بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf
{AJARAN KAUM SUFI}
Karya:
Ibn Abi Ishaq Muhammad Ibn Ibrahim Ibn Ya’qub Al-Bukhari
Al-Kalabadzi
32.
MENGENAI SIFAT DAN MAKNA TASAWUF
Saya
mendengar bahwa Abul-Hasan Muhammad ibn Ahmad al-Farisi berkata : “ Unsur-unsur
Tasawuf itu ada sepuluh jumlahnya.
Yang
pertama adalah pemecilan pengesaan; yang kedua adalah pengertian audisi
(sama’); yang ketiga adalah persahabatan yang baik; yang keempat adalah kelebih
sukaan kepada yang lebih disukai; yang ke lima adalah pemasrahan pilihan
pribadi; yang keenam adalah pergerakan ekstase; yang ketujuh adalah
pengungkapan pikiran; yang kedelapan adalah perjalanan yang banyak; yang kesembilan adalah pemasrahan rizki; yang
kesepuluh adalah penolakan untuk menimbun (harta).
Pemecilan
pengesaan berarti bahwa pemikiran mengenai penyembahan kepada banyak tuhan atau
ketidakpercayaan akan adanya Tuhan tidak akan dapat merusak kesucian akan
kepercayaan kepada Tuhan Yang Esa.
Audisi
mengandung arti bahwa orang harus mendengarkan dalam tuntunan pengalaman gaib,
bukan hanya melalui proses belajar.
Kelebihsukaan kepada yang lebih disukai
berarti bahwa orang itu harus lebih menyukai orang lain lebih menyukai, sehingga
dia akan mendapatkan kebaikan dari kelebihsukaan itu.
Pergerakan
ekstase terwujud kalau kesadaran tidak hampa dari sesuatu yang menimbulkan
ekstase dan tidak dipenuhi pemikiran-pemikiran yang mencegah orang mendengarkan
anjuran-anjuran Tuhan.
Pengungkapan
pikiran berarti bahwa orang itu harus menguji setiap pemikiran yang masuk ke
dalam kesadarannya, dan mengikuti apa yang berasal dari Tuhan, tapi
meninggalkan apa yang tidak berasal dari Tuhan.
Perjalanan
yang banyak, ditujukan untuk melihat peringatan-peringatan yang dapat dicari di
langit dan di bumi; sebab Tuhan berfirman : “Tidakkah mereka menjelajahi bumi
ini untuk menyelidiki bagaimana nasib bangsa-bangsa yang sebelum mereka? Dan
lagi. “Katakanlah: “Mengembaralah di muka bumi ini, lalu perhatikan bagaimana
Allah memulia penciptaan segala-galanya.” Dan kata-kata : “Mengembaralah di
muka bumi ini”, dijelaskan sebagai
mengandung arti, dengan tuntunan ma’rifat, bukannya dengan kegelapan kejahilan,
demi memotong ikatan (kebenaran) dan melatih jiwa.
Pemasrahan rizki diartikan sebagai tuntutan
agar jiwa bertawakal kepada Tuhan.
Penolakan
untuk menimbun hanya diartikan sehubungan dengan kondisi pengalaman gaib, dan
bukan sehubungan dengan peraturan-peraturan ilmu kalam. Karena itu, ketika
salah seorang dari mereka yang duduk dalam mahkamah itu wafat dengan
meninggalkan satu dinar, nabi berkata mengenai orang itu : “Sebuah cap
pembakaran (di neraka).
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :