بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
TERJEMAH KITAB
RISALATUL-QUSYAIRIYYAH
PENJELASAN
TENTANG
“TAHAPAN-TAHAPAN (MAQAMAT) PARA PENEMPUH JALAN SUFI”
5.
W A R A’
Diriwayatkan oleh Abu
Dzar al-Ghiffary, (Abu Dzar adalah Jundub bin Junadah al-Ghiffary (wafat 23
H/652 M.) dari bani Ghiffar, seorang sahabat yang telah dulu masuk Islam. Beliau
sangat jujur dan memiliki keteladanan. Tinggal di Damaskus), bahwa Rasulullah
saw. bersabda : “Sebagian dari kebaikan tindakan keIslaman seseorang adalah
bahwa ia menjauhi segala sesuatu yang tidak berarti.” (H.r. Malik Bin Anas,
Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Syeikh Abu Ali
ad.daqqaq mengatakan : “Wara’ adalah meninggalkan apa pun yang syubhat.” Dmeikian
pula, Ibrahim bin Adham memberika penjelasan : “Wara’ adalah meninggalkan
segala sesuatu yang meragukan, segala sesuatu yang tidak berarti, dan apa pun
yang berlebihan.”
Abu Bakr
ash.Shiddiq r.a. berkaa : “Kami dahulu selalu meninggalkan tujuhpuluh perkara
yang termasuk ke dalam hal-hal yang dihalalkan, karena khawatir terjerumus ke
dalam satu hal yang haram.”
Diriwayatkan oleh
Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi saw. bersabda :
“Bersikaplah
wara’, dan kamu akam nejadi orang yang paling taat beribadat di antara ummat
manusia.” (H.r. Ibnu Majah, Thabrani dan Baihaqi).
As. Saru berkata :
“Terdapat empat orang yang wara’ di zaman mereka : Hudzaifah al-Murta’isy,
Yusuf bin Asbat, Ibrahim bin Adham dan Sulaiman al-Khawwas. Mereka bersikap
wara’. Dan apabia usaha untuk mendapatkan sesuatu yang halal begitu sulit bagi
mereka, mereka mencarinya seminimal mungkin.”
Asy-Syibli
berkomentar : “Wara’ adalah sikap menjauhi segala sesuatu selain Allah swt.”
Ishaq bin Khalaf
mengatakan : “Wara’ dalam bicara lebih sulit ketimbang menjauhi emas dan
perak, dan zuhud dari kekuasaan lebih sulit ketimbang menyerahkan emas dan perak,
karena Anda siap mengorbankan emas dan perak demi kekuasaan.”
Abu Sulaiman
ad-Darany mengatakan : “Wara’ adalah titik tolak zuhud, sebagaimana sikap
puas terhadap apa yang ada adalah bagian utama dari ridha.”
Abu Utsman
mengatakan : “Pahala bagi wara’ adalah kemudahan penghitungan amal di akhirat.”
Yahya bin Mu’adz
berkata : “Wara’ adalah berpangku pada batas ilmu tanpa menakwilkannya.”
Dikatakan :
“Sekeping uang loga kecil milik Abdullah bin Marwan jatuh ke dalam sebuah sumur
yang berisi kotoran, lalu ia meminta bantuan seseorang untuk mengambilnya
dengan membayarnya tiga belas dinar. Ketika seseorang bertanya kepadanya, ia
memberikan penjelasan : Nama Allah swt. tertera pada uang itu.”
Yahya bin Mu’adz
menegaskan : “Ada dua jenis wara’ : Wara’ dalam pengertian dzahir, yaitu sikap
yang mengisyaratkan bahwa tidak ada satu tindakan pun selain karena Allah swt.
dan wara’ dalam pengertian batin, yaitu sikap yang mengisyaratkan bahwa tidak
ada sesuatu pun yang memasuki hati Anda kecuali Allah swt.”
Ia juga berkata :
“Orang yang tidak memeriksa dan meahami seluk beluk wara’ tidak akan
mendapatkan anugerah.”
Dikatakan : “Orang
yang pandangan atas agama jeli, akan memperoleh peringkat yang tinggi di Hari
Kebangkitan”
Yunus bin Ubaid
mengatakan : Wara’ berarti keluar dari segala syubhat, dan merefleksikan diri
dalam setiap pandangan.”
Sufyan ats-tsaury
berkomentar : “Aku belum pernah melihat sesuatu yang mudah selain wara’. Apap
pun yang diinginkan oleh hawa nafsu Anda, tinggalkanlah!.”
Ma’ruf al-Karkhy
mengajarkan : “Jagalah lidah Anda dari pujian, sebagaimana Anda menjaganya dari
cacian.”
Bisyr ibnul Harits
berkata : “Hal-hal paling sulit untuk dilaksanakan, ada tiga : Dermawan di
masa-masa sulit, wara’ adalah khalwat, dan menyampaikan kebenaran kepada
seseorang yang Anda takuti dan Anda jadikan harapan.
Saudara wanita
Bisyr al-Hafi mengunjungi Ahmad bin Hanbal dan memberitahukan kepadanya : “Kami
sedang memintal di atas atap rumah, ketika obor kaum Dzahiriyah berlalu dan
cahayanya menyinari kami. Apakah diperbolehkan bagi kami memintal di dekat
cahaya mereka?” Ahmad bertanya : “Siapakah Anda, (semoga Allah menjaga
kesehatan Anda)?” Ia menjawab : “Saya adalah saudara wanita Bisyr al-Hafi.”
Ahmad menangis, lau berkata, “Wara’ yang jujur muncul dari keluarga Anda. Jangan
memintal di dekat cahaya itu!.”
Ali al-Atthar
berkata : “Suatu ketika aku sedang berjalan melewati Bashrah melintasi sebuah
jalan, dan aku melihat beberapa orang Syeikh sedang duduk, sementara beberapa
pemuda bermain di dekatnya. Oleh karena itu aku bertanya kepada mereka, ‘Apakah
Anda sekalian tidak malu bermain di depan Syeikh-Syeikh ini? Salah seorang
pemuda tersebut menjawab, ‘Wara’ para syeikh ini demikian kecil sehingga kami
memandang kecil mereka.”
Dikatakan bahwa
Malik Bin Dinar tinggal di Bashrah selama empatpuluh tahun, ia tidak pernah
memakan kurma kering maupun yang masih segar dari kota tersebut. Sampai saat
musim berlalu, ia berkata, ‘Wahai penduduk Bashrah, inilah perutku, tidak
kurang juga tidak pernah bertambah!.”
Seseorang bertanya
kepada Ibrahim bin Adham, “Mengapa Anda tidak minum Zam-zam?” Ia menjawab :
“Apabila aku mempunyai timba, aku akan meminumnya.”
Apabila al-Harits
al-Muhasiby mengambil makanan yang syubhat, maka urat di ujung jarinya
berdenyut, dan ia menganggap bahwa makanan tersebut syubhat.
Suatu ketika Bisyr
al-Hafi diundang ke jamuan makan, dan dihidangkan makanan di depannya. Ia
hendak menyantap makanan itu, tetapi tangannya tidak dapat digerakkan, Ia
berusaha menggerakkannya hingga tiga kali. Seseorang yang akrab dengan situasi
ini mengatakan : “Tangannya tidak pernah mengambil makanan yang syubhat.
Percuma saja tuan mengundang Syeikh ini.”
Ketika Sahl bin
Abdullah ditanya tentang halal yang murni, ia menjawab : “Yaitu yang di
dalamnya tidak pernah dicampuri maksiat kepada Allah swt. Dan Halal yang murni
adalah yang Allah tidak dilupakan di dalamnya.”
Hasan al-Bashry
memasuki Mekkah, ia melihat salah seorang keturunan Ali bin Abi Thalib r.a.
bersandar ke Ka’bah dan berceramah di hadapan sekumpulan orang. Hasan bergegas
menghampirinya, lalu bertanya : “Siapakah yang menguasai agama-agama?” Ia
menjawab : “Orang wara’.” Hasan bertanya lagi : “Apakah yang merusak agama?” Ia
menjawab : “Kesereakahan.” Maka Hasan mengaguminya, seraya berkata : “Bobot
sebutir wara’ yang cacat adalah lebih baik ketimbang bobot seribu hari berpuasa
dan shalat,”
Abu Hurairah
mengatakan : “Sahabat-sahabt dalam majelis Allah swt, di akhirat adalah
orang-orang yang wara’ dan zuhud.”
Sahl bin Abdullah
berkata : “Apabila wara’ tidak menyertai seseorang, ia tidak akan pernah merasa
kenyang, sekalipun diwajibkan baginya makan kepala gajah.”
Sedikit minyak
kasturi yang berasal dari rampasan perang dibawa ke hadapan Umar bin Abdul
Aziz. Katanya : “Manfaat satu-satunya adalah aroma keharumannya, dan aku tiak
ingin hanya diriku sendiri yang mencium aromanya, sementara seluruh kaum Muslim
tidak berbagi mambauinya.”
Ketika ditanya
tentang wara’ Abu Utsman al-Hiry berkata : “Abu Shalih Hamdunal al-Washshar
berada bersama salah seorang sahabatnya yang sedang menjelang maut. Orang
tersebut meninggal, dan Abu Shalih memadamkan lampu. Seseorang bertanya
kepadanya tentang hal ini, lalu ia mengatakan. “Sampai sekarang minyak yang di
dalam lampu ini menjadi milik para ahli warisnya. Carilah minyak yang bukan
miliknya!.”
Hamisan berkata :
“Aku meratapi dosaku selama empatpuluh tahun. Salah seorang sauddara
mengunjungiku, dan kubelikan sepotong ikan rebus untuknya. Ketika ia selessai
memakannya, aku mengambil sebongkah lempung dinding milik tetanggaku, sampai ia
dapat membersihkan tangannya, dan aku belum meminta haalnya.”
Seseorang sedang
menulis suatu catatan saat ia tinggal di sebuah rumah swa dan ingin
mengeringkan tulisannya dengan debu yang dapat diperoleh dari dinign rumah
tersebut. Ia teringat bahwa rumah yang ditempatinya adalah ruamh sewa, akan
tetapi ia bependapat bahwa hal itu tidaklah penting. Karenanya, ia pun
menegeringkan tulisan tersebut dengan debu. Kemudian ia mendengar sebuah suara
mengatakan : “Orang meremehkan debu akan melihat betapa lama perhitungan
amalnya kelak.”
Ahmad bin Hanbal –
semoga Allah melimpahkan kasih sayang kepadanya – menggadaikan sebuah ember
kepada seorang penjual bahan makanan di Mekkah. Ketika ingin menebusnya,
penjual bahan makanan tersebut mengeluarkan dua ember, sembari mengatakan
“Ambillah, yang mana ember milik Anda.?” Ahmad menjawab : “Saya ragu. Oleh
karena itu, simpan saja, baik kedua meber maupun uang itu untuk Anda!” Penjual
makanan tersebut memberri tahu, “Inilah ember Anda. Saya hanya ingin menguji
Anda.” Ahmad menyahut : “Saya tidak akan mengambilnya.” Lalu pergi, dengan
meninggalkan ember kepunyaannya kepada si penjual bahan makanan.
Sayyab Ibnul
Mubarak membiarkan kudanya yang mahal berkeliaran dengan bebas ketika ia sedang
melkukan shalat dzuhur. Kuda tersebut merumput di ladang milik Kepala Desa.
Akhirnya, Ibnul Mubarak meninggalkan kuda tersebut dengan tidak mengandarainya.
Dikatakan bahwa Ibnul Mubarak sutu ketika pergi pulang dari Marw ke Syria,
gara-gara telah meminjam sebuah pena dan lupa mengembalikannya.
An-Nakha’y menyewa
seekor kuda. Ketika cambuknya terlepas dari tangan dan jatuh, ia pun turun
seraya mengikat kudanya, dan berjalan untuk memungut cambuk tersebut. Seseoang
berkomentar, “Akan lebih mudah sandainya Anda mengendalikan kuda Anda menuju
tempat di mana cambuk itu jatuh dan kemudain mengambilnya.” An-Nakha’y menyahut
: “Aku menyewa kuda itu untuk pergi ke arah sana, bukan ke arah sini.”
Abu Bakr ad-Daqqaq
berkata : “Aku berkelana di padang belantara bani Israil selama limabelas hari,
dan ketika tiba di sebuah jalan, seorang prajurit menemuiku dan memberi seteguk
air minum. Air itu menumbuhkan penderitaan dalam hatiku, dan aku menderita
selama tigapuluh tahun.”
Rabi’ah Adawiyah
menjahit bajunya yang sobek di dekat lampu sultan, tiba-tiba ia tersentak den
kemudian sadar. Maka, Rabi’ah pun menyobek pakaiannya, dan menemukan hatinya.
Sufyan ats-tsaury
suatu ketika bermimpi mempunyai sepasang sayap yang dapat digunakan untk
terbang ke surga. Kemudian ia ditanya : “Dengan apa hingga Anda dianugerahi
ini?” Dijawabnya : “Wara.”
Ketika Hissan bin
Abi Sinan menghampiri murid-murid al-Hasan, ia bertanya : “Hal apakah yang
paling sulit bagi Anda?” Mereka menjawab : “Wara”, Ia berkata : “Tiada sesuatu
yag paling mudah bagiku selain ini (wara’). Mereka bertanya : “Mengapa
demikina?” Hissan bin Abi Sinan menanggapi : “Aku belum pernah minum air dari
mata air milik Anda semua selama empatpuluh tahun.”
Hissan bin Abi
Sinan tidak tidur terlentang atau makan-makanan berlemak atau minum air dingin
selama empat puluh tahun. Seseorang bermimpi bertemu dengan Hissan bin Abi
Sinan, lalu bertanya kepadanya tentang apa yang telah Allah lakukan atas
dirinya. Dijelaskan oleh Hissan bin Abi Sinan : “Baik, kecuali bahwa pintu
surga tertutup bagiku, karena jarum yang pernah kupinjam belum ku kembalikan.”
Abdul Wahid bin
Zaid mempunyai seorang pembantu rumah tangga yang bekerja kepadanya selama
bertahun-tahun dan beribadah secara khusyu’ selama empat puluh tahun.
Sebelumnya ia adalah seorang penimbang gandum. Dan ketika ia meninggal,
seseorang bermimpi bertemu dengannya. Ditanya tentang apa yang telah Allah
lakukan atas dirinya?” Dijawabnya : “Baik, kecuali bahwa aku dihalangi memasuki
pintu surga, disebabkan oleh debu pada timbangan gandum yang dengannya aku menimbang
empatpuluh porsi gandum.
Ketika Isa putra
Maryam a.s. melewati sebuah makam, seseorang berteriak dari dalam kuburnya.
Allah swt. menghidupkannya kembali dan Isa bertanya kepadanya : “Siapakah Anda?
Ia menjawab : “Aku adalah seorang kuli, dan pada suatu hari, saat aku
mengantarkan kayu bakar untuk seseorang, aku mematahkan sepotong kayu kecil.
Sejak aku meninggal, aku dianggap bertanggung jawab atas hal itu.”
Abu Sa’id
al-Kharraz berbicara tentang wara’, ketika Abbas bin la-Muhtadi berlalu
dihadapannya. Ia bertanya : “Wahai Abu Sa’id, apakah anda tidak mempunyai rasa
malu? Anda duduk di bawah atap Abu ad-Dawaniq, minum dari penampungan air
Zubaydah, berniaga dengan riba, tetapi berbicara tentang wara’.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.