بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
TERJEMAH
KITAB
RISALATUL-QUSYAIRIYYAH
Karya:
Abul Qasim Abdul Karim Hawazin Al Qusyairi An Naisaburi
BAB 2.
TERMINOLOGI TASAWUF
(Istilah kata-kata
dalam bahasa tasawuf)
18.
QURB DAN BU’D
Awal tahap dalam taqarrub atau al-qurb
(kedekatan) adalah kedekatan hamba dalam taatnya dan disiplin waktu melalui
ibadat-ibadatnya. Sedangkan tahap al-bu’d (penjauhan) adalah pengotoran diri
dengan menentang dan menghampakan diri terhadap taat kepada Allah swt. Awal dari
bu’d adalah jauh dari taufiq, kemudian jauh dari pembenaran (tahqiq). Bahkan
jauh dari taufiq adalah jauh dari tahqiq itu sendiri.
Dalam Hadits Qudsi dijelaskan, Nabi.s
aw. Mengabarkan dari Allah swt.
“Para hamba senantiasa bertaqarrub
kepada-Ku, sebagaimana aturan yang Aku wajibkan kepada mereka. Dan seorang
hamba senantiasa bertaqarrub kepada-Ku melalui ibadat-ibadat sunnah, sampai si
hamba menyintai-Ku dan Aku mencintainya. Apabila Aku telah mencintainya,
Diri-ku sebagai pendengaran dan penglihatan baginya. Maka dengan-Ku ia melihat,
dan dengan-Ku ia mendengar.” (H.r. Bukhari dan Tirmidzi).
Kedekatan hamba pada Tuhannya,
mula-mula dengan iman dan pembenarannya. Kemudain kedekatannya melalui ihsan
dan hakikatnya. Sedang kedekatan Al-Haq saat di dunia ini didapati melalui
kema’rifatan. Kelak di akhirat, hamaba dimuiakan untuk menyaksikan-Nya secara
nyata. Di antara masing-masing kedekatan itu, melalui kelembutan dan anugerah.
Kedekatan hamba kepada Allah swt. tidak
akan terwujud kecuali kajuhan hamba dari makhluk. Predikat ini ada dalam hati,
bukan hukum-hukum fisikal lahriah dan alam.
Kedekatan Allah swt. termanifestasi
melalui sifat Ilmu dan Qudrat yag bersifat universal dan umum. Sedangkan
melalui Maha Lembut dan Maha Penolong-Nya, sifatnya hanya khusus bagi
orang-orang beriman. Kemudian dengan pemberian anugerah “Kesukacitaan ruhani”,
kedekatan-Nya tertentu bagi para Wali-Nya. Allah swt. berfirman : “Dan
kami lebih dekat kepadanya dibanding urat lehernya.” (Qs. Qaaf : 16) dan
firman-Nya pula : “Dan kami lebih dekat kepadanya dibanding diri kamu
(sendiri).” (Qs. Al-Waqi’ah : 85). Pada ayat lain : “Dan Dia bersama kamu,
di mana pun kamu berada.” (Qs. Al-Hadid : 4) “Tiada pembicaraan rahasia antara
tiga orang, kecuali Dia-lah yang keempatnya.” (Qs. Al-Mujaadilah : 7). Siapapun
yang secara hakiki dekat dengan Allah swt. minimal ia harus muraqabah
kepada-Nya. Karena dengan Muraqabah, sang hamba akan senantiasa mawas iri
dengan takwa, kemudian mawas diri pada hukum Allah swt. dan kesetiaan, disusul
kemawasan tehadap rasa malu. Mereka mendengarkan nada-nada syair :
Seakan si Raqib menjaga getaran hatiku
Yang lain menjaga pandangan dan
ucapanku
Tak ada selayang pandang di kedua
mataku
Yang memburamkan Diri-Mu
Melainkan engkau katakan
Benar-benar engkau memandang-Ku
Tiada yang cemerlang kata yang meluncur
Dari mulutku selain Diri-Mu
Melainkan Engkau katakan, benar, engkau
mendengar
Dengan pendengaran-Ku
Tiada getar hati dalam rahasia
Getran selain Diri-Mu
Melainkan engkau telah naik dengan
pertolongan-Ku
Sahabatku telah membosankan ucapannya
Aku membisu dari mereka, pandangan dan
lisanku
Bukanlah pelarianku dari dunia
Yang melupakan diriku dari mereka
Hanya saja aku telah tenggelam dalam
penyaksianku
Di mana pun jua
Salah seorang syeikh menguji para santrinya. Masing-masing santrinya diberi seekor burung. Kata syeikh itu :
“Sembelihlah burung ini, namun jangan diketeahui oleh siapa pun !.” Mereka pun
pergi ke suatu tempat, dimana tak seorang pun melihatnya, lalu disembelihlah
burung itu di tempat yang sepi. Namun ada salah seorang yang datang menghadap
kepada syeikh tersebut, dengan membawa burungnya semula, tanpa disembelih.
Syeikh itu menanyakan kepada si murid, mengapa hingga ia tidak menyembelih
burung tersebut. Ia menjawab, “Engkau memerintahkan diriku untuk menyembelih
burung itu, dengan syarat tidak diketahui siapa pun. Tetapi tidak satu pun
tempat, kecuali Allah swt. melihatnya.” Syeikh itu berkata, “Dengan ini,
kehormatan kuberikan kepada muridku ini. Sebab pada umumnya di antara kalian
hanya bertumpu pada makhluk. Sedangkan ia tidak melalaikan Allah swt. Dan
memandang kedekatan berarti hijab bagi kedekatan itu sendiri.”
Siapa yang memandang dirinya sebagai
tempat berpijak atau bernafas, maka dirinya terkena makar. Karena itu para Sufi
berkata “Semoga Allah swt. menjagamu dari kedekatan-Nya.” Yakni, mengisyaratkan
atas musyahadah Anda karena dekat-Nya.” Yakni, mengisyaratkan atas musyahadah
Anda karena dekat-Nya, apabila Anda menemui-Nya. Hal ini mengingat bahwa
anugerah kebahagiaan spiritual yang disebabkan kedekatan-Nya merupakan
perlambang keagungan. Karena Allah swt, itu sendiri berada di belakang setiap
puncak kebahagiaan. Sedangkan wilayah-wilayah hakikat mengharuskan munculnya
kedahsyatan dan keleburan ruhani.
Mereka bersyair :
Cobaanku padamu, bahwa diriku
Tak peduli dengan cobaanku
Dekatmu bagai jauhmu
Kapankah tiba, waktu istirahatku?
Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq r.a. sering
menyenandungkan bait-bait ini :
Kinasihmu adalah perpisahan
Cintamu adalah kebencian
Dekatmu adalah jauh
Damaimu adalah perang
Abu Husain an.Nury sebagaian murid Abu
Hamzah : “Apakah Anda salah seorang murid Abu Hamzah yang mengisyaraktkan pada
al-Qurb? Kalau Anda bertemu dengan belaiu sampaikan, bahwa Abul Husain an-Nury
berkirim salam, dan mengatakan kepadanya : “Dekatnya dekat dalam perspektif
kamia dalah setelah jauh (al-bu’d). Jika yang dimaksud adalah dekat dengan
Dzat, maka, Allah Maha Luhur (jauh) dari segala Kedekatan seperti itu. Karena
Allah Maha Suci dari segala batas dan wilayah, pangkal dan ukuran Allah tidak
berssentuhan dengan makhluk, begitu juga tidak terpisah dengan sesuatu yang
didahului. Sefat keagungan Shamadiyah-Nya jauh dari temu dan pisah. Dekat
sebagaimana kedekatan materi, dalah mustahil. Sedangkan dekat di sini adalah
keharusan sifat-Nya yaitu dekat melalui Ilmu dan Pandangan. Dekat adalah
kewenangan dalam Sifat-Nya, yang dikhususkan kepada hamba yang dikehendaki-Nya,
yakni dekat dalam perspektif keutamaan melalui sifat kelembutan.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.