بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Al-Maufud Fi Tarjamah
Al-Maqshud.
Syeikh Ahmad Mutohar Bin ‘Abdurrahman Mranggen
Dengan makna Gandul(Pegon)
Kitab al-Maufûd
fî Tarjamah al-Maqshûd yang ditulis oleh KH Ahmad Mutohar bin
Abdurrahman Mranggen (Demak, Jawa Tengah, w. 2005). Kitab ini adalah terjemah
dan penjelasan (syarh) dalam bahasa Jawa beraksara Arab-Pegon atas teks nazham
“al-Maqshûd fî ‘Ilm al-Sharf”.
Teks nazham “al-Maqshûd” sendiri terdiri dari
123 bait puisi dalam irama (bahr) “rajaz”. Teks ini menghimpun ringkasan
teori ilmu morfologi Arab (ilmu sharaf), karya Syaikh Ahmad ibn ‘Abd al-Rahîm
al-Thahthâwî (w. 1885), seorang juru tulis, sastrawan, sekaligus jurnalis asal
Mesir.
Ilmu sharaf merupakan salah satu cawangan utama
dari ilmu linguistik Arab. Ilmu ini erat juga kaitannya dengan “ilmu nahwu”
(sintaksis Arab). Ilmu sharaf mengkaji perubahan bentuk (derivasi/ tashrîf)
satu kata ke bentuk yang lainnya, guna mendapatkan arti dan fungsi yang
berbeda. Dalam rentang sejarah keilmuan bahasa Arab, terdapat banyak literatur
ilmu morfologi Arab ini, mulai dari masa klasik hingga modern.
Nazham “al-Maqshûd” termasuk salah satu anggitan
morfologi Arab di masa modern. Teks ini sangat populer, sehingga memiliki
beberapa penjelasan dan komentar (syarh). Di antara syarh atas teks
“al-Maqshûd” yang banyak dipedomani adalah “Hill al-Ma’qûd fî Syarh
al-Maqshûd”, karangan linguis Arab asal Maroko yang sezaman dengan al-Thathâwî,
yaitu Syaikh Muhammad ibn Ahmad ‘Allîsy al-Maghribî (w. 1882).
Di pesantren-pesantren tradisional di Nusantara
(NU), keberadaan teks nazham “al-Maqshûd” tentu tidaklah asing. Teks ini banyak
tersebar, dipelajari, dan dihafal oleh para pelajar di pesantren-pesantren
tersebut.
Dalam tradisi intelektual pesantren di
Nusantara, morfologi Arab (ilmu sharaf) harus dikuasai oleh para pemula sebagai
syarat mutlak untuk bisa membaca dan memahami teks-teks berbahasa Arab.
Pembelajaran morfologi biasanya bersamaan dengan pembelajaran ilmu Sintaksis
Arab (ilmu nahwu).
Di pesantren-pesantren tersebut, teks
“al-Maqshûd” dipelajari sebagai lanjutan dari teks “al-Amtsilah
al-Tashrîfiyyah” dalam bidang morfologi, yang bersama-sama dipelajari bersama
teks “Mutammimah”, yang merupakan lanjutan dari teks “al-Âjurûmiyyah”
dalam bidang sintaksis.
Nah, nazham “al-Maqshûd” ini kemudian
diterjemahkan dan disyarah dalam bahasa Jawa beraksara Arab Pegon oleh Kiai
Ahmad Mutohar bin Abdurrahman, salah satu pengasuh Pesantren “Futuhiyyah” di
kampung Mranggen, Demak (Jawa Tengah). Terjemahan dan syarah tersebut kemudian
diberi nama “al-Maufûd fî Tarjamah al-Maqshûd”.
“Al-Maufûd” diselesaikan pada bulan Shafar tahun
1379 H (Agustus 1959 M), dan dicetak oleh Maktabah Karya Toha Putra Semarang.
Saya menemukan edisi cetakan ini di perpustakaan pesantren Edi Mancoro,
Salatiga, sekitar bulan Februari tahun 2016 silam.
Dalam kata pengantarnya, Kiai Mutohar Mranggen
mengatakan bahwa teks “al-Maqshûd” adalah teks terbaik dalam bidang ilmu
morfologi Arab yang dipelajari untuk kalangan pemula. Ia pun terdorong untuk
menerjemahkan teks tersebut ke dalam bahasa kaumnya (Jawa Mriki) sekaligus
memberikan sedikit penjelasan agar mudah difahami maksudnya.
Nama Kitab : Al-Maufud Fi Tarjamah Al-Maqshud.
Pengarang : Syekh Ahmad Mutohar Bin ‘Abdurrahman Mranggen.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :