بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
AL-GHOZALY
KITAB TENTANG NAFSU
3. ADA EMPAT
TYPE MANUSIA DALAM HAL NAFSU
Ada empat katagori manusia:
Pertama: orang yang terbenam hatinya dengan mengingat
(dzikir) kepda Alloh. Ia tidak menoleh kepada dunia, selain yang penting untuk
penghidupan. Orang itu termasuk orang
–orang Shiddiqin. Tidak akan sampai pada tingkat ini, kecuali dengan latihan
yang panjang,dan sabar atas segala keinginan pada waktu yang lama.
Kedua: orang yang terbenam hatinya dalam dunia.
Tiada lagi dzikir kepada Alloh dalam hatinya, selain dari sekedar pembicaraan
diri(hadisin nafsi), ia menyebutkan-NYA dengan lidah, tidak dengan hati. Orang
ini, termasuk orang-orang yang binasa.
Ketiga: orang yang berbuat untuk dunia dan Agama.
Akan tetapi yang banyak pada hatinya ialah: Agama. Orang ini, tidak boleh tidak datang dineraka
. tetapi ia akan bebas dari neraka dengan
segera, menurut banyak dzikirnya kepada Alloh dalam Hatinya.
Keempat: orang yang berbuat dengan dunia dan agama,
bersama-sama. Tetapi lebih banyak dunia dalam hatinya. Orang ini lama tinggal
di neraka, tetapi tidak mustahil ia akan keluar dari neraka, karena kuat
dzikirnya kepada Alloh dalam hatinya dan mantapnya dzikir itu dalam lubuk
hatinya. Walaupun ingatan dunia itu lebih banyak pada hatinya.
Wahai Alloh tuhan ku!. Kami berlindung kepada-Mu dari adzab-MU. Sesungguhnya Engkaulah tempat
berlindung!.
Mungkin ada orang berkata , bahwa bersenang-senang dengan
hal yang Mubah (dibolehkan oleh agama) itu di bolehkan. Bagaimana
bersenang-senang itu menjadi sebab jauhnya pada Alloh Azza wajalla?.
Itu adalah khayalan lemah, bahkan mencintai dunia itu kepala
dari semua kesalahan dan penyebab batalnya semua kebaikan. Hal mubah yang keluar dari sekedar yang di
perlukan, juga termasuk dari dunia, dan menjadi sebab jauhnya kepada Alloh
taala.. dan akan datang uraian itu pada
kitab Celaan Dunia.
Ibrohim Al-khowwash
berkata: “pad satu waktu aku di pegunungan al-Lukan (Syria), aku melihat buah
delima, lalu timbul keinginanku pada buah delima itu, lalu aku ambil sebuah,
akubelah dan aku dapati rasanya masam. Lalu aku pergi meninggalkan buah delima
itu. Aku melihat orang laki-laki tercampak di atas tanah dan tubuhnya di
kerubuti lalat-lalat, aku member salam dengan ucapan “Assalamu’ alaikum”.
Ia menjawab: “Wa’alaikassalam ya Ibrohim!”
Aku bertanya: “ bagaimana engkau mengnal aku?”
Ia menjawab: “ siapa yang mengenal Alloh ‘azza wajalla,
niscaya tiada satu pun tersembunyi kepadanya.”
Aku menjawab: “ aku melihat bagimu suatu hal serta Alloh
‘azza wa jalla, jikalau kamu berohon kepada-NYA
untuk dipeliharanya engkau dari lalat-lalat itu”.
Ia menjawab: Aku pun melihat bagimu suatu hal serta Alloh ta’ala. Jikalau engkau memohon
kepada-NYA untuk di peliharanya dari
keinginan kepada buah delima”.
Sesungguhnya sengatan delima akan didapati oleh manusia
sakitnya pada hari akhirat, sedangkan sengatan lalat akan didapati sakitnya di
dunia. Lalu aku tinggalkan orang tersebut dan aku pergi.
As-Sirri berkata: “Semenjak empat puluh tahun yang lampau aku
diminta oleh nafsuku agar aku membenamkan roti dalam air manisan,aku tidak
makan roti yang demikian itu.”
Jadi tidak mungkin memperbaiki hati untuk menempuh jalan
akhirat, sebelum nafsu dilarang bersenang-senang dengan hal-hal yang mubah.
Sesungguhnya nafsu, apabila tidak dilarang dari sebagian hal-hal mubah, niscaya
nafsu itu loba pada hal-hal yang terlarang.
Siapa yang bermaksud memelihara lidahnya dari mengumpat dan
kata-kata yang tidak perlu , maka menjadi haknya bahwa ia harus diam, selain
dzikir kepada Alloh ‘Azza wa jalla, dan hal-hal
yang penting pada agama,sehingga matilah keinginannya berkata-kata. Ia
tidak berkata-kata selain yang benar.
Diamnya itu adalah ibadah, dan bicaranya pun adalah ibadah.
Amnakala mata membinasakan melemparkan pandanganya kepada
Sesutu yang baik, niscaya mata itu tidak menjaga pandangannya kepada apa yang
tidak halal, begitu pula keinginan-keiginan yang lain,. Karena yang dia ingini adalah
sesuatu yang halal, barang itu pulalah yang dia ingini akan yang haram. Keinginan (syahwat ) itu satu, dan haruslah
kepada hamba Alloh, mencegahnya dari yang haram.
Kalau syahwat itu tidak di biasakan terbatas pada syahwat
yang penting, maka syahwat itu akan mengalahkannya. Inilah salah satu bahaya
yang mubah. Dibaliknya terdapat
bahaya-bahaya yang besar, yang lebih besar dari yang tersebut tadi yaitu: bahwa
nafsu itu merasa gembira dengan bersenang-senang di dunia. Ia cenderung kepada dunia dengan kegembiraan
dan kebatilan, sehingga nafsu itu menjadi mabuk yang tidak sembuh dari
kemabukannya..
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.