بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf
{AJARAN KAUM SUFI}
Karya:
Ibn Abi Ishaq Muhammad Ibn Ibrahim Ibn Ya’qub Al-Bukhari Al-Kalabadzi
37.
AJARAN KAUM SUFI MENGENAI KESABARAN
Sahl
berkata : “Kesabaran adalah pengharapan akan lipuran dari Tuhan; kesabaran
merupakan kebaktian yang paling mulia dan paling tinggi.”
Yang lain berkata : “Kesabaran berarti
bersikap sabar terhadap kesabaran.” Hal ini menandakan bahwa orang tidak boleh
mencari pelipur di situ.
Yang lain menggubah syair di bawah ini :
Dengan
kesabaran, dia bersabar menanggung,
Hingga
kesabaran, berseru “Kan memberikan pertolongannya.”
Dan,
karena terdidik dalam kesabaran..
“Wahai
kesabaran, bersabarlah!” dia menyahut...
Sahl
berkata : “Firman Tuhan yang berbunyi : “Minta tolonglah kamu dengan kesabaran
dan shalat (Qs.2:42), mengandung arti : “Mintalah pertolongan Tuhan, dan
bersabarlah dengan perintah dan takdir Tuhan>” Sahl juga berkata :
“Kesabaran itu rahmat, dan dengan itu segala sesuatu diberi rahmat.”
Abu Amar
al-Damisyqi menjelaskan firman Tuhan : “Bencana (penyakit) telah menimpaku,”
Artinya : Bencana telah menimpaku, dan mengajarkan kesabaran kepadaku, sebab
Engkaulah yang paling Pengasih, di antara yang pengasih.”
Yang lain berkata : “Dia (yaitu Ayyub)
bersikap tidak sabar hanya demi Tuhannya, bukan untk dirinya sendiri, karena,
penyakit itu telah begitu menguasai badannya, sehingga dia takut kalau-kalau
akalnya tidak bekerja lagi.” Mereka mengutip puisi berikut, yang digubah Abul Qasim
Summun, daam hubungannya dengan masalah ini :
Ah, telah
ku minum dari kantung waktu,
Dan telah
kuteguk segala ceria dan kepedihannya,
Yah,
telah ku tempelkan mulut kantung itu pada bibirku,
Dan... ku
hisap habis setiap tetesnya...
Dan
takdir telah menungkan ke dalam pialanya...
Kesedihan
yang terminum, dari lautan kesabaran ..
Yang
telah kuisikan penuh-penuh..
Dan ku
sodorkan kembali kepada takdir itu..
Dengan
kesabaran aku diladami, dan menggelinding..
Waktu
bergelantungan, aku pun berseru :
“Bersabarlah
engkau Wahai Jiwaku!
Atau
Engkau kan binasa karena kesedihan.”
Begitu
besar penderitaanku, sehingga...
Gunung-gunung
pun bergetar pada ketinggiannya,
Akan
lenyap, bagai bintang yang jatuh...
Akhirnya
hilang dari pandangan...........
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :