بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
(Mantiqu't-Thoir)
Musyawarah Burung
Faridu'd-Din Atthor
III. MUSYAWARAH BURUNG
9. Dalih Rajawali
Selanjutnya datang Rajawali, dengan kepala tegak dan sikap seperti prajurit.
Ia pun berkata, "Aku yang senang menyertai para raja tak mengacuhkan
makhluk-makhluk lain. Kututup mataku dengan peci agar aku dapat bertengger di
tangan raja. Aku amat terlatih dalam sopan-santun dan menjalankan pertarakan
seperti petobat agar bila dibawa ke hadapan raja, aku dapat melakukan
tugas-tugasku dengan tepat seperti yang diharapkan. Mengapa pula aku harus
bertemu dengan
Simurgh, meskipun dalam mimpi? Mengapa begitu saja aku
harus bergegas kepadanya? Aku tak merasa terpanggil untuk ikut serta dalam
perjalanan ini, aku puas dengan sesuap dari tangan raja; istananya cukup bagus
bagiku. Ia yang bermain-main demi kesenangan raja, mendapatkan segala
keinginannya; dan agar berkenan di hati raja, aku hanya harus terbang lewat
lembah-lembah yang tak bertepi. Tak ada keinginanku yang lain kecuali
melewatkan hidupku penuh kegembiraan dengan cara begini baik dengan melayani
raja maupun dengan berburu menurut kesukaannya."
Jawab Hudhud
Hudhud berkata, "O kau yang terikat pada bentuk lahiriah semata
dan tak peduli akan nilai-nilai hakiki,
Simurgh ialah makhluk yang layak
dengan kedudukannya sebagai Raja, karena kewibawaannya tiada duanya. Tiada raja
sejati yang melaksanakan kehendaknya tanpa pikir. Raja demikian patut dipercaya
dan pengampun. Meskipun raja duniawi mungkin sering adil pula, namun mungkin
pula ia bersalah karena tak adil. Siapa lebih dekat padanya, lebih enak pula
kedudukannya. Yang beriman terpaksa harus menentang raja, maka hidupnya pun
sering dalam bahaya. Karena raja dapat dibandingkan dengan api, maka jauhilah!
Oh, kau yang telah hidup berdekatan dengan raja-raja, hati-hatilah! Dengarkan
ini: Adalah sekali seorang raja mulia, ia mempunyai seorang hamba yang badannya
bagaikan perak. Hamba itu amat disayanginya sehingga tak dapatlah sang raja
sebentar pun berpisah daripadanya. Diberinya hamba itu pakaian-pakaian yang
terindah dan ditempatkannya di atas kawan-kawannya. Tetapi kadang-kadang raja
itu menghibur diri dengan bermain panah, dan biasanya ditaruhnya sebuah apel di
atas hamba kesayangannya dan digunakannya apel itu sebagai sasaran. Dan bila
raja melepaskan anak panahnya, hamba itu pun menjadi pucat karena takut. Suatu
hari seseorang berkata pada hamba itu, "Mengapa wajahmu berwarna emas? Kau
orang kesayangan raja, mengapa pucat seperti mayat?" Jawabnya, 'Bila sang
raja hampir mengenai diriku dan bukan apel itu, maka katanya, Hamba ini hampir
menjadi sesuatu yang paling tak berguna di istanaku; tetapi bila anak panahnya
mengenai sasaran, setiap orang mengatakan hal itu karena kemahirannya. Adapun
aku, dalam keadaan yang menyedihkan ini, hanya bisa berharap agar raja akan
senantiasa melepaskan anak panahnya dengan tepat'!"
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Title : Terjemah kitab Mantiqu't-Thoir karya Faridu'd-Din Atthor (10)
Description : ( Mantiqu't-Thoir ) Musyawarah Burung Faridu'd-Din Atthor III. MUSYAWARAH BURUNG 9. Dalih Rajawali Selanjutnya da...