بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
BAB 2(DUA)
NAFSU SEXUAL DAN PEMECAHANNYA
1. Faedah yang terkandung didalamnya (nafsu sexual)
Ketahuilah,
bahwa nafsu keinginan untuk bersetubuh telah menguasai manusia, yang mengandung
dua makna:
Pertama:
bahwa ia memperoleh kenikmatannya,. Lalu ia membandingkan kenikmatan tersebut,
akan kenikmatan akhirat. Sesungguhnya kenikmatan bersetubuh itu bila dilakukan
terus menerus, tentunya yang terkuat adalah kenikmatan tubuh, sebagaimana api
dan kepedihan karenanya,
yang terbesar adalah kepedihan tubuh.
Antara hobby dan takut, akan membawa
kebahagiaannya. Tidaklah yang demikian itu, melainkan dengan kepedihan dan
kenikmatan yang dapat di rasakan dan dapat diketahui. Apa yang tidak dapat
dirasakan /diketahui melalui rasa , tentulah tidak besar mendambakannya.
Kedua: sebab kekalnya keturunan dan kelestarian manusia. Inilah
faedahnya. Akan tetapi padanya terdapat bahaya-bahaya yang dapat membinasakan
agama dan dunia, jika tidak dikendalikan dan di kuasai. Serta tidak
dikembalikan kepada batas I’tidal.
Sebagian
orang ada yang berpendapat tentang firman Alloh ta’ala dalam surat al baqoroh
286.;
“Ya
tuhan kami! Janganlah engkau bebankan kepada kami apa yang tidak bias kami
pikul.”
Maksudnya:
sangat berani kepada wanita.
Dan
dari ibnu ‘Abbas, tentang firman Alloh: surat al falaq ayat 3.
“dan dari kegelapan(malam) manakala ia
telah datang.”
Menurut
pendapat ibnu ‘Abbas : yaitu
bangunnya dzakar(kemaluan laki-laki).
Sebagian
perowi hadits, menyandarkan perkataan tadi kepada Rosululloh s.a.w. kecuali
perawi tersebut, mengatakan tentang penafsirannya: “ apabila dzakar itu telah
masuk. Dan dikatakan , apabila dzakar(
kemaluan laki-laki) itu bangun, hilanglah dua pertiga akalnya.”.
Nabi
Muhammad s.a.w. pernah mengucapkan dalam do’anya: “aku berlindung kepadaMU dari kejahatan
pendengaranku, penglihatan ku, hatiku, kesenanganku dan air maniku”.
Nabi
s.a.w bersabda: “wanita itu jaringan syeitan” H.R. al Ashfihani dari kholid bin zaid(tidak diketahui sanadnya).
Jikalau
tidak karena nafsu syahwatini, tentu wanita tidak memiliki kekuasaan atas
laki-laki.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :