilmu yang secara lahir diberikan kepada manusia. Ilmu yang secara umum
bisa dipelajari di bangku sekolah. Tapi sinar X yang diberikan pada orang yang
makrifatnya kuat, yang telah dibuka hijabnya, tidak sebatas itu. Lebih jauh
pandangannya. Karena mereka telah menggapai mutiara-mutiara yang ada dalam
syariat Allah Jala Wa’ala yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Maka dengan
ketajaman makrifatnya yang luar biasa, bukan suatu hal yang mustahil dapat
mengetahui yang tidak tampak bagi keumuman orang.
Dengan sinar X saja seseorang bisa mengatahui tengkorak dan tulang manusia.
Yang ganteng, yang cantik kalau direntogen yang terlihat bukan cantiknya lagi
atau ganteng lagi, yang terlihat tengkoraknya dan tulangnya. Begitu pula ilmu
kasyfi, bilamana orang sudah dibuka hijabnya oleh Allah Swt. akan bisa melihat
tulang-tulang yang ada dalam diri manusia. Cuma berbentuknya lain, apa? Yang
meninggalkan shalat, yang berbuat maksiat, kelihatan sekali bentuknya tidak
lagi membentuk kegantengan atau kecantikannya, yang kelihatan tulang
belulangnya, Cuma dalam bentuk yang lain. Kalu kita bertanya, apa manusia bisa
seperti itu? Kalau memandang manusianya tidak mungkin bisa, tapi kalau Allah
Taala menghendaki dan memberinya, tidak ada yang mustahil.
Jangankan seorang mukmin, para pembesar tokoh agama dijaman Firaun, mereka
tidak beriman, mereka bisa mengetahui akan lahir seorang nabi yang akan melawan
Firaun. Karena takutnya, Firaun membunuh setiap anak yang lahir. Mengapa Firaun
melakukan hal itu? Karena dia mempercayai apa yang dikatakan oleh tokoh dalam
agamanya. Dan terbukti itu benar, dengan lahirnya nabi Musa as. Demikian di
jelaskan dalam al Quran. Nah orang seperti itu saja bisa diberi keanaehan,
kelebihan oleh Allah Swt, apalagi orang yang beriman, yang menyebut ‘lâilâha
illallah’.
Orang yang hatinya dihiasi oleh ‘lâilâha illallah’, orang yang hatinya disinari
oleh ‘lâilâha illallah’, orang yang dalam hatinya terukir kata ‘lâilâha
illallah’. Cahayanya menerangi matanya, bisa menerangi mulutnya, bisa menerangi
lidahnya, bisa menerangi perilakunya. Sehingga seluruh anggota tubuhnya bisa
dikendalikan. Karena apa? karena ukiran ‘lâilâha illallah’.
Sehingga hatinya selalu kembali kepada Allah Swt. Malu rasanya kalau kita duduk
berbicara hal-hal yang tidak bermanfaat, Malu rasanya kalau kita duduk membuka
aibnya orang, malu rasanya kita mempercayai omongan orang yang menjelek-jelekan
orang lain.
Itu semua tidak akan terjadi pada orang yang dalam hatinya telah terukir
‘lâilâha illallah’.
Ketika dia sujud mengucapkan: ‘subhâna rabiya al a’la wabihamdih’, maha suci
tuhanku, dan segala puji baginya, bukan hanya sekedar sarat dalam shalat, atau
karena itu peraturan shalat. Bacaan-bacaan itu diucapkan dengan pengagungan dan
pengakuan yang sebenar-benarnya. kata-kata itu di ucapkan dengan betul-betul.
Dirinya hilang (fana), sehingga mereka tidak pernah mengatakan siapa saya, saya
si A, saya, si B, saya bisa ini, saya bisa itu, tidak. Dirinya hilang, yang ada
adalah Allah Swt.
Dalam kesehariannya mereka dapat membawa buahnya ruku, buahnya sujud, buahnya
fatihah, sehabis shalat yang dilakukannya. Itulah diantaranya yang dimaksud
dengan fana.
sumber:http://www.habibluthfiyahya.net/index
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.