بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah Kitab
Fathur-Rabbany
wal
Faidhur-Rahmany
Karya
Syeikh Abdul Qadir Al-Jailany ra.
Majelis ke 45.
BERPEGANG PADA TALI YANG TEGUH
Padi tanggal 19 Rajab tahun 545 Hijriyah di Madrasah,
Beliau berkata:
Sabda Nabi Muhammad saw. :
“Amat dilaknati orang yang berteguh dengan makhluk semisal dirinya.”
Betapa banyak orang yang terbilang mendapat laknat seperti ini,
selebihnya hanya ada satu golongan manusia yang berteguh dengan Allah. Di
antara orang itu adalah seperti yang difirmankan Allah :
“Sesungguhnya dia telah berpegang pada tali yang teguh.” (Qs. II:256).
Barangsiapa berpegang teguh dengan makhluk maka ia laksana orang menggambar
air, kala tangan dibuka ia tidak melihat apa-apa.
Celaka, ciptaan kau jadikan sentral kebutuhan, baik sehari, dua hari,
tiga hari, sebulan, setahun atau dua tahun, padahal di akhirat mereka justru
bosan dirimu. Peliharalah komunikasi bersama Allah, adukan kebutuhanmu
kepada-Nya, karena Dia tidak akan pernah membosankan. Orang bertauhid dalam
keteguhan tauhidnya tidak mengenal kata ayah atau ibu, keluarga atau teman,
musuh atau harta, pangkat atau kediaman, semua itu tidak ada dalam hati selain bergantung
di pintu Allah dan pemberian-Nya.
Wahai orang yang berbpegang teguh pada uang, apa yang ada dalam
genggamanmu, tidak akan lama tentu lenyap, bahkan siksa akan menimpamu. Wahai
orang tolol, pelajarilah ilmu karena Allah, amalkan ia, karena ia penuntun
dirimu. Ilmu itu lambang kehidupan, ketololan itu lambang kematian. Orang benar
jika usai mendalami cabang-cabang ilmu kemudian mendalami satu ilmu
(spesialisasi) yaitu ilmu hati dan sirri, bila telah menekuni ilmu ini, ia
menjadi pelindung agama Allah, mencegah menurut pencegahan-Nya, ia mengambil
sesuatu dari tangan mereka berdasar perintah Allah; di sini berarti hukum telah
mengiringi mereka dan bersama Allah dengan ilmu.
Orang arif itu selalu siaga di pintu Allah, ia dipasrahi ilmu ma’rifat,
diperlihatkan segala perkara yang tidak diperlihatkan kepada orang lain, bila
diperintah agar memberi, maka ia segera memberikan jal itu, jika diperintah
untuk menggenggam hak itu ia pun menggengggamnya. Sertai ilmu dan ulama yang
beramal dengan ilmunya, jika kamu bersabar menyertai ilmu – pertama – maka
tentu ia mengikuti untuk yang kedua. Bersabarlah dalam pelayana itu, jika kamu
sabar melayani ilmu, niscaya diberi kefahaman hati dan diberi cahaya batin.
Wahai manusia, serahkan perkaramu kepada Allah, karena Dia Mahatahu
daripadamu, tinggalkan keleluasaannya karenadari waktu ke waktu terdapat
keleluasaan. Ikutilah Allah dan bukalah pintu-Nya, tutuplah tembusan-tembusan
pintu makhluq, jika hal itu terjadi dirimu dilihatkan keanehan-keanehan yang
tidak terdapat pada perhitunganmu.
Tidakkah kamu sadari jika Allah menghendaki dirimu membawa manfaat untuk
orang lain tentu menjadikan dirimu bermanfaat bila Allah berkehendak
menjatuhkan di hadapan manusia maka hal itu menipu memperlunak dan memperketat
hati mereka. Dia Mahapenghidup lagi Mahamematikan, Maha Awal dan Akhir, Lahir
dan Batin, setiap permasalahan itu tidak pernah berobah bagi-Nya. Tancapkan
iktikad ini dalam hati, berbaiklah dalam pergaulan bersama manusia dengan
sifat-sifat lahir, sebab perrmasalahan ini menjadi tradisi orang-orang shalih
yang bertakwa kepada Allah dalam segala kondisinya. Mereka juga berkeliling
untuk berdakwah menurut kajian akal yang selaras dengan hati mereka – disetai
akhlak mulia – yaitu akhlak Qur’an dan Sunnah, dan menyeru mereka untuk
mengikuti kedua konsepsi tersebut, jika mereka menerima tentu kepayang
kepadanya jika mereka lari dari kedua konsepsi itu, berakibat tanpa membawa
kesan antara mereka (orang-orang shalih) dan mereka sendiri (ma’du), tanpa ada
jalinan cinta kasih. Jadikan hatimu sebagai tempat ibadah, sekali-kali kamu
jangan menyeru Allah bersama ciptaan. Firman Allah :
“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu hanyalah untuk Allah (semata) sebab
itu janganlah kamu puja siap jua pun bersama Allah.” (Qs.LXXII :18).
Jika telah mencapai peringkat ibadah ini – dari Islam ke Iman, dari Iman
ke Yakin, dari Yakin ke Ma’rifat ke ilmu Mahabbah (cinta) dari Mahabbah ke
Mahbubiyah, dari pencarinya ke orang yang mencarinya, jika kamu lupa tidak
sampai tertinggal dan jia lalai akan teringat, jika tidur akan terbangun, jika
lupa segera bangkit, jika dikuasakan segera menerima, jika diam bicara, maka
semuaitu tidak akan pernah hilang; terus menerus siaga secara bersih karena ia
telah terjernihkan oleh pusat hati. Seperti yang diwariskan oleh Nabi Muhammad
saw : “Bahwa mata beliau tidur tapi hatinya tidak tidur. Ia melihat dari balik
tabir seperti melihat wujud aslinya, setiap individu terbangkit olehnya menurut
kemampuan akan keberadaannya.
Adapun Nabi saw. tidak bertaut pada seseorang pun sampai ia
membangkitkannya, dan ia tidak ingin menyatukan seseorang dalam kekhususannya.
Selain kaum abdal, para wali dan ummatnya yang ingin menyucup selisih makanan
dan minuman. Beliau berikan setitik hamparan dan sekerat mutiara dari keagungan
keramatnya, karena mereka sedia mengikuti beliau.
Orang yang menggenggam aga,a Islam tentu membantu beliau untuk
mengedarkan butir-butir ilmu agama dan syariat beliau sampai kiamat. Ikutilah
milad Ibrahim – pilihan Allah – yang berspekulasi mencari Tuhan melalui
bintang, bulan dan matahari; yang terakhir beliau berkata : “Aku tidak suka
sesuatu yang tenggelam, sesungguhnya aku menghadapkan wajah (diri) ku kepada
Dzat yang mencipta langit dan bumi secara lurus dan bukanlah aku termasuk
orang-orang musyrik.”
Setelah lama Ibrahim bersandar atas kekeliruan itu lalu mengenal Allah,
segera beliau membenarkan-Nya, maka terbukalah pintu kebenaran dan hatinya
terseruu untuk memasuki, kemudian observasi Ibrahim dijadikan contoh bersama
sesuatu yang berlaku di dunia akhirat. Sedang kini beliau memahami hal itu
datang dari Allah. Berpengaruh, jadilah pusat hatinya berada di sisi Allah dan
menanggalkan selain-Nya, jadilah beliau sebagai penghamba mereka, ya penghamba
semata untuk Allah, merdeka terhadap sesuatu selain Dia secara mutlak, di
langit, di bumi Ibrahim tidak dikendalikan sesutu, justru beliau mengendalikan
sesuatu itu. Tak ayal beliau menjadi pemimpin yang tidak terpimpin selain
Allah, pintu terlintas di hadapannya dengan izin mutlak, tanpa penghalang atau
penutup.
Anak-anak muridku, jadilah pembantu manusia, karena dunia akhirat
melayani mereka; yakni dimana saja mereka kehendaki segera mencomotnya dengan
izin Allah, bila demikian tentu kamu diberi lukisan keberadaan dunia yang
bermakna akhirat.
Wahai Allah, berilah kearifan kepada kami dan mereka, dunia dan akhirat.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.