بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah
Kitab
“AN-NASHA’IH”
NASIHAT-NASIHAT “SANG SUFI”
Karya:
IMAM
ABU ABDILLAH AL-HARITS BIN AS’AD
“AL-MUHASIBI”
--000--
NASIHAT KE – 5
Carilah Makananmu di
Antara Yang Halal
Sahabatku! Apabila
Allah SWT. Telah memberikan kepada kalian sifat Qana’ah dan tawadhu’, bersyukurlah
kepada-Nya sebanyak-banyaknya, dan tetap mawas dirilah kepada-Nya dalam hal
makanan yang dengannya kamu merasa puas itu. Kemudian, selalu berusahalah
mencari yang terhalal dan terbaik selama kalian mampu menemukan jalannya. Hal
demikian supaya lebih memudahkan untuk hisab kalian, dan supaya menyempurnakan
untukmu kebaikan akhirat melalui baiknya usaha tersebut, sebagaimana engkau
bersegera dengan sikap qana’ah kepada ketenangan hati di dunia.
Ketahuilah, tidak
diragukan lagi, sesungguhnya barang yang halal itu sudah lama menjadi langka,
dan kita selalu berada dalam syubhat yang di situ bercampur baur antara yang
haram dan yang batil! Terlebih lagi terhadap syubhat yangsamar! Tetapi, hal itu
sudah lumrah dan sering kita kerjakan, sehingga kita sadar kapan orang seperti
kita mempu menjadi wara’? Atau kapan amal perbuatan kita menjadi jernih,
sedangkan diri kita selalu penuh dengan syahwat, dan senantiasa memakai
perhiasan yang syubhat?
Telah sampai kepada
kami bahwa di antara ahli ilmu ada yang mengatakan : “Pada hari kiamat kelak Allah akan membangkitkan sekelompok
orang dari kuburan mereka, yang menyebarkan bau yang lebih menyengat daripada
bau bangkai, yaitu mereka yang berfoya-foya dengan kelebihan harta yang
didapatkan dari yang syubhat.” Ahli ilmu ini berkomentar, “Demi Allah, di antara mereka adalah aku.”
Saudaraku, seorang
alim yang selalu takut semacam ini, masih demikian cara memandang jiwanya dan
keprihatinannya terhadap barang-barang syubhat! Maka, bandingkanlah olehmu,
bagaimana menurut pandanganmu, orang-orang seperti kita yang timbul tenggelam
dalam kubangan dunia, syahwat, syubhat bahkan lebih kotor dari pada itu? Karena
itu, ingat! Mawas dirilah kepada Allah dan bersikap wara’-lah dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
Sesungguhnya, tegaknya Agama
adalah dengan sikap WARA’. Telah sampai kepadaku bahwa ibadah itu ada tujuh
puluh bagian, yang paling utama di antaranya ialah berusaha mendapatkan yang
halal. Deceritakan bahwa orang mencari makanan dari barang yang halal bagaikan
orang berperang di jalan Allah SWT.
Ketahuilah,
sesungguhnya banyak beribadah tapi dibarengi dengan makanan yang kotor, tidak
ada jaminan bahwa ibadah tersebut tidak menjadi sia-sia. Seorang sahabat
mengatakan, ”Apabila baik usaha seseorangdalam
mencari nafkah, akan bersihlah perbuatan, kemudian akan dikembalikan lagi
sehingga dapat diketahui (hasilnya.” Lalu diceritakan oleh
salah seorang tokoh, bahwa setan berkata ““Hanya satu bagian yang aku inginkan
dari anak manusia, kemudian setelah itu aku biarkan antara dia dan antara apa
yang ia kehendaki dalam berbuat ibadah, yaitu aku jadikan usahanya dari jalan
yang tidak halal. Maka jika ia beristri, ia lakukan dengan cara yang haram,
jika ia berbuka puasa, ia berbuka di atas yang haram, dan jika ia menunaikan
ibadah haji, ini pun ia lakukan atas dasar hal yang haram.”
Oleh karena itu,
saudara-saudaraku, berhati-hatilah dalam mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan. Takutlah kepada Allah terhadap hal yang haram agar kamu tidak
mendekatinya, dan waspadalah terhadap unsur syubhat. Sesungguhnya di kalangan
salaf ash-shalih dahulu, di antara mereka ada yang sampai menginggalkan tujuh
puluh pintu halal karena khawatir akan memasuki satu di antara pintu-pintu yang
haram. Oleh karena itu, waspadalah terhadap syubhat, baik yang diyakini paling
halal, paling ringan, paling sedikit, dan paling aman, Sebab, telah sampai
kepada kami bahwa Rasulullah saw. Bersabda : “Yang halal itu
nyata dan yang haram pun nyata, sedang di antara keduanya adalah syubhat yang
tidak ddisadari oleh sebagian besar orang; apakah termasuk yang halal atau
termasuk haram.” Rasulullah saw. Juga bersabda : “Siapa yang berani bermain api dalam syubhat, hampir saja ia
jatuh ke dalam lingkaran haram.”
Sahabatku!
Berpindah-pindahlah dalam berusaha mencari nafkah dari satu kondisi kepada
kondisi yang lain, dari satu profesi kepada profesi yang lain yang lebih
menjamin keselamatan; dari satu usaha kepada usaha yang lain yang lebih cocok
agar kamu benar-benar mengerjakan ketakwaan dan betul-betul mencari yang halal. Waspadalah
dalam usahamu terhadap berbagai jenis riba karena riba itu ada sekitar tujuh
puluh bagian, bahkan lebih. Hindarilah perbuatan khianat, keji, curang, bohong,
sumpah palsu dan sanjungan. Dan hati-hatilah untuk dirimu, sesungguhnya
indikator taqwa terdapat dalam sikap wara’, dan dengan wara’ itulah akan
dikenali orang-orang yang bertakwa. Telah sampai
kepada kami bahwa Rasulullah saw. Bersabda : “Orang yang menipu seorang Muslim bukan termasuk golongan kami.”
(Muslim, Abu Dawud dan at-Tirmidzi).
Sabdanya lagi : “Celaka dan celakalah orang yang menghalalkan hal yang haram dan
syubhat dengan syahwat.” Saudara-saudaraku, berhati-hatilah
terhadap Allah, karena merasa ridha dengan yang sedikit dan mendapatkan
kemenangan yang besar lebih utama daripada harta yang melimpah yang disertai
dengan hisab yang sangat teliti dan siksa yang pedih.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.