بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
HIKMAH 103-104
103-104.
“MEMAHAMI
RAHASIA PEMBERIAN DAN PENOLAKAN ALLOH”
٭
مَتىَ اَعْطاَكَ اَشْهَدَكَ بِرَّهُ وَمتىَ مَنَعَكَ اَشْهَدَكَ قَهْرَهُ فَحُوَ فىِ
كُلِّ ذٰلكَ مُتَعَرِّفٌ اِليكَ وَمُقَبِّلٌ لِوُجوُدِ لُطْفِهِ عليْكَ ٭
103. “Apabila Alloh memberi
karunia kepadamu, maka Ia akan menunjukkan kepadamu karunia belas kasihNya, dan
apabila Alloh menolak pemberianNya atasmu, maka Ia akan menunjukkan kepadamu
kekuasaanNya, maka Ia dalam semua itu memperkenalkan diri kepadamu, dan
mehadapkan kepadamu dengan kehalusan pemberian pemeliharaanNya kepadamu”.
.
Kuwajiban bagi tiap hamba harus
mengenal Tuhannya, dengan segala sifat-sifat kebesaranNya. Maka siapa yang
tidak mau mengenal dengan sifat Mu’thi Wahhab (pemberi) maka ia harus mau
mengenal dengan sifat
Mani’(menolak) Muntaqim(membalas)
Qohhar(memaksa). Tetapi apabila telah mengenal hikmah Rahmat Alloh, maka terasa
bahwa semua itu semata-mata karunia dari Alloh kepada hambaNya.
Sufyan as-tsaury bertemu dengan Abu Habib Al-badry, dan member salam,
Abu Habib bertanya: Engkaukah Sufyan astsaury yang terkenal itu? Jawabnya:
benar, semoga Alloh memberkahi apa yang dikatakan orang-orang itu. Lalu Abu
Habib berkata: Hai Sufyan, tidak ada suatu kebaikan melainkan berasal dari
Tuhan. Jawab Sufyan, Benar. Ditanya lagi: mengapa kamu tidak suka bertemu pada
siapa yang tidak ada kebaikan Kecuali padaNya. Hai Sufyan: Penolakan Alloh
kepadamu itu berarti pemberian karuniaNya padamu, sebab ia tidak menolak karena
bakhil atau tidak ada, hanya dia menolak permintaanmu karena kasihnya kepadamu.
Hai Sufyan, Sesungguhnya aku masih suka duduk dengan engkau tetapi bersamamu
itu ada kesibukan, kemudian Abu habib menuju kekambingnya dan membiarkan Sufyan
Astsaury.
٭
اِنَّمَا يوُءَلِّمكَ المَنْعُ لِعَدَمِ فَهْمِكَ عَنِ اللهِ فيهِ ٭
104. “Sesungguhnya sebab terasa
pedihnya penolakan Alloh kepadamu itu, karena engkau tidak mengerti hikmah
rahmat Alloh dalam penolakan (tidak memberikan keinginan/harapanmu)itu”.
Sebagian dari tanda memahami
penolakan (tidak mengabulkan do’a) dari Alloh yaitu:
1. Kita bisa memahami Bahwasannya
Alloh menghendaki kita menghadap kepadaNya, selalu bergantung kepadaNya, dan
tanda dikasihi Alloh, karena apabila Alloh mencintai hambanya maka hamba itu
akan di jaga dari kesenangan dunia.
2. Kita bisa memahami Bahwasannya
Alloh akan menapakkan kita kejalan orang-orang yang dekat dengan Alloh. Seperti
kata Syeih al-Fudhail dalam munajatnya : Ya Tuhanku, Engkau memberi lapar
padaku dan keluargaku, dan Engkau tidak memberi pakean pada ku dan keluargaku,
yang itu semua biasanya diperuntukkan orang-orang pilihan, lalu kenapa aku bisa
mendapatkan kedudukan yang seperti itu?.
3. Kita bisa memahami Bahwasannya
dunia itu rusak, hina dan akan musnah, dan kita merasa senang dengan simpana
untuk kita besok di akhirat.
Dengan memahami itu semua akan membuka hati kita. Dan apabila hati kita
telah terbuka maka kita bisa memahami bahwa penolakan dari Alloh itu lebih
menyenangkan. Jadi Alloh tidak memberi itulah Hakikatnya pemberian Alloh.
Tiada sempurna Iman dan keyakinan seseorang kepada Alloh sebelum ia
memiliki dua sifat:
1.
Percaya penuh kepada Alloh, yakni bersandar dan berharap hanya kepada
Alloh.
2. Bersyukur kepada Alloh karena
dihindarkan dari padanya apa yang di ujikan pada orang lain yaitu berupa
kekayaan dunia.
Juga tidak sempurna iman
keyakinan hamba sebelum ia mengerti bahwa pemberian Alloh sesuatu yang manfaat.
Dan penolakan Alloh itu karena madhorot/bahaya.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.