بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
HIKMAH 57-58
JANGAN MENINGGALKAN DZIKIR
57. "Jangan meninggalkan dzikir, karena engkau belum selalu ingat kepada Allah di waktu berdzikir, sebab kelalaianmu terhadap Allah ketika tidak berdzikir lebih berbahaya dari pada kelalaianmu terhadap Allah ketika kamu berdzikir."
Semoga Allah menaikkan derajatmu dari dzikir dengan kelalaian, kepada dzikir yang disertai ingat terhadap Allah, kemudian naik pula dari dzikir dengan kesadaran ingat, kepada dzikir yang disertai rasa hadir, dan dari dzikir yang disertai rasa hadir kepada dzikir hingga lupa terhadap segala sesuatu selain Allah. Dan yang demikian itu bagi Allah tidak berat [tidak sulit]. Menaikkan satu tingkat [derajat] kelain tingkat [derajat], dzikir adalah satu-satunya jalan yang terdekat menuju kepada Allah, bahkan sangat mudah dan ringan. Abu Qasim al-Qusyairy berkata: "Dzikir itu simbol wilayah [kewalian], dan pelita penerangan untuk sampai, dan tanda sehatnya permulaannya, dan menunjukkan jernihnya akhir puncaknya, dan tiada suatu amal yang menyamai dzikir, sebab segala amal perbuatan itu ditujukan untuk berdzikir, maka dzikir itu bagaikan jiwa dari segala amal. Sedang kelebihan dzikir dan keutamaannya tidak dapat dibatasi". Allah berfirman:
"Berdzikirlah [ingatlah] kamu kepada-ku, niscaya Aku berdzikir [ingat] kepadamu." [QS. Al-Baqarah 152]. Dalam hadits Qudsi, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, Allah 'Azza wa Jalla berfirman:
"Aku selalu mengikuti sangkaan hamba-Ku kepada-Ku dan Aku selalu bersamanya ketika ia berdzikir kepada-Ku. Jika ia berdzikir [mengingat] dalam dirinya. Aku pun berdzikir padanya dalam dzat-Ku dan jika ia berdzikir pada-Ku di keramaian, maka Aku pun berdzikir padanya dalam keramaian yang lebih baik dari pada kelompoknya, dan jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta, dan jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa, dan jika ia datang kepada-Ku berjalan, Aku akan datang kepadanya berjalan cepat."
Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhu berkata: "Tidak ada suatu kewajiban yang diwajibkan oleh Allah pada hamba-Nya melainkan ada batas-batasnya, kemudian bagi orang-orang yang berudzur dimaafkan jika ia tidak dapat melakukannya, kecuali dzikir, maka tidak ada batas dan tidak ada udzur yang dapat diterima untuk tidak berdzikir, kecuali jika berubah akal [gila]. Allah berfirman:
"... Bagi orang-orang yang mempunyai pikiran [sempurna akal]. Yang selalu berdzikir [mengingat] Allah sambil berdiri, duduk dan berbaring." [QS. Ali-Imran 190-191]. Firman Allah:
"Wahai orang-orang yang beriman, Berdzikirlah [ingatlah] kamu kepada Allah dengan dzikir sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang." Yakni pagi, siang, sore, malam, di darat, di laut, di udara, dalam perjalanan [musafir] berdiam diri pada semua tempat dan waktu, bagi yang kaya, miskin, sehat, sakit, terang-terangan atau sembunyi dengan lisan atau hati dan pada tiap keadaan.
58. "Sebagian dari pada tanda matinya hati, yaitu jika tidak merasa sedih [susah] karena tertinggalnya suatu amal [perbuatan] kebaikan [kewajiban], juga tidak menyesal jika terjadi berbuat pelanggaran dosa."
Dalam suatu hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa yang merasa senang oleh amal kebaikannya, dan merasa sedih/menyesal atas perbuatan dosanya, maka ia seorang mukmin." Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata: ''Ketika kami dalam majelis Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba datang seseorang yang turun dari kudanya dan mendekati Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sambil berkata, '
Wahai Rasulullah, saya telah melelahkan kudaku selama sembilan hari, maka saya jalankan terus menerus selama enam hari, tidak tidur diwaktu malam dan puasa pada siang hari, hingga lelah benar kuda ini, demi hanya untuk menanyakan kepadamu dua masalah yang telah merisaukan hatiku hingga tidak dapat tidur'. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya,
'Siapakah engkau?' Jawab orang itu,
'Zaidul-Khair' Berkata Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
'Wahai Zaidul-Khair, bertanyalah kemungkinan sesuatu yang sulit, yang belum pernah ditanyainya'. Berkata Zaidul-Khair,
'Saya akan bertanya kepadamu tanda-tanda orang yang disukai dan yang dimurkai?' Jawab Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
'Untung, untung, bagaimanakah keadaanmu saat ini wahai Zaid?' Jawab Zaid,
'Saya saat ini, suka kepada amal kebaikan dan orang-orang melakukan amal kebaikan, bahkan suka akan tersebarnya amal kebaikan itu, dan bila aku ketinggalan merasa menyesal dan rindu pada kebaikan itu, dan bila aku berbuat amal sedikit atau banyak, tetap saya yakin pahalanya'. Jawab Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
'Ya itulah dia, andaikan Allah tidak suka kepadamu, tentu engkau disiapkan untuk melakukan yang lain dari pada itu, dan tidak peduli di jurang yang mana engkau akan binasa'. Berkata Zaid,
'Cukup wahai Rasulullah, lalu ia kembali ke atas kudanya, kemudian ia berangkat pulang'.''
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Title : TERJEMAH ALHIKAM (HIKMAH 57-58)
Description : HIKMAH 57-58 JANGAN MENINGGALKAN DZIKIR 57. "Jangan meninggalkan dzikir, karena engkau belum selalu ingat kepada Allah di waktu b...