بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf
{AJARAN KAUM SUFI}
Karya
Ibn Abi Ishaq Muhammad Ibn Ibrahim Ibn Ya’qub Al-Bukhari Al-Kalabadzi
13.
AJARAN
KAUM SUFI TENTANG TAKDIR DAN PENCIPTAAN TINDAKAN
Mereka mengakui bahwa Tuhan adalah Pencipta
dari semua tindakan hamba-hamba-Nya; bahkan karena Dia adalah pencipta esensi
mereka, maka segala apa yang mereka lakukan, yang baik- maupun buruk, adalah
menurut ketentuan, takdir, keinginan dan kehendak Tuhan. Kalau tidak, maka
mereka bukanlah hamba-hamba yang tunduk pada Rabbnya dan bukan ciptaan-ciptaan.
Tuhan berfirman : “Katakanlah : Allahlah yag menciptakan segala sesuatu.”
Dan lagi : “ Segala sesuatu Kami ciptakan
serba berukuran .... segala sesuatu yang telh mereka kerjakan tercatat dalam
buku..” Nah karena tindakan-tindakan itu
merupakan “sesuatu-sesuatu”, maka Tuhan-lah yang menciptakan mereka. Sebab,
tindakan-tindakan itu tidak tidak diciptakan, berarti Tuhan adalah Pencipta
“sesuatu-sesuatu” tentu saja, bukan segala sesuatu dan dengan demikian,
firman-Nya (“Yang menciptakan segala sesuatu”) hanya bohong belaka --- Maha
Suci Tuhan dari itu! Lebih lebih, sudah jelas bahwa tindakan-tindakan itu jauh
lebih banyak dibandingkan dengan esensi; sehingga jika Tuhan adalah Pencipta
esensi-esensi itu sedang hamba-hamba-Nya adalah pencipta-pencipta
tindakan-tindakannya, maka makhluk itulah yang lebih pantas menerima pujian
karena tindakan penciptaannya, dan penciptaan oleh hamba-hamba itu akan dapat
menjadi lebih besar daripada penciptaan Tuhan; konsekuensinya, mereka
pasti lebih sempurna dalam kekuasaan dan
lebih produktif dalam penciptaan dibandingkan dengan Tuhan. Tapi Tuhan
berfirman : “Apakah berhala-berhala yang telah mereka jadikan sekutu Allah itu
dapat menciptakan sesuatu seperti ciptaan Tuhan, sehingga kedua ciptaan itu
sama dengan pandangan mereka? Katakanlah : “Allah-lah yang menciptakan
segala-galanya! Dia lah Tuhan yang Maha Esa dan Perkasa!.”
Jadi
Tuhan menyangkal adanya penciptaan
selain Dia. Tuhan juga berfirman : “Dan di masing-masing Kami atur jarak
perjalanan.” Dengan begitu Dia menyatakan bahwa Dia telah mengukur perjalanan
hamba-hamba-Nya. Lebih kauh Tuhan berfirman : “Padahal Allah-lah yang
menciptakanmu dan apa-apa yang kamu perbuat itu,” dan lagi : “ Dari kejahatan
makhluk-Nya.”
Dengan begitu menunjukan bahwa sebagian makhluk-Nya itu jahat; dan lagi :
“Dan janganlah engkau turutkan pula orang yang hatinya telah Kami alpakan dari
mengingat Kami.” Yaitu Tuhan menciptakan
kealpaan dalam hatinya: dan lebih jauh lagi : “Kamu rahasiakan atau pun kamu
lahirkan perkataanmu, Dia mengetahui segala yang di dalam hatimu, apakah Tuhan
yang telah mencipta itu tidak mengetahuinya, padahal Dia Maha Teliti dan
Mengetahui.” Dengan begitu Dia
menyatakan bahwa perkataan-perkataan mereka, dan semua yang mereka
rahasiakan atau mereka lahirkan, merupakan ciptaan-Nya.
Umar a.s. berkata : “Wahai Rasulullah,
bagaimana pendapatmu mengenai masalah yang kita hadapi ini? Apakah itu
merupakan sesuatu yang telah ditetapkan atau baru saja dirancangkan?.”
Nabi menjawab : “Sesuatu yang telah
ditetapkan.”
Umar berkata : “Kalau begitu apakah kita
tidak akan percaya?”
Beliau menjawab : “Laksanakan (apa yang
ingin kau laksanakan), sebab semua orang telah diciptakan untuk tujuan itu.”
Nabi juga ditanya : “Bagaimana pendapatmu
mengenai wabah penyakit yang menimpa kita, dan apa yang sebaiknya kita pakai
untuk mengobati diri kita? Apakah semua ini menyalahi ketetapan Tuhan?
Beliau menjawab : “Sesungguhnya, tidak
beriman seseorang sampai dia beriman pada Tuhan dan ketetapan Tuhan, baik
maupun buruk.”
Jadi karena Tuhan mungkin menciptakan
sesuatu esensi yang jahat, maka mungkin pula Dia menciptakan tindakan yang
jahat. Nah, umumnya diakui bahwa tindakan orang yang gemetaran adalah ciptaan
Tuhan; dengan demikian semua gerakan begitu juga halnya, kecuali dalam satu hal
Tuhan telah menciptakan gerakan dan kehendak bebas.
Abu
Bakr al-Wasithi menafsirkan Firman Tuhan : “ Dan kepunyaan Allah pulalah segala
makhluk yang sudah ditelan kesunyian malam dan siang itu.” Sebagai berikut :
Jika seseorang mengaku bahwa sesuatu yang ada di dalam Kerajaan-Nya --- yaitu,
“yang sudah di telan kesunyian malam dan siang” itu --- baik sebuah pemikiran
ataupun gerakan, adalah miliknya, atau ada karena dia, atau diperuntukan
baginya, atau datang dari dia, maka berarti dia telah melawan kekuasaan mutlak
(Tuhan), dan melemahkan kekuasaan-Nya.”
Sedang mengenai firman Tuhan : “Ya,
milik-Nya-lah penciptaan dan penawaran.” Dia menafsirkan sebagai berikut :
“Penciptaan adalah mengadakan, dan penawaran adalah membebaskan; Jika Tuhan
tidak menawari anggota-anggota tubuh dengan penawaran untuk pembebasan, maka
mereka pasti tidak bisa menurutkan Dia, tidak pula bisa melawan Dia.”
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.