بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
13.
“Resiko Hati yang keruh”
٭
كيف يُشْرقُ قلبٌ صُوَرُالاَكوَانِ مُنطبِعَة ٌ فى مِرْاَته ؟ ام كيفَ يرحلُ الى
الله وهو مُكبَّلٌ بِشهواتِهِ ؟ ام كيفَ يَطمعُ ان يَدْخُلَ حَضرَةَ اللهِ وهو لم
يتطهَّرْ من جنابةِ غفلاتهِ ؟ ام كيفَ يرجُواَنْ يَفهَمَ د قاءـقَ الاسراَرِ وهُوَ
لمْ يَتـُبْ من هفَوَاتِهِ؟ ٭
13."Bagaimana
akan dapat bercahaya hati seseorang yang gambar dunia ini terlukis dalam cermin
hatinya. Bagaimana berangkat menuju
kepada Allah, padahal ia masih terbelenggu oleh nafsu syahwat. Bagaimana akan
dapat masuk menjumpai Allah, padahal ia belum bersih dari kelalaian. Bagaimana
ia berharap akan mengerti rahasia yang halus dan tersembunyi, padahal ia belum
taubat dari kekeliruannya."
Dalam hikmah ke 13 ini menjadi kelanjutan hikmah
sebelumnya (12) yang menerangkan tentang pentingnya Uzlah, sedang hikmah 13
memperingatkan Uzlah jasad (tubuh) saja tidak akan ada artinya jika hatinya
tidak ikut ber-Uzlah, hatinya masih bebas dan dipenuhi empat perkara :
1. Gambaran, ingatan, keinginan terhadap
benda(dunia), seperti harta, wanita,pangkat jabatan dll.
2. Syahwat,keinginan yang melupakan
Alloh.
3. Kelalaian dari dzikir kepada Alloh.
4. Dosa-dosa yang tidah di basuh dengan
Taubat.
Jadi seorang murid yang ingin wushul kepada Alloh
harus membersihkan dari empat perkara tersebut.
Karena
Berkumpulnya dua hal yang berlawanan pada saat besamaan dalam satu tempat dan
waktu itu mustahil [tidak mungkin], sebagaimana berkumpulnya antara diam dan
gerak, antara cahaya terang dan gelap. Demikian pula cahaya iman berlawanan
dengan gelap yang disebabkan karena selalu masih berharap kepada sesuatu selain
Alloh. Demikian pula mengembara menuju kepada Alloh harus bebas dari belenggu
hawa nafsu supaya dapat sampai kepada Alloh azza wajalla. Alloh berfirman: "Bertakwalah kepada Alloh dan Alloh
akan mengajarkan kepadamu segala kebutuhanmu."
Rosulullah shollallohu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mengamalkan apa yang
telah diketahui, maka Allah akan mewariskan kepadanya pengetahuan yang belum
diketahui."
Imam Ahmad
bin Hambal rodhiallohu 'anhu bertemu dengan Ahmad bin Abi Hawari dan berkata:
Ceritakanlah kepada kami apa-apa yang pernah engkau dapat dari gurumu Abu
Sulaiman. Jawab Ahmad bin Abi Hawari: Bacalah Subhanallah tapi tanpa rasa
kekaguman. Setelah dibaca oleh Ahmad bin Hambal: "Subhanallah". Maka
Ibnu Hawari berkata: Aku telah mendengar Abu Sulaiman berkata: Apabila hati
[jiwa] manusia benar-benar berjanji akan meninggalkan semua dosa, niscaya akan
terbang ke alam malakut, kemudian kembali membawa berbagai ilmu yang penuh
hikmah tanpa memerlukan lagi guru. Ahmad bin Hambal setelah mendengar
keterangan itu langsung ia berdiri dan duduk ditempatnya berulang-ulang sampai
tiga kali, lalu berkata: Belum pernah aku mendengar keterangan serupa ini sejak
aku masuk Islam. Ia sungguh merasa puas dan sangat gembira menerima keterangan
itu,
lalu ia membaca hadits: "Man amila bima alima warrotsahullohu ilma maa lam
ya'lam." Barangsiapa yang mengamalkan apa yang telah diketahui, maka
Alloh akan mewariskan kepadanya pengetahuan yang belum diketahui.
(Hikmah ke 12)
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Title : Terjemah Al-Hikam (Hikmah ke 13) Resiko Hati yang keruh
Description : 13. “Resiko Hati yang keruh” ٭ كيف يُشْرقُ قلبٌ صُوَرُالاَكوَانِ مُنطبِعَة ٌ فى مِرْاَته ؟ ام كيفَ يرحلُ الى الله وهو مُكبَّلٌ بِشهوا...