بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
FUNGSI AKAL DALAM TASAWUF AL-GHAZÂLÎ
Abû Hâmid ibn Muhammad al-Ghazâlî dikenal sebagaisalah satu ulama yang paling banyak berpengaruh dalam duniampemikiran Islam. Karya-karyanya kerap dibahas para sarjana modern, baik muslim maupun non-muslim. Tokoh terkemuka dari teologi ‘Asy’arîyah ini telah memberikan loyalitas keilmuannya untuk kepentingan dan kebangkitan umat Islam.
Kitab Ihyâ` ‘Ulûm al-Dîn (Menghidupkan Kembali Ilmu-Ilmu Agama) yang ia tulis pasca mengalami krisis epistemologis memberi petunjuk akan pengabdiannya yang totalitas. Tidak heran bila al-Ghazâlî dijuluki sebagai Hujjat al-Islâm (Pembela Islam). Sebuah julukan yang sangat istimewa dan pantas dilekatkan padanya.
Sayang, dalam studi-studi pemikiran Islam, reputasi al-Ghazâlî tidak selalu dipandang positif. Terkadang ia justru dinilai oleh sebagian kalangan sebagai tokoh yang telah menghambat kemajuan Islam. Penyebaran teologi ‘Asy’arîyah yang menjadi keyakinan al-Ghazâlî dianggap banyak menyumbang kurangnya pengaruh rasionalisme di dunia islam.
Selain itu, bantahannya terhadap pandangan-pandangan para filosof dituding telah meredupkan peran filsafat di hampir seluruh wilayah Islam.
Melalui Tahâfut al-Falâsifah (Kerancuan para Filosof) al-Ghazâlî secara konsisten menyerang para filosof dan melucuti kekeliruan mereka satu demi satu. Karya ini diawali dengan Maqâsid al-Falâsifah (Maksud-Maksud para Filosof), yang menurut Majîd Fakhrî sebagai pijakan guna menolak Aristotelianisme, bahkan Neoplatonisme.
Setelah menyerang filsafat, al-Ghazâlî memilih jalan suluk atau tasawuf seperti terurai dengan terang dalam karya otobiografinya, al-Munqidz Min al-Dalâl. Periode ini dianggap sebagai reaksi teologis-mistis vis-a-vis nalar para filosof tradisi Helenisme dan menghancurkan rasionalisme sebagai kekuatan yang utama.
Selama menjalani periode tasawuf, al-Ghazâlî menyendiri selama sebelas tahun (1095-1106) untuk mendalami sufisme dengan pengalaman langsung hubungan mistik dengan Tuhan. Al-Ghazâlî berhasil menyuntikkan tasawuf ke dalam ortodoksi Sunni, dan pada akhirnya masyarakat Sunni mengikuti kepemimpinannya. Dari beberapa alasan tersebut, al-Ghazâlî dituding telah merendahkan akal dan penyebab kemunduran Islam. Tudingan yang menurut hemat penulis kurang mendasar. Kalau pun tetap ingin dipaksakan al-Ghazâlî dituduh sebagai aktor keruntuhan peradaban Islam, maka hal itu bukanlah menjadi sebab utama.
Silahkan Download Kitabnya Disini
Silahkan Beli Kitabnya klik Disini
Daftar Kitab Terjemah
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih. Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar (Cara Download) dibawah postingan. apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Related Posts :