بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah Kitab
" SURAT-SURAT SANG SUFI "
Muhammad Ibn ‘Abad
SURAT KETIGABELAS
Kepada Yahya Al-Saraj.
Surat yang menjelaskan ucapan guruku, Abu Al-Hasan Al-Syadzili, yang
menerangkan tentang orang yang membaca “Wirid Besar”nya. Dan Allah lah yang
menganugerahi kejayaan.
90
Segala puji bagi Allah.
Telah kuterima suratmu. Engkau
berbicara tentang ketetapan hatimu untuk membaca “Wirid Besar”. Lakukan
keinginan itu, dan sadarilah bahwa yang demikian itu, bagimu, merupakan peneguhan
dari Allah.
Janganlah engkau menyimpang
karena apa yang telah engkau pahami sebagai makna dari ucapan yang dinisbahkan
pada Sang Syaikh, semoga Allah meridhainya, yaitu “Barangsiapa membaca wirid
ini, dia memiliki apa yang aku miliki, dan mesti mengamalkan apa yang harus kau
amalkan.” Engkau telah salah memahami pernyataan itu.
Sesungguhnyalah, Abu Al-Hasan
memaksudkan itu sebagai dorongan, suatu cara mengarahkan pikiran kepada amalan
wirid yang teguh dan pasti. Akhir ucapan itu mengisyaratkan : “Dan Rasulullah
saw. memberikan syafaat yang sungguh-sungguh.” Dengan kata lain, seolah-olah
syaikh mengatakan, “Jika seseorang membaca wirid itu dengan niat ikhlas dan
harapan tulus, dan senang mengikuti jalan kami sebagaimana terwujud dalam wirid
itu, dan berhati-hati dalam berkeinginan mencapai sifat-sifat para wali
sebagaimana terseut dalam wirid itu pula, maka orang itu telah mencapai tujuan
meraih harapannya. Dia telah mencapai peringkat kewalian yang disediakan
bagiku; dia telah memasuki wiridku, dan dengan demikian masuk ke dalam
kedudukan kewalianku. Karenanya, orang itu memiliki apa yang aku miliki di
jalan kedekatan pada Allah dan kehormatan, dan mesti mengamalkan apa yang harus
kuamalkan di jalan kepatuhan dan kepasrahan.
Karena kedudukan dan kewalian
yang berasal dari Allah itu mendahului yang berasal dari sang hamba, maka yang
mendahului itu adalah penyebab bagi yang mengikuti. Akibat itu mengikuti
sebabnya, entah sebagai rahmat atau sebagai kesungguhan. Oleh sebab itu, karena
rahmat dan ketulusan yang diperlukan ada lebih dahulu ketimbang inisiatif sang
hamba.
Itulah makna kata-kata “Dia
memiliki apa yang aku miliki.” – maka tindakan-tindakan sang hamba bakal
sejalan dengan maksud dan tujuan Allah, sebagaimana ditunjukkan oleh
kata-kata, “Dia mesti mengamalkan apa yang harus kuamalkan.” Pernyataan itu
dimaksudkan untuk memberikan kemudahan dan kelancaran, bukannya menimbulkan
kecemasan dan konflik dalam diri sang hamba.
Inilah tujuan dan ganjaran
tertinggi kepatuhan. Sekiranya tidak demikian halnya, maka hasilkan akan sangat
bertentangan. Maksud dari semuanya ini adalah bahwa frasa “Dia memiliki apa
yang aku miliki” merupakan cara berbicara mengenai hasil akhir dari kemurahan
hati dan kesalehan yaitu petunjuk, ganjaran, pertolongan, dan peneguhan.
Semuanya ini, pada gilirannya,
merupakan sebab-sebab yang mesti dari segala yang mengikutinya, sesuai dengan
kata-kata, “Dia mesti mengamalkan apa yang harus kuamalkan.” Yang demikian itu
juga meliputi beramal sesuai dengan apa yang diperintahkan atas diri sang
hamba, dan bersatu dengan kemauan Allah Swt, agar lapanglah inti wujudnya serta
ringanlah beban yang dipikulnya (Qs. 94:1-2).
Saudaraku, tak ada sesuatu pun
dalam pernyataan ini yang ahrus menghalangimu atau mencegahmu dari mengerjakan
apa yang hendak engkau kerjakan. Sebaliknya, biarkan hal itu mendorongmu untuk
melakukannya, jika Allah Swt. menghendaki.
Sekian kata-kataku yang singkat
ini. Semuanya cukup sudah untuk memahami apa yang diriwayatkan sebagai
dikatakan oleh Syaikh, semoga Allah meridhainya.
Akan halnya interpretasi yang
engkau katakan sebagai dikemukakan oleh oleh salah seorang sahabtmu “Dia
memiliki apa yang aku miliki di jalan kesucian, dan meski mengamalkan apa yang
harus kuamalkan di jalan rahmat atau kasih sayang” yang demikian itu memang
merupakan satu cara yang indah dan bagus dalam menjelaskannya, tapi jauh dari
makna seperti yang telah kubahas di atas. Interpretasi itu tidak memiliki
kedalaman kesadaran spiritual mengenai makna seperti yang telah kujelaskan.
Dan kepada Allah sajalah kita
temukan kejayaan.()
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.