بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf
{AJARAN KAUM SUFI}
Karya
Ibn Abi Ishaq Muhammad Ibn Ibrahim Ibn Ya’qub Al-Bukhari Al-Kalabadzi
20.
AJARAN KAUM SUFI TENTANG KEWAJIBAN-KEWAJIBAN YANG
DIBEBANKAN OLEH TUHAN KEPADA WAKIL-WAKILNYA
Mereka
amengakui bahwa semua peraturan yang dibebankan oleh Tuhan kepada
hamba-hamba-Nya dalam Kitab-Nya, dan semua kewajiban yang ditentukan oleh Nabi
(dalam hadits) bersifat mengikat bagi orang-orang dewasa yang telah matang
pemikirannya, dan bahwa peraturan dan kewajiban tersebut tidak boleh
ditinggalkan atau diabaikan dengan cara apapun oleh siapa pun, entah dia
seorang beriman yang jujur (shiddiq), seorang suci atau seorang ahli Ma’rifat,
meskipun dia mungkin telah mencapai barisan yang paling jauh, tingkat yang
paling tinggi, tempat yang paling mulia atau taraf yang paling agung.
Mereka beranggapan,
tidak ada tempat bagi seseorang untuk dapat lepas dari ketentuan-ketentuan
(‘adab) hukum keagamaan, dengan mendapat izin untuk melakukan hal-hal yang
dihalalkan oleh Tuhan, atau menghalalkan hal-hal yang diharamkan oleh Tuhan,
atau lalei dalam melaksanakan semua
kewajiban keagamaan tanpa alasan yang sah, yaitu alasan yang ditentukan
oleh pengadilan yang disetujui oleh orang-orang Muslim dan diakui oleh
ketentun-ketentuan hukum agama. Semakin suci isi hati seseorang, semakin tinggi
tarafnya dan semakin mulia tempatnya, demikian pula, usahanya pun semakin
keras, disertai keikhlasan dan ketakwaan yang lebih besar (pada Tuhan).
Mereka
bersepakat bahwa tindakan-tindakan itu bukan merupakan sebab dari kebahagiaan
atau kedukaan, tapi kebahagiaan dan kedukaan itu ditakdirkan dan ditentukan
oleh kehendak Tuhan.
Begitulah
disebutkan dalam sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Umar : “Inilah
kitab dari Rabb seluruh alam, di dalamnya ada nama-nama penghulu surga, beserta
nama-nama orang tua dan suku-suku mereka.” Lalu jumlahnya pun ditetapkan, dan
sesudah itu tidak akan ada penambahan maupun pengurangan sama sekali.
Dengan
cara yang sama, Nabi berbicara tentang
orang-orang yag menghuni neraka : “Orang yang berbahagia dalah dia yang
berbahagia sewaktu berada dalam peurt ibunya, dan orang yang beduka adalah dia
yang berduka sewaktu berada dalam perut ibunya.”
Labih
jauh lagi, mereka bersepakat bahwa tindakan-tindakan itu tidak menentukan
pahala atau hukuman, tapi bahwa pahala atau hukuman itu ditentukan oleh
karunia, keadilan dan ketetapan Tuhan. Mereka mengakui bahwa rahmat surga
adalah milik orang-orang yang telah ditakdirkan oleh Allah untuk bahagia, tanpa
sebab; dan bahwa hukuman neraka adalah milik orang-orang yang telah ditakdirkan
oleh Tuhan untuk berduka, tanpa sebab pula.
Menurut
hadits (qudsi) “Orang-orang ini (akan) berada di surga, dan Aku tidak peduli;
orang-orang ini (akan) berada di neraka, dan Aku tidak peduli;” Tuhan berfirman
: “Sesungguhnya telah kami sediakan bagi penghuni neraka, banyak jin dan
manusia.” Dan lagi : “Sesungguhnya, orang-orang yang sudah lebih dahulu
mendapat taufik dari Kami, mereka dijauhkan dari neraka.” Mereka mengatakan
bahwa perbuatan-perbuatan manusia merupakan tanda-tanda dari apa yang telah
ditakdirkan oleh Tuhan untuknya, seperti kata Nabi : “Tindakan itu, bagi setiap
orang, diperssiapkan untuk menghadapi sesuatu yang untuknya dia dicipta. “
Al-Junaid
berkata : “ Kepatuhan membawa berita-berita gembira menurut yang telah
ditakdirkan oleh Tuhan bagi orang yang patuh, dan demikian juga halnya dengan
orang yang tidak patuh.” Tokoh sufi lain berkata : “Ibadah merupakan suatu
hiasan bagi bagian-bagian lahiriah, dan kalau seseorang sudah menghiasi
anggota-anggota tubuhnya, maka Tuhan tidak akan membiarkan dia meninggalkan
anggota-anggota tubuh itu tak terisi.”
Muhammad
ibn Ali al-Kattani berkata : “Tindakan-tindakan itu merupakan pakaian para
hamba : orang-orang yang oleh Tuhan ditempatkan jauh (dari Dia) pada saat
pembagian (takdir) akan terlepas pakaiannya, tapi orang-orang yang oleh Tuhan
didekatkan (pada-Nya) mengagumidan memegangnya erat-erat.”
Sekalipun
begitu; mereka bersepakat bahwa Tuhan memberi pahala dan hukuman untuk
tindakan-tindakan itu; sebab Dia menjanjikan pahala bagi perbuatan-perbuatan
yang benar dan megancamkan hukuman bagi perbuatan-perbuatan jahat; Dan Dia akan
memenuhi janji-Nya serta mewujudkan ancaman-Nya, sebab Dia Maha Benar dan
firman-firman-Nya merupakan kebenaran. Mereka mengatakan bahwa telah menjadi
kewajiban bagi setiap orang untuk berusaha sebisanya untuk melaksanakan apa
yang telah diwajibkan atasnya dan melaksanakan apa yang telah dituntut
darinyauntuk dilakukan, menurut yang telah ditentukan; dan kalau dia telah
sepenuhnya melaksanakan tugasnya, maka kemudian didatangkan pdanya ilham-ilham,
sesuai dengan hadist : “Jika seseorang bertindak menurut apa yang diketahuinya,
Tuhan akan mewariskan kepadanya pengetahuan yang belum dia ketahui. “
Tuhan
berfirman : “Kepada oang-orang yang berjuang di pihak Kami, sunguh akan Kami
tunjukkan jalan-jalan Kami.”
Dan lagi
: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan
yang dapat mendekatkan kepada keridhaan-Nya dan berjihadlah pada jalan-Nya,
semoga semua beruntung.”
Yahya
berkata : “Jiwa dari ma’rifat tidak akan pernah mencapai hatimu, selama masih
ada kewajiban pada Tuhan yang belum kemu laksanakan.” Al-Junaid berkata :
“Tuhan akan berurusan dengan hamba-hamba-Nya pada hari akhir dengan cara yang
sama dengan ketika Dia berurusan dengan mereka pada mulanya. Dia mulai
menciptakan mereka dengan kemuliaan, memerintah mereka dengan belas kasih dan
bejanji kepda mereka dengan sikap merendahkan diri serta memberikan kepada
merreka tambahan-tambahan kemuliaan.
Jika
seseorang bisa melihat kebaikan-Nya yang dahulu itu, akan mudah baginya untuk
melaksanakan perintah-Nya; dan jika dia mengikuti perintah-Nya, dia akan sampai
kepada janji-Nya; dan jika dia telah memiliki janji-Nya, tidak ada keraguan
lagi bahwa Dia akan memberinya tambahan-tambahan.”
Sahl ibn
Abdillah a-Tustari berkata : “Jika seseorang menutup matanya dari Tuhan
walaupun hanya sekejap, dia tidak akan dituntun selama hidupnya.”
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.