بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
TERJEMAH
KITAB
RISALATUL-QUSYAIRIYYAH
Karya:
Abul Qasim Abdul Karim Hawazin Al Qusyairi An Naisaburi
BAB 2.
TERMINOLOGI TASAWUF
(Istilah kata-kata
dalam bahasa tasawuf)
3.
H A A L
Al-Haal (kondisi
ruhani) menurut banyak orang merupakan arti yag intuitif dalam hati; tanpa
adanya unsur sengaja, usaha menarik, dan usaha lainnya, dari rasa senang atau
sedih, leluasa atau tergenggam, rindu atau berontak, rasa takut atau suka
cinta, maka setiap al-Haal merupakan karunia. Dan stiap Maqam adalah upaya.
Pada al-Haal datang dari Wujud itu sendiri, sedang al-Maqam diperoleh melalui
upaya perjuangan. Orang yang memiliki Maqam, menempati maqamnya, dan orang yang
berada dalam Haal, bebas dari kondisinya.
Dzunnun al-Mishri
ditanya tentang Al-‘Arif. Dia menjawab, Al-‘arif itu ada disini, lalu dia
pergi.
Salah seorang guru
berkata : “Beberapa al-Haal seperti kilatan kalau menetap, itu sekedar omongan
nafsu.”
Mereka berkata :
“Al-Haal sebagaimana namanya, yakni al-Haal seperti ketika menempati dalam
kalbu, kemudian hilang.
Kalau tidak
menempati, pasti tidak dinamakan haal.
Dan setiap yang
menempati, pastilah hilang,
Lihatlah pada
bayangan ketika sampai ujungnya
Berkuranglah
ketika ia memanjang
Beberpa kalangan
mengisyaratkan abadinya al-Haal. Mereka berkata : “Sebenarnya jika al-Haal
tidak abadi dan tidak terdelegasi, itu hanyalah kilatan belaka. Pelakunya tidak
sampai pada al-Haal yang sebenarnya. Apabila predikat tersebut menetap terus,
dinamkan al-Haal.”
Di sinilah Abu
Utsman al-Hiry berkata “Aku tidak pernah benci terhadap maqam yang telah
diberikan Allah swt. kepadaku.” Ia mengisyaratkan ketetapan abadinya
dalam ridha. Dan ridha merupakan bagian dari al-Haal.
Seharusnya
dikatakan : Orang yang mengisyaratkan abadinya al-Haal, maka apa yang
dikatakannya benar. Terkadang al-Haal berarti bagian dari seseorang kemudian
terpelihara di dalamnya. Tetapi yang memiliki al-Haal ini memiliki beberapa
ihwal, yaitu jalan-jalan yang tak menetap di atas ihwal-ihwalnya yang menjadi
bagiannya. Bila jalan-jalan yang ditempuh menetap secara konsisten, seperti
menetapnya ihwal-ihwal tersebut, ia naik ke ihwal lain yang lebih lembut. Dan
begitu selanjutnya, naik ke tahap seterusnya.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Title : (Bab 2) 3. H A A L (Al-Qusyairiyyah)
Description : TERJEMAH KITAB RISALATUL-QUSYAIRIYYAH Karya: Abul Qasim Abdul Karim Hawazin Al Qusyairi An Naisaburi BAB 2 . TERMINOLOGI...