بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah Kitab
Fathur-Rabbany
wal
Faidhur-Rahmany
Karya
Syeikh Abdul Qadir Al-Jailany ra.
Majelis ke 10.
TIDAK ADA BEBAN
Pengajian
Syeikh Abdul Qodir al-Jilany
Ahad pagi 14 Syawal tahun 545 Hijriyah
Beliau berkata:
Sabda Nabi saw. :
“Aku dan golongan umatku yang taqwa memperoleh kelepasan dari beban.”
Taqwa tidak menjadi beban bagi penghambaan Allah, karena taqwa itu
jelmaan dari tabiat kemanusiaannya. Ia menyembah Allah dengan lahir dan
batininya tanpa ada rasa pembebanan untuk diri. Sedang untuk orang munafik
dalam setiap situasinya – apa pun – menjadi beban, apalagi untuk menyembah
Allah. Pembebanannya terrletak di bagian lahir jiwa dan menempatkan di bagian
batiniahnya. Ia tidak mampu memasuki jalan yang dimasuki orang bertaqwa. Setiap
tempat jadi panorama, setiap amal milik manusia dan perang dicipta juga milik
manusia.
Wahai oang munafik bertaubatlah dari nifaqmu dan kembalilah dari
pelarian munafiq. Bagaimana, engkau ditinggalkan-Nya, setan menertawakanmu.
Jika kamu puasa, shalat, semua itu engkau lakukan demi makhluk bukan untuk
Allah. Demikian pula jika engkau bersedekah mengeluarkan zakat dan haji.
Perbuatan itu hanya kerja keras lagi memayahkan. Dalam waktu dekat engkau akan
dicampakkan ke neraka Hawiyah bila engkau tidak segera bertaubat dan mengadukan
diri atas kesalahanmu. Jagalah dirimu untuk mengikuti sunnah – bukan bid’ah –
jagalah madzab kuno yang benar.
Celaka, engkau hafal Al-Qur’an tetapi tidak beramal darinya. Engkau
pelihara sunnah Rasul tapi tidk beramal darinya. Maka, manakah pekerjaanmu yang
berdasar sunnah? Engkau suruh manusia berbaik sedang kamu tidak melaksanakan
baik. Engkau tahan mereka (dari berbuat buruk) tapi engkau tidak menahan dirimu
dari perbuatan itu. Firman Allah :
“Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang kamu
tidak kerjakan.” (Qs. LXI :3).
Mengapa engkau berkata tetapi tidak menepati, engkau tidak malu.
Bagaimana engkau mengaku iman tapi tidak beriman? Iman adalah manifestasi
dari kelurusan (tahan) uji. Ia sabar membawa beban berat, ia
pemberani (pelawan) ia pembunuh, iman adalah suatu hal termulia di atas segala
dunia. Iman dimulyakan karena Allah semata dan bahwa nafsu diperhina karena
setan. Barang siapaa meninggal pintu Al Haq tentu menuju pintu manusia. Barang
siapa sia-siakan jalan Al Haq dan penaungan-Nya tentu duduk di jalan makhluk
dan berlindung di sana. Barangsiapa dikehendaki oleh Allah kebaikannya, tentu
pintu-pintu yang tembus makhluk ditutup baginya. Pemberi mereka diputus
untuknya. Sehingga semua itu tidak berguna bagi dirinya.
Celaka, engkau riang dalam tempatmu di pagi hari, di musim dingin. Dalam
waktu dekat akan datang musim panas dan menyedot air yang kamu simpan sampai
kering, lingkunganmu mati karena musim panas itu pemutus (penghisap) air,
sedang musim dingin menambah air melimpah. Jadi dirimu bersama Allah niscaya
kamu beruntung, mulia, jadi pemimpin dalam menegakkan hukum.
Wahai sahay, hendaknya engkau menjaga perilaku, pakaian yang tidak
pantas dan larilah dari kahluk dalam setiap tujuanmu. Bila engkau mampu
ciptakan hubungan di bumi kelak untuk tempat akhirmu, lakukanlah! Adanya
demikian semata untuk melatihmu sampai terpenuhi iman dan kekuatan pijak
keyakinanmu, dan membuka mata hati lalu mengangkat kediamanmu dan terbang di
angkasa menuju kekuasaan Allah; mengilingi dunia dari timur sampai barat,
meliputi daratan, lautan tanah datar, gunung, dus mengelilingi langit dan bumi,
sedang kamu bersama penjaga yang tesia. Ketika itu, lisanmu mekepas ucapan.
Tanggalkan pakaianmu yang tidak kuat – dan sekarang – hadapilah manusia,
keluarlah dari persembunyianmu, akrena, hakekatnya kamu sudah menjadi dokter
bagi mereka tanpa menimbulkan rasa pedih dalam hati. Bahkan kamu tidak lagi
mempedulikan sikap angkuh mereka, kebanyakan tabiat mereka, penghadapan mereka,
pembelakangan mereka, pujian mereka dan cela mereka. Kamu juga tidak peduli
lagi akan kejatuhanmu, karena kamu telah bersama Al-Haq.
Anak-anak muridku, fahamilah Pencipta kaunia ini dan bersopanlah di
hadapan-Nya. Selagi hatimu jauh dari dia tentu kamu tetap berlaku tidak sopan di
hadapan-Nya. Tapi bila kamu memperdekat diri baiklah adabmu. Ini laksana dua
sahaya yang dipekak sebelum dikendarai raja, pabila telah dikendarai kendaraan
mereka sama datang beserta perilaku meeka yang sopan, karena mereka dekat
dengannya. Setiap individu dari mereka lari menuju Zawiyah (pondok tempat
khalwat kaum zuhud) yang ditentukan. Penghadapan manusia itu menunjukkan
penglihatan yang terbalik dari Al-Haq. Jika demikian maka tidak ada kata untung
bagimu, sampai kamu tanggalkan tuhan-tuhan ciptaanmu, memutuskan causalita,
meninggalkan penglihatan manusia dalam bentuk manfaat dan mudlarat.
Sesungguhnya kamu itu sehat-sehatnya orang sakit, terkaya daripada orang
miskin, hidupnya orang mati, sampai kapan perlakuan ini kau tunjukkan di
hadapan Allah Al-Haq, dan sampai kapan engkau berpaling dari Dia Sampai kapan
penghidupanmu atas dunia dan pembinasaanmu atas akhirat? Sesungguhnya setiap
individu darimu itu berhati satu, mengapa bisa mencintai dunia dan akhirat
dalam satu waktu. Bagamana di sana terdapat dzikir sang pencipta dan yang
dicipta dalam satu waktu, dan bagaimana hal itu bisa dihasilkan dalam satu
situasi, satu kondisi dan satu hati? Yang demikian hanyalah dusta. Jauh sebelum
ini Nabi saw. bersabda :
“Orang dusta itu suka menyisihkan iman.”
.Setiap bejana bisa menampung sesuatu. Perbuatanmu itu menunjukkan
i’tikadmu, lahiriahmu menunjukkan batiniah. Sedang batiniahmu amat jelas bagi
Allah dan orang-orang tertentu dari hamba-Nya. Jika mereka menerimakan sesuatu
kepadamu maka beradablah di hadapan-Nya, dan taubatlah akan dosa-dosamu sebelum
berjumpa dengan Dia. Kecilkan dirimu di hadapan Dia, rendahkan untuk-Nya.
Pabila kamu berendah diri kepada orang-orang shalih berarti kamu telah berendah
diri di hadapan Allah. Berendah dirilah karena orang berendah diri derajatnya
ditinggikan Allah. Sebaik-baik perilaku di hadapanmu adalah yang engkau lakukan
di hadapan orang yang lebih tua darimu. Nabi saw. bersabda :
“Barakah itu sebagian besar terdapat dalam orang-orang yang lebih tua
darimu.”
Dikatakan : takwa itu melaksanakan perintah, mebghentikan cegah dan
menetapkan Kitab dan Sunnah. Jika tidak, kamu termasuk orang tua yang tidak
menetapkan pemulyaannya dan tidak mendoakan selamat atasnya, kalau begitu
halnya ia tidak mengandung barakah. Orang tua yang taqwa, orang shalih yang
wara’, kaum cendekiawan dengan ilmu dan orang-orang yang suci dengan amal,
orang tua yang berhati jernih lagi berpaling dari selain Allah, oang tua yang berhati
ma’rifat dengan Allah lagi alim, dekat dari-Nya; kala telah banyak pengetahuan
hati dekatlah ia dari Al-Haq. Tetapi setiap hati yang cinta dunia maka ia
tertutup dari Allah, dan setiap hati yang cinta akhirat maka ia dekat Allah.
Penutup kecintaan duniawimu mengurangi kecinntaan akhirat. Dan penetapan
cintamu atas akhirat mengurangi kecintaanmu terhadap Allah. Ketahuilah,
kemampuanmu jangan sampai jadi sebab penggoncangan jiwamu – yang tidak
dikehendaki Allah--- Itu sebabnya di antara kaum Ulama adan yang berkata :
“Barangsiapa tidak mengerti ketetapannya, maka diketahuinya ketentuannya itu
jadi ketetapannya.” Jangan engkau berdiam di tempat yang menjadi tempatnya.
Bila engkau masuk rumah jangan duduk di tempat yang kamu tidak disuruh oleh
tuan rumah untuk mendudukinya.
Anak-anak muridku, sungguh kamu sia-siakan hidup berdasar ilmu dan
menjaganya tanpa pengalaman. Itu mana mungkin bermanfaat bagimu. Nabi bersabda
:
“Allah berkata di hari kiamat kepada para Nabi; Ulama : Kamu semua
adalah para pengembala makhluk (umat) lalu apa yang kamu perbuat dalam
penggembalaanmu. Dan Allah berkata kepada para pemimpin, orang-orang kaya :
Kamu semua adalah pembawa kunci gudang-Ku, apakah kamu sudah bersambung dengan
orang fakir, memelihara anak-anak yatim, menafkahkan darinya menurut kewajiban
yang Kutentukan atasmu.”
Wahai manusia berpetuahlah menurut petuah yang datang dari Rasul saw.
dan jadikan ia standar ucapanmu. Alangkah kesat hatimu! Celaka engkau wahai
orang munafik, engkau harapkan aku agar keluar dari negeri ini. Seandainya
engkau buat oleh permainan masalah untuk mengganti ketentuan ini,
mengoyak-koyak organ tubuhku dan merobah bicara ini; sungguh aku lebih takut
siksa Allah di hari mendatang.
Celaka! Engkau tertawakan aku, sedang aku berada di pintu Allah untuk
menyeru manusia menuju-Nya, ku tunggu jawabmu. Wahai orang munafik niscaya
engkau akan melihat siksa Allah dan siksa-Nya di dunia dan akhirat. Firman-Nya
:
“Setiap waktu Dia dalam kesibukan.” (Qs. LV:29).
Bahkan setiap detik, waktu untukmu dan waktu untuk selainmu.
Anak-anak muridku, bila engkau ingin berlapan dada dan memperharum hati,
maka engkau jangan denganrkan ucapan makhluk termasuk rayuan mereka.
Makhluk pertama itu bermasyarakat, dan yang kumaksud ini adalah makhluk
(manusia) yang suka menyendiri, ya, kesendirian dari anak kendati hanya tunggal
– keturunan Adam – lalu ia merobah arti yang pertama dan menggantinya.
Penciptaan mereka dari air hinanya. Hatinya menyempit karena melihat polah
manusia, maka berusaha mencari pintu rahasia milik mereka. Sehingga terjadilah
untuk dirinya dunia akhirat, surga neraka. Jika ditelusuri seluruh makhluk dan
keberadaan segala ini bermula dari satu. Kemudian semua keberadaan itu
diserahkan kepada mereka bersama rahasia-rahasianya. Lalu di antara mereka ada
yang tenggelam dan tidak tampak lagi. Di sana juga ada ketentuan seperti
ketampaan itu, yang, jika diumpamakan kemampuannya akan sesuatu yang
dikehendaki terajdi padanya. Tongkat Musa a.s. menelan bermacam tambang dan
benda-benda lain, kendati dalam tongkat itu tidak berubah. Aku menghendaki agar
Allah mengajarimu tentang hal itu; selain hikmah. Karena yang diperagakan oleh
tukang-tukang sihir di hari pertunjukan tersebut merupakan ketinggian hikmah
dan kecerdikan. Sedang yang nampak dalam tongkat Musa as. Adalah kehendak Dia,
yang baisa disebut Mukjizat. Karena itu pemimpin tukang sihir berkata kepada
salah seorang temannya : “Lihatlah Musa!” yakni keadaan dia.
Anak-anak muridku, kapan kamu tegak dari hikmah ke Qudrat, kapan kamu
sambung amalmu dengan himah kehendak Allah, kapan kamu sambung kesimpulan
amalmu di pintu yang memperdekat dirimu dari Tuhan, kapan kamu lihat cahaya
ma’rifat menghadap hati awam dan khowash; jangan lari dari Allah karena takut
cahaya-Nya.
Sesungguhnya coba Dia yang ditimpakan atasmu akan mempersejuk dirimu.
Apakah engkau akan surut ke causalita dan meninggalkan pintu-Nya atau tidak?
Apakah engkau kan kembali ke lahir atau batin? Kembali ke penemuanmu atau yang
tidak engkau temui? Kembali ke suatu yang tampak atau yag tidak
tampak? Wahai Allah janganlah Engkau memberi cobaan pada kami (melebihi
kemampuan), Wahai Allah limpahkanlah rizki pada kami agar memperdekat dengan-Mu
tanpa bala’. Wahai Allah perdekatlah dan lunakkanlah hati kami, wahai Allah
dekatlah jangan jauh, tiada kuasa bagi kami untuk menjauh dari-Mu, tiada juga
atas kerasnya coba. Rizkikan untuk kami agar dekat kepada-Mu, serta tiada api
cobaan. Atau jika ada, atau tidak bisa tidak harus terjadi bersama api coba,
maka jadikan untuk kami di sana pembalut kulit dari kehangusan api yang
menyengat, Jadikan untuk kami api, seperti api Ibrahim kekasih-Mu, tumbuhkan di
sekitar kami rerumputan seperti Engkau tumbuhkan di sekitarnya, dan kayakan
kami dari segala sesuatu seperti Engkau memperkayakannya, jinakan kami,
hadapkan kami seperti Engkau menghadapkannya dan peliharalah kami seperti
Engkau memelihara Ibrahim, kekasihmu.
Ibrahim a.s. telah meraih pertalian (rafiq) sebelum berjalan (tariq),
berumah sebelum bertetangga, berjinak sebelum takut, keras sebelum sakit, sabar
sebelum dicoba, ridlo sebelum datang kepastian. Belajarlah dari bapakmu,
Ibrahim as. Bertuntunlah dengannya baik kata atau perbuatannya.
Anak-anak muridku, usahakan bersama Allah selalu dan berdiam kala datang
kehendak atau perbuatan-Nya. Sehingga engkau lihat kelembutan dari-Nya tanpa
hingga. Dengarkan kamu, nama Jalunus Al Hakim? Bagaimana kebisuan dan
kediamannya dalam menerima uji coba, sampai ia berhasil mengantongi setiap ilmu
yang datang dari-Nya. Hikmah Allah tiada kan datang di hatimu oleh igauan dan
kegoncanganmu terhadap Dia, apalagi engkau lari dari-Nya.
Wahai Allah, limpahkanlah untuk hamba pertalian ini, lepaskan dari
ketergoncangan.
“Dan berikan untuk kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di
akhirat, dan selamatkan kami dari siksa neraka.”
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.