بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
TENGGELAM DAN FANA' DALAM SAMUDRA TAUHID
 Syekh Abdul Qadir Al-Jailani pada penutup surah An-Nisa dalam Tafsir Al-Jailani mengatakan: 

 
“Wahai engkau yang selalu berusaha mewujudkan kebenaran, yang selalu bergerak menuju keesaan Allah –semoga Allah
 menghantarkanmu ke puncak tujuanmu—engkau harus berpegang pada semua 
bukti yang jelas, yang sampai kepadamu dari Rasulullah SAW yang 
menunjukkan tauhid al-Haqq. Engkau juga harus mengambil cahaya Al-Qur`an
 yang membedakan antara yang hak dan batil yang ada di jalan-Nya, lalu 
kau laksanakanlah berbagai hal yang dapat mengantarkan kepada Allah, 
yang engkau temukan di jalan itu. 
 
 Engkau harus menghindari 
semua larangan-Nya yang akan menyesatkanmu dan menjauhkanmu dari-Nya. 
Engkau harus berakhlak dengan berbagai kandungan yang terdapat di dalam 
semua hukum dan kisah-kisah yang disebutkan di dalamnya; agar engkau 
dapat mewujudkan rahasia tauhid yang disimbolkannya dan sinar keeesaan 
Allah dalam kemasan keberbilangan. Engkau harus teguh bersemayam di 
wilayah keesaan Dzat yang akan mengenyahkan semua hasrat batil yang 
musnah dalam seluruh diri-Nya. 
 
 Semua ini tentu tidak mudah 
untuk engkau lakukan, kecuali dengan melakukan khidmat panjang kepada 
sang Mursyid al-Kâmil al-Mukammil (yang sempurna dan menyempurnakan)  
yang membimbingmu kepada Allah, sebagai bentuk uluran dari Tali Allah 
yang terentang dari keazalian Dzat sampai keabadian asma dan 
sifat-sifat-Nya. Ketahuilah bahwa "Tali Allah" itu adalah al-Qur`an yang
 diturunkan kepada sang Makhluk Terbaik Muhammad SAW yang telah 
bersabda: "Al-Qur`an adalah Tali Allah yang terentang dari langit sampai
 ke bumi."
 
 Rasulullah SAW juga bersabda, "Sesungguhnya 
Al-Qur`an ini adalah hidangan Allah. Maka ambillah dari hidangan-Nya 
semampu kalian. Sesungguhnya Al-Qur`an ini adalah Tali Allah dan Cahaya 
yang Menjelaskan (an-Nûr al-Mubîn) dan Penyembuh yang Bermanfaat 
(asy-Syifâ` an-Nâfi'), yang menjadi 'ishmah (pelindung dari dosa) bagi 
siapapun yang berpegang kepadanya, dan menjadi keselamatan bagi siapapun
 yang mengikutinya. Ia tidak menyimpang sehingga perlu dikecam, dan ia 
tidak bengkok sehingga perlu diluruskan. Keajaiban-keajaibannya tidak 
pernah habis, dan ia tidak diciptakan disebabkan banyaknya bantahan. 
Bacalah ia, karena sesungguhnya Allah memberi kalian pahala atas 
bacaannya dengan ganjaran satu huruf dibalas sepuluh kebaikan. Aku tidak
 mengatakan bahwa alif lâm mîm adalah satu huruf, melainkan alif, dan 
lâm, dan mîm …"(HR Al-Hakim dan Ibn Syaibah)
 
 Jadi siapapun yang
 ingin menyelami gelombang samudera Al-Qur`an untuk mengeluarkan 
mutiara-mutiara keyakinan dan 'irfan, maka ia harus lebih dulu berpegang
 pada hukum-hukum syariat cabang (furu’iyah) yang digali oleh para 
Pemilik Tekad yang Benar (arbab al-‘azaim ash-shahihah), dari pengertian
 lahiriah ayat-ayat Al-Qur`an. Tujuannya adalah agar ia dapat menangkap 
aspek lahiriah dari para Ashhâb al-Yaqazhah (para Pemilik Kesadaran) 
dari kalangan Ahl ath-Thalab wa al-Irâdah (salik) agar jiwa mereka siap 
melakukan semua itu, dan batinnya menjadi jernih, sehingga aliran dari 
Lautan Tauhid dapat mengalirinya.
 
 Ketika itu terjadi, maka ia 
akan siap menjadi tempat bagi sang Penguasa Kerinduan dan Cinta (Sulthân
 al-'Isyq wa al-Mahabbah). Karena perlindungan bagi inti tauhid tidak 
lain adalah berupa hukum-hukum syariah dan adab thariqah bagi para salik
 yang bergerak menuju hakikat melalui suluk dan mujahadah.
 Adapun 
berkenaan dengan para budalâ` (para wali abdâl) yang selalu tenggelam 
dalam Lautan Dzat dan terpesona oleh penglihatan pada keindahan Ilahi, 
yaitu mereka yang fana` di dalam Allah secara mutlak –sehingga "mereka" 
adalah "Dia" dan "Dia" adalah "mereka"- maka kita dan mereka berada pada
 posisi masing-masing, sehingga kita tidak layak membicarakan tentang 
mereka. Semoga Allah menjadikan kita termasuk para pelayan dan debu di 
kaki mereka.
 
 Wahai murid yang bertekad menempuh suluk jalan 
fana` dengan tekad yang kuat, dalam tekadmu ini engkau terlebih dulu 
harus menjernihkan sirr dan isi kalbumu dari segala bentuk tawajuh 
kepada yang selain al-Haqq. Engkau juga harus menjadikan tuntutan dan 
maksudmu hanyalah untuk tenggelam (istighrâq) dan fana (fana`) di dalam 
Lautan Keesaan.
 
 Semua ini sama sekali tidaklah mudah bagimu, 
kecuali jika kau berhasil menghancurkan bahtera dirimu yang batil. Tapi 
untuk menghancurkannya pun tidaklah mudah bagimu, kecuali jika kau 
melakukan riyadhah yang berat, dalam bentuk lapar, haus, begadang 
pajang, pemutusan semua kelezatan inderawi dan syahwat nafsu untuk 
kemudian beralih kepada kelezatan cinta, fana, sabar terhadap bala, dan 
ridha atas semua ketetapan Allah yang kau alami. Jika kau berhasil 
mewujudkan semua ini di dalam dirimu, niscaya dirimu akan melemah dan 
bahteramu akan melamban. Pada saat itu, engkau akan mudah untuk 
menghancurkannya, cukup dengan kau berdiri di atasnya.
 
 Ya 
Allah, ya Tuhan kami. Dengan kelembutan-Mu, hiasilah lahiriah kami 
dengan syariat-Mu; hiasilah batiniah kami dengan hakikat-Mu; hiasilah 
hati kami dengan musyahadah-Mu; hiasilah arwah kami dengan mu'ayanah-Mu;
 sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala yang Engkau kehendaki, dan 
Engkau layak menjadi tumpuan harapan orang-orang yang beriman.”
 --Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Tafsir Al-Jailani.
Silahkan Bagikan Artikel ini
 
 
Mohon Maaf,  Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan.  Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini. 
Title : (Tafsir Al-Jailani.) TENGGELAM DAN FANA DALAM SAMUDRA TAUHID 
Description :  TENGGELAM DAN FANA' DALAM SAMUDRA TAUHID       Syekh Abdul Qadir Al-Jailani pada penutup surah An-Nisa dalam Tafsir Al-Jailani mengatak...