بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
TERJEMAH
KITAB
RISALATUL-QUSYAIRIYYAH
Karya:
Abul Qasim Abdul Karim Hawazin Al Qusyairi An Naisaburi
BAB 2.
TERMINOLOGI TASAWUF
(Istilah kata-kata
dalam bahasa tasawuf)
5.
HAIBAH DAN UNS
Rasa takut sisertai rasa hormat luar
biasa (haibah) dan sukacita jiwa (uns) merupakan tahap dari derajat-derajat
dalam al-qabdh dan al-basth. Kalau qabdh berada di atas tingkatan khauf, dan
basth di atas tingkatan raja’, maka haibah lebih tinggi dariapda qabdh,
kemudian uns lebih sempurna daripada basth. (Maksudnya, Uns lebih tinggi
tahapannya. Sebab haibah muncul dari Qabdh, yang bermula dari Khauf. Sedang Uns
muncul dari Raja’. Karena orang yang takut kepada Allah swt, melihat kekurangan
dirinya di hadapan Allah, hatinya akan terganggu oleh-Nya, dan yang tersisa
hanyalah sibuk dengan Allah, sehingga muncullah Haibah. Siapa yang wushul-nya
terus menerus, hatinya akan lapang dan mendapatkan uns. Catatan Kaki).
Hak haibah adalah kegaiban. Setiap
pelaku haibah senantiasa lebur dalam kegaiban. Orang-orang yang berada dalam
gaib frekuensinya berbeda dalam haibah menurut penjelasan mereka dalam
kegaiban.
Sedangkan hak uns adalah pencerahan
dalam kebenaran. Orang yang melakukan uns, berarti cerah jiwanya. Kemudian
frekuensinya berbeda menurut penjelasannya dalam bagian “minuman jiwa”. Mereka
berkata : “Tempat terendah dalam al-uns adalah jika seseorang dilempar ke dalam
neraka Jahanam, sama sekali sukacitanya tidak terpengaruh.”
Al-Junayd berkata : “Aku mendengar
batinku berkata : “Seorang hamba bisa ssampai pada suatu batas seandainya
wajahnya tertebas pedang, sama sekali tidak merasakannya.” Sedangkan dalam
hatiku ada sesuatu, hingga tampak jelas bahwa persoalannya sampai sedemikian
itu.”
Diriwayatkan dari Ahmad bin Maqatil
al-Ikky, ia berkata : “Aku memasuki tempat asy-Syibly, sedangkan beliau tengah
mencabut helai bulu alisnya dengan sebuah penjepit. Aku katakan kepadanya;
“Wahai tuanku, Anda berbuat demikian apda diri sendiri, sementara rasa pedihnya
kembali pada hatiku.’ Ia menjawab : “Celaka Anda! Hakikat itu tampak padaku,
dan aku tidak kuat memikulnya. Maka beginilah, aku memasuki kepedihan atas
diriku, siapa tahu aku merasakannya, lalu tertutup dariku. Aku tak menemukan
kepedihan itu. Dan tidak tertutup dariku, sedangkan kepedihan itu membuatku
tidak tahan.”
Kondisi haibah dan uns, walaupun
masing-masing tampak jelas, bagi ahli hakikat masih dikategorikan kurang,
karena keduanya mengandung perubahan pada diri hamba. Sedangkan yang tidak
berubah, dinamakan ahli tamkin. Mereka hangus dalam wujud nyata. Tidak ada
haibah dan tidak pula uns, tidak ilmu maupun rasa.
Cerita ini dikenal dari Abu Sa’id
al-Kharraz : “Suatu saat di kampung, aku berkata :
Aku datang, maka aku tak mengerti
Dari mana, siapa aku,
Kecuali apa yang dikatakan manusia
Pada diriku dan dalam jenisku,
Aku datangi jin dan manusia
Jika tak kutemui seorang pun,
Aku datangi diriku.
Kemudian ada bisikan lembut menyusup ke
dalam kalbuku :
Amboi, siapa yang tahu sebab-sebab
Yang lebih luhur wujud-nya,
Lalu ia bersukaria dengan kesesatan
yang hina
Dan dengan manusia
Kalau engkau dari ahli wujd yang hakiki
Pastilah engkau gaib dari Jagad, Arasy
dan Kursy
Sedang engkau tanpa kondisi ruhani
bersama Allah
Jauh dari mengingat
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.