بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah Kitab
Fathur-Rabbany
wal
Faidhur-Rahmany
Karya
Syeikh Abdul Qadir Al-Jailany ra.
Majelis ke 42.
MANUSIA MULIA
Pagi hari tanggal 19 Rajab tahun 545 Hijriyah di Madrasah,
Beliau berkata:
Nabi bersabda :“Barngsiapa lebih suka menjadi manusia termulia hendaklah
bertakwa kepada Allah, dan barangsiapa lebih suka menjadi manusia terkuat, hendaklah
bertawakal kepada Allah, dan barang siapa lebih suka menjadi manusia terkaya,
hendaklah kukuh menggenggam sesuatu yang ada dalam kekuasaan Allah melebihi
kekukuhan sesuatu yang ada pada dirinya.”
Barangsiapa lebih suka mendapat kemuliaan dunia akhirat bertakwalah
kepada Allah, karena Dia berfirman :
“Sesungghnya yang paling mulia di antara kamu dalam pandangan Allah,
ialah yang lebih bertakwa.” (Qs. IL:13).
Kemuliaan terletak menurut ukuran takwa kepada Allah, dan kehinaan
terletak menurut jalan maksiat. Barangsiapa lebih suka memperkokoh Agama Allah,
maka bertakwalah kepada-Nya, karena takwa itu memperjernih hati, memperkokoh,
mengajar dan memperlihatkannya pada keajaiban. Sekali-kali kamu jangan
bergelanyutan pada uang dan causalita yang mengitarimu, karena hal itu hanya
memperlemah dirimu, sedang takwa kepada Allah itu memperkokoh diri, memperjelas
penglihatan, memperlunak dan membukakan untukmu berbagai jalur pembebas
causalita tanpa diduga. Janganlah memperdulikan kedatangan dunia atau kelenyapannya,
jika mampu maka ketika itu kamu menjadi oarng paling kuat. Penggantunganmu pada
harta, pangkat, keluarga da causalita yang mengitarimu, sungguh bisa
memalingkan diri dari Allah, sebab hal itu penipu yang tidak menghendaki hatimu
terus melihat selain Dia.
Barangsiapa lebih cinta ingin kaya di dunia – akhirat, hendaklah
bertakwa kepada Allah, berhenti di pintu-Nya, merasa malu jika hendak datang ke
pintu yang lain, lalu pejamkan mata dari penglihatan yang menuju selain Dia;
yang daku kehendaki dengan penglihatan disini adalah penglihatan hati.
Bagaimana kamu teguh menggenggam sesuatu yang ada padamu, sedang ia
cenderung meninggalkanmu – sampai kamu mengesampingkan pertalian dengan Allah,
padahal Dia tidak akan pernah lenyap, sekejap pun. Kedunguanmu akan hal ini
malah bisa membawamu berteguh pada yang lain daripada teguh bersama Allah.
Wahai pemaling takwa, sungguh keramat dunia akhirat diharamkan atasmu,
wahai orang yang bertawakal kepada sesama dan causalita, sungguh kekuatan dan
kemuliaan bersama Allah diharamkan untukmu; dunia atau akhirat. Wahai orang
yang teguh menggenggam sesuatu, sungguh kekayaan Allah diharamkan bagimu di
dunia akhirat.
Anak-anak muridku, jika ingin menjadi orang bertakwa, tawakal, peneguh,
maka harus mampu memelihara sabar, karena hal itu merupakan landasan setiap
kebaikan, bila nikmat bersabarmu telah bersih, maka bersabrlah karena Allah,
niscaya Dia akan membalasmu; yaitu memasukan rasa cinta-Nya dan
pendekatan-Nya dalam hatimu di dunia atau di akhirat.
Kamu jangan sibuk mencari dunia dan berbangga-bangga atas sesama
ciptaan, karena perbuatan itu tidak menghasilkan untung dari Allah sedikit pun.
Hatimu saja kotor oleh syirik, skeptis (ragu) tentang keberadaan-Nya. Lagi
membenci-Nya, kala diketahui hal itu menjadi sifatmu, ternyata kamu marah yang
justru kau tuduhkan kepada orang-orang shalih.
Di antara Ulama rahimullah ada juga yang enggan keluar rumah kecuali
setelah membalut mata – perbuatan itu dilakukan oleh puteranya – hal itu
ditamppakkan di hadapan orang banyak. Jika ditanya orang ia menjawab : demikian
ini sehingga aku tidak melihat orang kafir penentang Allah. Suatu hari ia
keluar rumah dengan mata telanjang, ketika itu segera mendadak ada selelmbar
penutup yang jatuh dari atas menutup matanya. Alangkah besar kecemburuan Allah,
jika demikian bagaimana kalau kamu bersembah selain untuk-Nya, bahkan kamu
menyekutukan segala? Bagaimana kamu tega menyantap nikmat pemberian-Nya, di
lain pihak kafir kepada Dia?Kendati kamu tidak mencoba memperbaiki hal itu,
sebaliknya justru bergantung orang kafir, dan serta merta merengek di
hadapannya, suka menemani. Tentu saja dalam hatimu tidak terbersit rasa iman
dan cemburu untuk Allah.
Peliharalah taubat, istighfar dan bermalu di hadapan Allah, tanggalkan
busana penutup mulutmu untuk-Nya dan berjongkoklah di hadapan-Nya, jauhilah
keharaman dunia beserta syahwatnya, kaerna perolehanmu pada dunia dengan hawa
dan syahwat cukup mempersibuk diri, lupa Allah, Sabda Nabi :
“Dunia adalah sijn (penjara) bagi orang-orang beriman.”
Bagaimana orang Islam bisa bersukaria dalam penjara, sama sekali
tidak meriakan; hanya keriangan tampak di wajah sedih dalam hatinya, dan Allah
mencintai orang-orang penyabar.
Sebenarnya ini hanya sebagai ujian Allah karena amat mencintanimu, kala
kamu turiti perintah-perintah Dia, mencegah larangan-Nya, bertambahlah cinta
Allah, ketika kamu sabar atas coba, bertambahlah kedekatan Dia kepadamu.
Ada Ulama berkata : “Sesungguhnya Allah menolak untuk menyiksa
kekasihnya, tetapi Dia hanya mencobai dan mempersabarkannya.
Nabi Muhammad sendiri bersabda :
“Seakan-akan dunia tidak ada, dan seolah-olah akhirat tidak sirna.”
Wahai pencari dunia, wahai pecinta dunia, kemarilah menghadap aku sampai
aku tahu aibmu lalu aku tunjukkan jalan menuju Allah, dan aku pertemukanmu
dengan orang-orang yang mengendari keridlaan Allah semata. Kini, sebenarnya
kamu berada dalam lingkaran gila. Dengarkan kataku, amalkan konsepsi lalu
ikhlaslah dalam beramal, jika kamu faham apa yang ku katakan kemudian sempurna
dalam beramal niscaya terangkat ke illiyyin, di sana kamu lihat, bahwa pusat
kataku berada di sana, percayalah atas kebenaran Isarah yang ku tunjukkan ini.
Wahai manusia, tinggalkan kegilaanmu, kepercayaan yang batil dan
persibuklah dengan mengenang Allah. Bicaralah tentang sesuatu yang bermanfaat
bagimu, berdiamlah atas perkara yang membawa bencana, jika hendak bicara
pikirlah dulu, apa yang hendak dibicarakan dan hasil apa yang didapat – jika
sudah – berniatlah yang baik, baru berbicara. Karena itu ada orang berkata :
“Lisan yang tolol itu di depan hati dan lisan yang berakal lagi berilmu itu di
belakang hati.”
Sibukkan dirimu bersama Allah, jika Dia mengendalikanmu bicara tentu Dia
membicaraimu. Jika kamu menghendaki perkara segeralah menuju-Nya. Dia menemani
segala kebisuan, bila bisu telah sempurna pembicaraan datang dari-Nya, atau
mengekalkan dirimu sampai berpagut akhirat. Demikian amksud Sabda Nabi :
“Barangsiapa mengetahui Allah, penatlah hatinya.”
Suara lahir dan batin penat menyanjung Dia dalam segala kondisi hidup, lalu
terjadi penyesuaian tanpa pembantah, mata hatinya buta memandang yang lain;
hari-hari dunianya tercerai lalu menjauh dari keberadaannya, demikian pula
dunia akhirat pun menjauh dan jabatannya lenyap :
“Sesudah itu apabila dikehendaki-Nya dibangkitkan-Nya.” (Qs.
LXXX:22).
Dia temukan setelah faqd (sunyi), Dia mengembalikan dalam bentuk lain,
memfanakan dengan kuasa fana’ lalu Dia mengembalikan dengan kuasa baqa.
Demikian tercapai pertemuan. Setelah itu Dia mengembalikan manusia
untuk berseru dari fakir ke kaya. Kaya adalah jika bersama Allah
dengan menjalin pertalian dengan-Nya. Fakir adalah jauh dari Allah dengan
memperkaya selain-Nya. Berkaya itu termasuk pertumbuhan hati, bedekat Allah,
sedang fakir kebalikannya. Siapa ingin kaya tinggalkan dunia akhirat dan apa
saja yang ada di sana.
Wahai Allh, tunjukkan hati kami kepadamu dan berilah kami kehidupan yang
baik di dunia dan kehidupan yang baik di akhirat, dan selamatkanlah kami dari
siksa neraka.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.