بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah Kitab
Fathur-Rabbany
wal
Faidhur-Rahmany
Karya
Syeikh Abdul Qadir Al-Jailany ra.
Majelis ke 43.
NAFSU AMARAH
Ahad pagi tanggal 11 Rajab tahun 545 Hijriyah, Beliau berkata:
Wahai sahaya, jika kamu ingin beruntung, tentanglah nafsumu dalam rangka
menyesuaikan diri dengan Allah. Kamu menghijab diri berma’rifat dengan ciptaan,
dan ciptaan menghijabmu dari berma’rifat Allah. Selagi kamu bersama nafsu,
selama itu tidak mengenal Dia, selagi kamu bersama dunia tidak akan mengenal
akhirat. Demikian halnya Allah dan makhluk tidak bisa dipadukan.
Nafsu itu senantiasa menyuruh berbuat jahat – demikian sebagian besar –
lalu ia menjauhkan diri sampai kau terperintah tunduk di bawahnya dengan
komando hati. Tentanglah dia dalam segala kondisi hidup, jangan kau perbantukan
untuk dirimu. Allah berfirman :
“Dan diilhamkan kepadanya yang salah dan yang taqwa (yang benar)”.(Qs.
XCI :8).
Olahlah dia dengan mujahadah, karena bila ia terolah sedang kamu jadi
fana’, maka tenteramlah kamu bersama hati, kemudian menenteramkan hati menuju
sirri, kemudian menenangkan sirri menuju Allah. Dari sini kamu jadi pusat
perhatian ciptaan. Bila pengolahanmu sempurna ia terpanggil menurut kehendak
hati.
“Dan janganlah kamu membunuh bangsamu sendiri, sesungguhnya Allah itu
penyayang kepadamu.” (Qs. IV:29).
Hanya saja khitob ini dikemukakan oelh Allah setelah ia bersih dari
keruh, tercair buruknya dan hati terharumi dengan mengenang Allah beserta Taat.
Bila ini tidak bisa diperoleh, maka jangan harap bisa dekat Allah,
bagaimana kamu memperoleh kedekatan diri dari Allah sedang dirimu masih
terlekati najis dan kependekan beragama; padahal kamu mengikuti setiap
kehendaknya. Turuti ia dengan penuturan Rasulullah :
“Jika kamu berpagi hari maka kamu jangan perbincangkan dirimu di waktu
sore, dan jika kamu bersore hari maka jangan perbincangkan dirimu
diwaktu pagi, karena kamu tidak tahu apa yang akan terjadi dirimu besok.”
Katakan : bagaimana apa yang kamu perbuat dan atasmu apa yang kamu
perbuat. Hanya satu yang kau kerjakan tapi tidak kau berikan dengan amalmu
sedikitpun, apalagi berupa amal dan mujahadah. Kebenaranmu tergantung atas
penolakan musuh-musuhmu, aku lihat kamu berada di sisi ciptaan bukan di samping
Allah. Berikan hak (kewajiban)mu dan sifat kemakhlukanmu, berikan hartamu
sebagai hak Allah sambil mensyukuri nikmat-Nya, jika kamu tahu bahwa sesuatu
yang ada di sisimu itu semata datang dari Allah di mana syukurmu, dan jika kami
tahu bahwa Dia yang menciptamu, maka di mana ibadahmu, penunaian perintah-Nya
mencegah larangan-Nya dan sabar atas coba, perangi nafsumu hingga memeproleh
petunjuk.
“Dan orang-orang yang berjuang dalam (urusan) Kami, niscaya akan Kami
tunjukkan kepada mereka jalan Kami (Qs. XLVII:7).
Kamu jangan terima ia dengan ucapan, karena ia tidak menyuruh selain
keburukan, jika kamu menjawabnya, jawablah dengan perlawanan tentu membawa
kebaikan. Wahai pengaku menerima kehendak Allah, padahal ia mengikuti nafsunya,
amat dusta pengakuanmu. Nafsu dan Al Haq selamanya tidak bisa disatukan, dunia
akhirat tidak bisa dikompromikan, barang siapa bersama nafsu berarti hilanglah
kebersamaan dengan Tuhannya, barangsiapa bersama dunia lenyaplah kebersamaannya
dengan akhirat.
Sabda Nabi saw. :
“Barangsiapa mencinta dunia berarti mempersempit akhiratnya, dan barang
siapa lebih menyintai akhirat, berarti mempersempit dunianya.” Nabi saw.
Sabarlah, bila sabarmu sempurna, sempurna pula ridlamu, kemudian fana’
mendatangimu, maka segala ini jadi baik, beban terbalik jadi syukur, jauh jadi
dekat, syirik jadi tauhid, berdampak kamu tidak melihat adanya ciptaan membawa
dlar atau naf’, kamu tidak lagi melihat musuh, sebaliknya lebih bersandar pada
pintu Allah dan bertekun diri. Ketika itu kamu tidak lagi melihat kecuali
bertekun yang satu – dalam situasi yang bagaimana tidak menambat ciptaan, hanya
untuk satu manusia yang bagaimana tidak menambah ciptaan, hanya untuk satu
manusia dari setiap juta manusia, sampai terputus oleh jiwa yang satu.
Anak-anak muridku, bertekunlah sampai mengantar kematianmu, di sana – di
hadapan Tuhan – bertekunlah sampai nafsumu tersumbat sebelum ruh keluar dari
tubuh, kesabaranmu terfana’ tetapi balsannya tidak. Sesungguhnya aku bersabar, karena
aku lihat dampak bersabar itu terpuji; ia (naffsu) bisa mati, hanya dengan
sabar dan perlawanan, maka dalam waktu dekat ia akan membawa keuntungan yang
memujamu, ia mematikan lalu menghidupkan aku lalu mematikan aku, melenyapkan
aku lalu menemukan aku dari kelenyapan itu, aku binasa bersamanya dan menguasai
bersamanya, jiwaku bertekun dalam rangka meninggalkan ikhtiar dan iradah sampai
hal itu ku peroleh, maka jadilah qadar memperkuat daku, munnah menolongku,
perebuatan menggerakan aku, cemburu menjagaku, aqdar mempertaat aku, bersegera
memajukan aku dan Allah mengangkat derajatku.
Celaka, kau menjauh dariku padahal aku mengisimu, peliharalah tempat di
sisiku, jika tidak niscaya kamu rusak, wahai orang tolol, berhajilah kepadaku
lebih dulu kemudian baru ke Baitullah, aku pintu Ka,bah, kemarilah agar aku
mempelajarimu bagaimana cara berhaji; aku yang mengajarimu, karena hal itu
telah dikhitob untukmu – oleh Tuhan yang punya Ka,bah. Tentu akan kamu lihat
kala debu-debu bertebaran, duduklah wahai pengerat, berlindunglah kepadaku
karena aku telah diberi ketentuan Allah. Manusia sama menuruhmu atas sesuatu
seperti apa yang aku perintah, rela, mencegah sejalan dengan pencegahanku,
adapun pencegahan mereka atasmu telah dipasrahkan kepada mereka, nasihat untukmu,
maka mereka melaksanakan amanat itu.
Bersamalah dalam persinggahan, berhikmah sampai mempertaut dirimu pada
persinggahan qudrah. Dunia adalah hikmah akhirat sebagai qudrah, hikmah
membutuhkan perabot, kuasa dan qudrah tidak membutuhkan itu, tetapi perbuatan
Allah meliputi hal itu, agar terbeda kediaman qudrah dari kediaman hikmah,
akhirat di dalamnya timbul tanpa sebab, ia membicaraimu, menyaksikanmu atas
perbuatan-perbuatanmu yang melanggar ketentuan Allah, di hari kiamat
hijab-hijab terbuka darimu dan tampak jelas kerendahan – baik kamu bersedia
atau menolak -- tiada seorang pun masuk neraka kecuali jika berhati
beku, bacalah Kitabmu dengan perantara Sunnah, resapi kandungannya, lalu
bertaubatlah dari berbagai keburukan dan bersyukur atas kebaikan, ringkaslah
catatan maksiat, kemudian robahlah menjadi Taubat.
Anak-anak muridku, bertaubatlah melalui aku, dan menjalin sahabt
denganku, jika kamu tidak menghadap aku tentu aku tidak akan bicara kepadamu.
Mana mungkin ini bermanfaat bagimu; bentuk ilustrasi yang kau sukai; tanpa
arti, siapa berkehendak temani aku, terimalah kataku, amalkan ia. Berapa kali
aku bicara denganmu tapi kamu tidak menggubris atau mendengarnya, sebenarnya
kamu membutuhkan ddiriku, bukan aku, aku tidak takut kamu tidak mengharapkanku
atau tidak memisah antara keruntuhan dan keramaian, antara yang tetap dan yang
mati, antara kaya dan fakir, antara milik dan penguasa, ketentuan berada dalam
kekuasaan selain kamu. Ketika aku keluarkan rasa cinta dunia – bersama hati –
aku jadi baik, bagaimana tauhid bisa baik sedang hati masih terbersit cinta
dunia. Kamu dengr sabda Nabi saw. :
“Cinta dunia itu, menjadi pemula setiap kesalahan.”
Celaka, kamu sia-siakan masa untuk mencari ilmu tanpa pengamalan,
sebenarnya yang demikian malah mengantar dirimu pada kebodohan. Kamu bantu
musuh-musuh Allah dan bergelantung kepada mereka, padahal Dia lebih kaya
daripadamu atau orang yang kamu gantungi, penggantungan itu tidak diterima.
Sampai kini yang masih aku ketahui adalah; ternyata kamu penghamba orang yang mengendalikan
ddirimu,jika ingin beruntung lepaskan kendali hati melalui Kuasa Allah,
tawakkal kepada-Nya sebentar tawakal. Layani Dia lahir dan batin, Dia Maha
Mengetahui dirimu – meliputi kebaikan atau keburukan yang mengeram dalam hati –
sedang kamu sendiri tidak menyadari. Peliharalah sikap dia (takut) di
hadapan-Nya, berpejam mata, berlintas hati dan kelu sampai memperoleh izin
dari-Nya melalui penuturan, maka kamu pun bertutur melalui-Nya – bukan darimu –
ketika itu tutur katamu menjadi terapi penyakit hati, penyembuh rahasia dan
penerang akal.
Wahai Allah, sinarilah hati kami, rendahkan kepada-Mu dan jernihkan
sirri kami dekatkan dari-Mu.
Dan berilah kami kehidupan yang baik di dunia dan kehidupan yang baik di
akhirat, dan selamatkanlah kami dari siksa neraka.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.