بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
KAJIAN KITAB AYYUHAL WALAD
Al Ghazali
(03)
ORANG
ALIM ATAU PANDAI YANG DIANCAM RASULULLAH
بسم الله الرحمن
الرحيم
أَيُّهَا الْوَلَدُ، النَّصِيْحَةُ سَهْلٌ
وَالْمُشْكِلُ قَبُوْلُهَا، لِأَنَّهَا فِي مَذَاقِ مُتَّبِعِي الْهَوَى مُرٌّ
إِذِ الْمَنَاهِي مَحْبُوْبَةٌ فِي قُلُوْبِهِمْ، عَلَى الْخُصُوْصِ لِمَنْ كَانَ
طَالِبَ الْعِلْمِ الرَّسْمِيِّ، مُشْتَغِلاً فِي فَضْلِ النَّفْسِ وَمَنَاقِبِ
الدُّنْيَا .
فَإِنَّهُ يَحْسَبُ أَنَّ الْعِلْمَ الْمُجَرَّدَ لَهُ سَيَكُوْنُ نَجَاتُهُ
وَخَلَاصُهُ فِيْهِ وَأَنَّهُ مُسْتَغْنٍ عَنِ الْعَمَلِ، وَهَذِهِ اِعْتِقَادُ
الْفَلَاسِفَةِ .سُبْحَانَ
اللهِ الْعَظِيْمِ، لَا يَعْلَمُ هَذَا الْقَدْرَ أَنَّهُ حِيْنَ حَصَّلَ
الْعِلْمَ إِذَا لَمْ يَعْمَلْ بِهِ تَكُوْنُ الْحُجَّةُ عَلَيْهِ آكد
كَمَا قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ القِيَامَةِ عَالِمٌ لَا
يَنْفَعُهُ اللهُ بِعِلْمِهِ
Wahai anakku, Memberi nasehat itu
mudah, yang sulit adalah menerimanya karena nasehat bagi orang yang menuruti
nafsunya terasa pahit, sebab larangan-larangan itu justru dicintai dalam hatinya. Terlebih bagi
seseorang yang mencari ilmu sebagai formalitas, sibuk pada prioritas nafsu dan
prestasi keduniawian.
Ia meyakini bahwa keselamatan dan
kebahagiaannya hanya dengan ilmu an sich tanpa
perlu mengamalkan. Yang demikian itu merupakan keyakinan para filosof
-Maha Suci Allah Yang Maha Agung- .
Orang yang terbujuk ini tidak mengerti bahwa
saat ia memperoleh ilmu tanpa diamalkan terdapat dalil yang kuat seperti sabda
Rosululloh SAW: Manusia yang paling berat mendapatkan siksa di hari qiyamat
adalah orang yang mempunyai ilmu yang ilmunya tidak diberi kemanfaatan oleh
Allah.
وَرُوِيَ أَنَّ الْجُنَيْدَ قَدَّسَ اللهُ
رُوْحَهُ الْعَزِيْزَ رُئِيَ فِي الْمَنَامِ بَعْدَ مَوْتِهِ، فَقِيْلَ لَهُ: مَا
الْخَبَرُ يَا أَبَا الْقَاسِمِ؟ قَالَ: طَاحَتِ الْعِبَارَاتُ وَفَنِيَتِ الْإِشَارَاتُ
وَمَا نَفَعَنَا إِلَّا رَكَعَاتٌ رَكَعْنَاهَا فِيْ جَوْفِ اللَّيْلِ
Diriwayatkan bahwa Syaikh al Junaid
-qaddasa Allahu sirrahu- dimimpikan setelah wafatnya, lalu ditanyakan padanya:
“Apa kabar wahai Abul Qosim ?” Beliau menjawab "Telah binasa ibarat-ibarat
itu dan telah lenyap isyarat-isyarat itu, tidak ada yang bermanfaat bagiku
kecuali rakaat-rakaat kecil di tengah malam".
Kapan
Ilmu itu Bermanfaat
أَيُّهَا الْوَلَدُ، لَا تَكُنْ مِنَ
الْأَعْمَالِ مُفْلِسًا، وَلَا مِنَ الْأَحْوَالِ خَالِيًا، وَتَيَقَّنْ أَنَّ
الْعِلْمَ الْمُجَرَّدَ لَا يَأْخُذُ بِالْيَدِ
مِثَالُهُ لَوْ كَانَ عَلَى رَجُلٍ فِيْ
بَرِّيَّةٍ عَشْرَةُ أَسْيَافٍ هِنْدِيَّةٍ مَعَ أَسْلِحَةٍ أُخْرَى، وَكَانَ
الرَّجُلُ شُجَاعًا وَأَهْلَ حَرْبٍ، فَحَمَلَ عَلَيْهِ أَسَدٌ مُهِيْبٌ، فَمَا
ظَنُّكَ؟ هَلْ تَدْفَعُ الْأَسْلِحَةُ شَرَّهُ عَنْهُ بِلَا اسْتِعْمَالِهَا
وَضَرْبِهَا؟ وَمِنَ الْمَعْلُوْمِ أَنَّهَا لَا تَدْفَعُ إِلَّا بِالتَّحْرِيْكِ
وَالضَّرْبِ
Wahai anakku, Janganlah kamu
menjadi muflis (orang yang bangkrut) dari amal perbuatan dan jangan pula kosong
dari ahwal[1]. Yakinlah ilmu tanpa amal tidak akan bisa membantu. Hal itu
dicontohkan apabila ada seorang laki-laki di tengah hutan sambil memiliki
sepuluh pedang Hindia dan beberapa senjata lain sementara itu ia pun seorang
yang pemberani dan ahli perang. Kemudian ia disergap harimau yang besar dan
ganas. Apa yang kamu pikirkan? Apakah senjata-senjata itu bisa menghalau
kebuasan harimau tanpa digunakan dan dipukulkan? Tentu sudah jelas bahwa
senjata tersebut tidak bisa menghalau kecuali digerakkan dan ditebaskan.
فَكَذَا
لَوْ قَرَأَ رَجُلٌ مِائَةَ أَلْفِ مَسْأَلَةٍ عِلْمِيَّةٍ وَتَعَلَّمَهَا وَلَمْ
يَعْمَلْ بِهَا، لَا تُفِيْدُهُ إِلَّا بِالْعَمَلِ. وَمِثَالُهُ أَيْضًا، لَوْ
كَانَ لِرَجُلٍ حَرَارَةٌ وَمَرَضٌ صَفْرَاوِيٌّ يَكُوْنُ عِلَاجُهُ
بِالسَّكَنْجَبِيْنِ وَالْكَشْكَابِ فَلَا يَحْصُلُ الْبُرْءُ إِلَّا
بِاسْتِعْمَالِهِمَا
Begitu juga apabila seseorang
membaca, mengkaji 100.000 masalah keilmuan tanpa dipraktekan, maka semua itu
tidak akan memberi manfaat sampai ilmu itu diamalkan. Sebagai contoh lagi jika
seseorang terkena demam dan penyakit empedu (penyakit kuning) yang obatnya
adalah dengan tumbuhan sakanjabin dan kaskab maka ia tidak akan sembuh kecuali
dengan mengkonsumsi keduanya.
شِعْر: كَرْمَىْ دُوْ هَزَار
بار بيمايي # تَامَىْ نَخُورى نَبَاشَدْت شَيدايي.[2[
Jika engkau menakar 2000 kati arak,
hal itu tidak akan menjadikanmu mabuk ketika kau tidak meminumnya.
--------------------------------------
[1] Ahwal (احوال) merupakan plural dari hal (حال). Dalam terminologi tasawuf hal adalah
kondisi maknawi yang datang ke hati tanpa diupayakan seperti susah, cemas,
gelisah, gembira dan lain-lain. Sehingga menuntut manusia untuk beramal dan
berbuat sesuai dalam kondisinya. Seperti ketika senang mengucapkan Alhamdulillah
atau bersedekah, ketika gelisah karena dosa ber-istighfar. Amal perbuatan tadi
setelah menjadi kecenderungan dan ajeg maka disebut maqom. Lihat kitab
atta’rifat. Haramain. Hlm. 79
[2] Syaikh Muhammad Amin al Kurdi
menerjemahkan bait tersebut dari bahasa Persi:
لو كلت الفي رطل خمر لم تكن *
لتصير نشوانا اذا لم تشرب
Untuk Kitabnya Download Disini
Daftar isi
<<Kajian Sebelumnya
Kajian Selanjutnya>>
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :