بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Siapa, Dari Apa, Untuk Apa ?
PENGAJIAN Syeikh Abdul Qadir Al-Jilany, 19 Ramadhan, tahun 545 H. di Madrasahnya
Sungguh
celaka kamu. Anda telah benar-benar mencampur antara cinta dunia dengan
takabur. Dan dua karakter itu tidak akan membawa keberuntungan
selama-lamanya, kecuali harus bertobat dari keduanya.
Cerdaslah anda ini. Siapa anda, dari apa anda dicipta, untuk apa pula
anda diciptakan? Karena itu jangan sombong. Tidak ada orang yang
sombong kecuali orang yang bodoh pada Allah Azza wa-Jalla, bodoh pada
Rasulullah saw, pada orang-orang sholeh dari para hambaNya.
Hai orang yang picik akal, anda meraih keluhuran melalui kesombongan? Balikkan, anda pasti benar. Sungguh Nabi Saw, bersabda:
“Siapa yang rendah hati ia akan diangkat derajatnya oleh Allah Azza
wa-Jalla, dan siapa yang sombong Allah Azza wa-Jalla akan
merendahkannya.” (Hr Ahmad)
Siapa yang rela dengan akhirat ia
menjadi yang utama. Siapa yang rela dengan sedikit ia akan meraih yang
banyak. Siapa yang rela dengan raha hina di hadapanNya ia akan meraih
kemuliaan.
Relalah dengan kekurangan, sampai masalahnya berbalik dalam hakmu
dari kerendahan takdirmu, dan anda rela, maka Allah Azza wa-Jalla Sang
Maha Kuasa mengangkat anda atas segalanya.
Tawadhu’ (rendah hati) dan adab yang bagus mendekatkan dirimu
kepadaNya, sedangkan takabur dan su’ul adab (adab buruk) akan menjauhkan
dirimu dari kepatuhan yang bisa memberbaiki dirimu dan mendekatkanmu
padaNya, sedangkan maksiat merusak dirimu dan menjauhkanmu dari
kepatuhan padaNya.
Anak-anak, jangan sampai mengikutkan agama pada buah tin. Jangan kau
ikutkan agamamu dengan buah tin-nya para penguasa, para raja dan
orang-orang kaya, serta pemakan harta haram. Bila anda makan dengan
memanipulasi agamamu, hatimu bisa menghitam, karena anda telah menyembah
makhluk.
Hai orang yang terhinakan, bila ada cahaya di hatimu, pasti engkau
memisahkan antara mana yang haram, syubhat dan mubah. Memisahkan mana
yang mencerahkan dan mana yang menggelapkan hatimu, mana yang
mendekatkanmu dan mana yang menjauhkanmu.
Hai si bodoh, aku tidak kenal kecuali usaha dan tawakkal. Usaha
adalah permulaan iman, dan ketika iman kuat langsung meraih dari Allah
Azza wa-Jalla, setelah hilangnya perantara antara dirimu dengan DiriNya.
Bila iman telah menguat anda mengambil dari Allah Azza wa-Jalla dari
tangan makhluk melalui perintahNya.
Makna perantara dimaksud adalah keterpakuan hati pada apa yang ada di
tangan makhluk, dan syirik atas apa yang diperintahkan Allah Azza
wa-Jalla. Ia meraih dari mereka namun tidak peduli atas pujian mereka,
tidak peduli cacian mereka, penerimaan atau penolakan mereka. Bila
diberi, ia melihat adanya kinerjanya Allah Azza wa-Jalla pada mereka,
begitu juga ketika ditolak.
Begitulah kaum Sufi senantiasa bisu, tuli, dan buta dari segala hal
selain Allah Azza wa-Jalla. Tak ada di sisi mereka kecuali Allah Azza
wa-Jalla yang menolong dan merendahkan mereka, Dialah yang memberi dan
menghalangi mereka, Dialah yang menimpakan bahaya dan manfaat pada
mereka. Isi tanpa kulit dan bening di atas kebeningan, kebaikan di atas
kebaikan. Itulah yang keluar dari hati mereka untuk semua makhluk.
Karena tidak ada yang tersisa melainkan Allah Azza wa-Jalla. Di dalam
lubuk paling dalam hanya tersisa dzikir khafy padaNya, bukan yang lain.
Ya Allah, berikanlah kami rizki pengetahuan bersamaMu.
Sungguh celaka anda, karena anda menyangka bahwa anda mampu merias
dirimu, kalau saja bukan kepastian niscaya akan turun padamu hai
munafik, dan engkau terhinakan. Kalian jangan mengkawatirkan dalam
kepalamu, ketika bersamaku. Karena aku tidak malu kecuali karenaNya Azza
wa-Jalla, dan kepala orang-orang shaleh.
Seorang hamba ketika mengenal (ma’rifat) kepada Allah Azza wa-Jalla,
makhluk berguguran dari hatinya, dan rontok dari hatinya, seperti
rontoknya daun-daun kering dari pohon. Lalu secara total hatinya tidak
menyisakan makhluk. Dari sisi hati dan rahasia batinnya, buta dari
melihat mereka, tuli dari mendengar mereka.
Bila nafsu tenteram, selamatlah dalam menjaga anggota badan, lalu
hati bisa pergi menuju Al-Haq Azza wa-Jalla mencari yang dari sisiNya,
lalu keluar ke dunia dan mengendalikan diri, menegakkan kebaikan di
dunia.
Itulah kebiasaan Allah Azza wa-Jalla dan kinerjaNya bagi orang yang
sedang mencariNya. Dunia datang di saat bertepatan dengan bagian yang ia
dapatkan dalam rupa perempuan tua bangka beruban yang lunglai , dunia
mengabdi padanya bukan, dan ia meraihnya tidak dengan kegembiraan,
karena hatinya tidak di dunia dan tidak menoleh sedikit pun pada dunia.
Anak-anak sekalian, kosongkan hatimu demi Tuhanmu, sibukkan jasadmu
dan nafsumu dengan serius mengurus keluarga, sehingga anda bekerja
melalui perintahNya dan anda beraktivitas untuk mereka melalui
tindakanNya. Diamlah di hadapan Allah Azza wa-Jalla. Tidak meminta
padaNya disertai kesabaran dan kerelaan lebih utama ketimbang meminta
dan dan terus menerus meminta. Hapuslah pengetahuanmu dengan memilih
pengetahuanNya, tinggalkan rekayasa pengaturanmu dan memilih aturan
dariNya. Putuskan hasratmu karena hasratNya. Lepaskanlah akalmu ketika
ketentuan dan takdirnya tiba. Lakukan itu semua bila anda menguingkanNya
sebagai Tuhan, sebagai Penolong dan sebagai Tempat berserah.
Seharusnya anda tenang di hadapanNya bila anda ingin wushul (sampai)
padaNya. Orang beriman itu intuisi dan hasrat citanya manunggal, karena
tak ada yang tersisa melainkan intusi Allah Azza wa-Jalla pada hatinya,
sedang ia tetap bersimpuh di pintu kedekatan padaNya Azza wa-Jalla.
Apabila kamantapan ma’rifatnya padaNya kokoh, maka terbukalah pintu,
ia akan berhasil, lalu ia melihat apa yang tak mampu untuk diungkapkan.
Intuisi itu bagi qalbu, sedangkan isyarat adalah ucapan tersembunyi dari
dalam rahasia qalbu (sirr) yang telah fana’ dari nafsu dan hawa
nafsunya serta akhlaknya yang tercela, dan sirna dari seluruh makhluk
dalam suasana kesejahteraan, kesehatan, kebaikan dan kenikmatan. Dialah
Sang pembolak balik hati yang menggerakkan segalanya, seperti pada
Ashhabul Kahfi, Allah Azza wa-Jalla berfirman:
“Dan Kami membolak-balik kearah kanan dan kiri.” (Al-Kahfi 18)
Anak-anak sekalian…Dengarkan ini
semua, dan berimanlah dengan semua itu, jangan klau dustai, jangan pula
kau halangi dirimu dari kebajikan yang dating dari berbagai arah.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :