بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
HIKMAH 40-44
BERUSAHALAH MENGETAHUI AIB/CELA DIRI
40."Usahamu untuk mengetahui aib-aib/cela yang masih ada di dalam dirimu, itu lebih baik dari usahamu untuk terbukanya bagimu tirai ghaib." Orang arif berkata: "Jadilah hamba Allah yang selalu ingin mencapai Istiqamah, dan jangan menjadi hamba yang menuntut karamah. Istiqamah adalah menunaikan kewajiban, sedang karamah adalah menuntut kedudukan. Karamah dan kedudukan yang diberikan Allah kepada seorang wali itu, sebagai hasil dari Istiqamah." Istiqamah berarti tetap dalam Ubudiyah, tidak berubah keyakinan dan kepercayaannya kepada Allah, ketuhanan Allah, kekuasaan Allah dan kebijaksanaan Allah, baik dalam keadaan sehat ataupun sakit, senang ataupun susah, suka ataupun duka, kaya ataupun miskin.
41."Al-Haq, ialah Allah subhanahu wata'ala, tiada terhijab [terbatas tirai] oleh sesuatu apapun, sebab tidak mungkin adanya sesuatu yang dapat menghijab Allah subhanahu wata'ala. Sebaliknya manusialah yang terhijab sehingga tidak dapat melihat adanya Allah. Sebab sekiranya ada sesuatu yang menghijab Allah, berarti sesuatu itu dapat menutupi Allah, dan andaikata ada tutup bagi Allah, berarti wujud Allah dapat terkurung, dan sesuatu yang mengurung itu, dapat menguasai yang dikurung, padahal Allah subhanahu wata'ala yang berkuasa atas segala makhluk-Nya."
42."Keluarlah dari sifat-sifat kemanusianmu [sifat buruk dan rendah], semua sifat yang menyalahi kehambaan-mu, supaya mudah bagimu untuk menyambut panggilan Allah dan mendekat kepada-Nya." Sifat-sifat manusia yang berhubungan dengan agama terbagi dua: Lahir dan Bathin, lahir ialah yang berhubungan dan dilakukan dengan anggota jasmani, dan bathin ialah berlaku dalam hati [rohani]. Sedang yang berhubungan dengan anggota lahiriyah juga terbagi dua: Yang sesuai dengan perintah syari'ah dan yang menyalahi perintah syari'ah yang berupa maksiat. Demikian pula yang berhubungan dengan hati juga terbagi dua: Yang sesuai dengan hakikat [kebenaran] bernama iman dan ilmu, dan yang berlawanan dengan hakikat [kebenaran] berupa nifaq dan kebodohan. Sifat-sifat yang buruk [rendah] ialah: Hasad, iri hati, dengki, sombong, mengadu domba, merampok [korupsi], gila jabatan, ingin dikenal, cinta dunia, tamak, rakus, riya dan lain-lain. Dan dari sifat-sifat buruk ini akan menimbulkan sifat permusuhan, kebencian, merendahkan diri terhadap orang kaya, menghina orang miskin, pandai menjilat, sempit dada, hilang kepercayaan terhadap jaminan Allah, kejam, tidak malu dan lain-lain. Apabila seseorang talah dapat menguasai dan membersihkan diri dari sifat-sifat yang rendah, yang bertentangan dengan kehambaan itu, maka pasti ia akan sanggup menerima dan menyambut tuntunan Tuhan, baik yang langsung dalam ayat-ayat al-Qur'an dan yang berupa tuntunan dan contoh yang diberikan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dan dengan demikian berarti ia telah mendekat kehadirat Allah subhanahu wata'ala. Sifat Ubudiyah [kehambaan] ialah mentaati semua perintah dan menjauhi semua larangan, mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan tanpa membantah dan merasa keberatan.
43."Pokok dari semua maksiat, kelalaian dan syahwat itu, karena ingin memuaskan hawa nafsu. Sedangkan pokok segala ketaatan, kesadaran dan moral [budi pekerti], ialah karena adanya pengendalian terhadap hawa nafsu."
Sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala:
"Dan tidak aku membersihkan diriku, karena sesungguhnya nafsu menyuruh kepada kejahatan, kecuali orang yang dikasihani [mendapat rahmat] oleh Tuhan-ku, sesungguhnya Tuhan-ku itu pengampun, penyayang." [QS. Yusuf 53]. Abu Hafash berkata: "Barangsiapa yang tidak menuduh hawa nafsunya sepanjang waktu dan tidak menentangnya dalam segala hal, dan tidak menarik ke jalan kebaikan, maka sungguh ia telah tertipu. Dan barangsiapa melihat padanya dengan sebuah kebaikan, berarti ia telah dibinasakannya." Junaid al-Baghdadi berkata: "Jangan mempercayai hawa nafsumu, walaupun telah lama taat kepadamu, untuk beribadah kepada Tuhan-mu." Al-Bushiry dalam Burdahnya berkata: "Lawan selalu hawa nafsumu dan syaitan serta jangan menuruti keduanya, walaupun keduanya itu memberi nasehat kepadamu untuk berbuat kebaikan, tetap engkau harus curiga dan waspada."
44. "Dan sekiranya engkau bersahabat orang bodoh yang tidak menurutkan hawa nafsunya, itu lebih baik dari pada bersahabat dengan orang berilmu [orang alim] yang selalu menurutkan hawa nafsunya. Maka ilmu apakah yang dapat diberikan bagi seorang alim yang selalu menurutkan hawa nafsunya itu, sebaliknya kebodohan apakah yang dapat disebutkan bagi seorang yang sudah dapat menahan hawa nafsunya." Bagaimana akan dinamakan bodoh, seorang yang telah dapat menahan dan mengekang hawa nafsunya, sehingga membuktikan bahwa semua amal perbuatannya hanya semata-mata untuk keredhaan Allah dan bersih dari dorongan hawa nafsu. Sebaliknya apakah arti suatu ilmu yang tidak dapat menahan atau mengendalikan hawa nafsu dari sifat kebinatangan dan kejahatannya. Dalam sebuah hadits ada keterangan: "Seorang akan mengikuti pendirian sahabat karibnya, karena itu hendaknya seseorang itu memperhatikan, siapakah yang harus diambil sebagai sahabat." Seorang penyair berkata: "Barangsiapa bergaul dengan orang-orang yang baik, akan hidup mulia. Dan barangsiapa yang bergaul dengan orang-orang yang rendah akhlaknya, pasti tidak akan mulia."
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Title : TERJEMAH ALHIKAM (HIKMAH 40-44)
Description : HIKMAH 40-44 BERUSAHALAH MENGETAHUI AIB/CELA DIRI 40."Usahamu untuk mengetahui aib-aib/cela yang masih ada di dalam dirimu, itu l...