بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Al ghozali
TENTANG
NAFSU
2. UJIAN MENGHADAPI HAWA NAFSu
Al Hasan al Bashry
berkata : “tidak ada binatang yang sulit di kendaraidan lebih memerlukan kekang
yang kuat , kecuali nafsumu sendiri”.
Yahya bin Mu’adz Ar Rozi berkata: ”Berjuanglah
menentang hawa nafsumu dengan latihan. Dan latihan itu ada empat cara :
1, yang menguatkan dari makanan.
2, memicingkan mata
dari tidur.
3, yang perlu dari
ucapan,dan
4, menahan kesakitan
dari semua manusia.
Dari sedikit makan itu maka akan mati nafsu syahwatnya. Dari
sedikit tidur, maka akan bersih semua kehendak. Dari sedikit berkata-kata akan
selamatlah dari segala bahaya. Dari menahan kesakitan sampailah pada segala
tujuan.
Tiada satu pun yang lebih sulit atas seorang hamba sopan
santun atas kekerasan dan sabar atas kesakitan. Apabila bergerak kemauan dari nafsu syahwat dan dosa yang bergelora
daripadanya keenakan perkataan yang
sia-sia, niscaya dicabut pedang sedikit
makan dari sarungnya tahajjud dan sedikit tidur. Dipukulnya dengan tangan
kelesuan dan sedikit bicara, sehingga ia terputus dari kedholiman dan balas
dendam.
Ia aman dari malapetakanya, diantara manusia-manusia lain.
Dibersihkannya dari kegelapan segala keinginannya. Maka terlepaslah ia dari
segala tipuan bahayanya.
Ketika itu, jadilah bersih dan bercahaya nafsu tadi, yang
ringan kerohanian. Ia berkeliling di lapangan kebajikan. Berjalan-jalanlah pada
jalan ketaatan, seperti kuda yang tangkas di lapangan, seperti yang
berjalan-jalan di taman.
Yahya bin Mu’adz ar
Rozi berkata lagi: “musuh manusia ada tiga yaitu: dunianya, syetannya, dan
nafsunya. Jagalah diri dari dunia dengan
zuhud, dari syetan dengan menentang nya,dan dari nafsu dengan meninggalkan
segala keinginannya.
Sebagian hukama’(ahli hikmah) berkata: “ siapa yang dikuasai
oleh nafsu maka ia menjadi tawanan dalam sumur keinginannya. Terkurung dalam
penjara kecenderungannya. Dipaksa dan di ikat dalam kekangan tangan hawa nafsu
itu. Nafsu itu menariknya menurut kemauannya. Ia mencegah hatinya dari segala
yang bermanfaat.”
Ja’far bin hamin
berkata: “ telah sepakat para ‘ulama dan
Hukama’ bahwa nikmat (akhirat) tidak akan diperoleh ,kecuali dengan
meninggalkan nikmat (dunia).”
Abu Yahya al Warroq
berkata: “ siapa yang rela anggot-angota badannya dengan nafsu syahwatnya, ia
telah menanamkan dalam hatinya pohon penyesalan.”
Wahib bin al Ward
berkata: “apa yang berlebih dari roti , itu nafsu syahwat.” Ia berkata pula: “ siapa yang mencintai
nafsu syahwat dunia, hendaklah ia siap
dengan kehinaan.”
Diriwayatkan , bahwa perempuan pembesar itu( tempat nabi
Yusuf a.s. )berkata pada nabi Yusuf a.s. , sesudah nabi Yusuf memiliki gudang
kekayaan bumi, perempuan pembesar itu duduk di tepi jalan , pada hari
berjalannya rombongan nabi Yusuf , yang jumlahnya kira-kira dua belas ribu: “ Maha suci tuhan yang
menjadikan raja-raja, menjadi budak, disebabkan perbuatan maksiat. Dan
menjadikan budak menjadi raja , disebab kan ketaatannya pada tuhan.
Sesungguhnya sifat rakus dan nafsu syahwat, menjadikan raja-raja itu menjadi
budak. Demikianlah balasan terhadap orang-orang yang berbuat kerusakan. Sabar dan taqwa itu menjadikan budak menjadi
raja. Yusuf a.s. menjawab , sebagaimana
di firmankan Alloh dlam Al Qur’an.( surat yusuf. :90)
“Sesungguhnya , barang siapa yang menjaga dirinya dari
kejahatan dan berhati teguh ( sabar) , sesungguhnya Alloh tidak akan
menyia-nyiakan pahala orang- orang yang berbuat kebaikan.”
Al Junaid r.a.
berkata: “ pada suatu malam aku tidak tidur, aku bangun dan mengerjakan sholat
, aku tidak memperoleh halawah (kemanisan iman) yang sudah aku peroleh
sebelumnya,. Aku ingin tidur , tapi tidak bisa tidur. Aku duduk , aku tidak
sanggup duduk, aku keluar tiba-tiba aku
melihat orang laki-laki terbungkus dalam
bbaju bulu,tercampak di jalan. Tatkala ia tau akan kedatanganku, ia berkata: “
hai Abal Qosim! Telah tiba saatnya kepadaku”. Aku menjawab. “Wahai tuanku ! dengan tidak ada perjanjian terlebih
dahulu!”.
Orang itu menjawab: “ ada, aku telah memohon kepda Alloh
azza wajalla.bahwa ia menggerakkan hatimu untukku.”
Aku menjawab: “ sesungguhnya Alloh telah berbuat demikian ,
apa hajat tuan pada saya?”.
Orang itu menjawab: “ kapankah penyakit nafsu itu
sssssmenjadi obatnya?.”
Aku menjawab: “ apabila
nafsu itu menentang keinginannya”.
Orang itu
menghadapkan kata-katanya pada nafsunya, seraya berkata: “ dengarlah ! dengan ini, aku telah menjawab
engkau tujuh kali, tapi engkau enggan mendengarnya kecuali dari Al Junayd. Nah, sekarang sekarang engkau telah
mendengar dari nya sendiri.”
Kemudian orang itu pergi tanpa aku mengenalnya.
Yazid ar Roqosyyi
berkata: “ untukmu air dingin di dunia ,tidak untukku, mudah-mudahan aku
memperolehnya di akhirat nanti.”
Seorang laki-laki bertanya kepada Umar bin Abdul aziz r.a.: “kapankah aku bicara?”. Umar bin Abdul aziz menjawab: “ apabila
engkau ingin diam.” Orang itu bertanya lagi: “ kapankah aku diam?” Umar
menjawab: “ apabila engkau ingin
bicara.”
Ali r.a. berkata:
“ siapa yang ingin surga, niscaya ia melupakan nafsu syahwatnya di dunia”.
Sebagimana Malik bin
Dinar ketika berjalan-jalan di pasar, ia melihat sesuatu yang di
diingininya. Lalu ia berkata pada nafsunya : Sabarlah ! Demi Alloh, aku tidak
melarang engkau, melainkan karena kemuliaan engkau atas diriku.”
Jadi telah sepakat para Ulama’ dan Hukama’, bahwa tiada
jalan kebaha giaan akhirat , selain mencegah nafsu dari keinginan dan
menentang nafsu syahwatnya. Maka percaya dengan ini, Wajib.
Adapun penguraian tentang nafsu syahwat yang ditinggalkan
dan yang tidak di tinggalkan itu, tidak dapat diketahui, selain apa yang telah
disebutkan di atas.
Hasil latihan, dan rahasianya adalah, bahwa nafsu itu tidak
mencari kesenangan dengan Sesuatu yang tidak akan diperoleh nanti dalam kubur,
kecuali sekedarnya. Hal itu terbatas
pada: makan, kawin, pakaian, tempat tinggal dan semua yang diperlukan , sekedar
hidup.
Sesungguhnya kalau ia memperoleh kesenangan dengan sesuatu,
niscaya melekat dan hatinya jinak kepadanya . apabila ia mati, ia bercita-cita
kembali kedunia, selain orang yang tidak
memper oleh keuntungan diakhirat dalam suatu hal pun.
Tiada yang terlepas dari yang demikian, selain hati itu
sibuk dengan: Ma’rifah, cinta, bertafakkur dengan sepenuh hati kepada
Alloh. Tiada tenaga untuk yang demikian
kecuali dengan bantuan Alloh.
Ia singkatkan dari dunia, kepada apa yang menolak segala
penghalang dzikir dan pikiran saja.
Siapa yang tidak sanggup hakikat di atas, maka hendaklah di
dekatinya!.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.