بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
راَيت الله
"Ro-aytullooh"
(Melihat Allah)
Oleh: Mustafa Mahmud
Di Nuqil dari Kitab
Al Mawaqif wal Mukhotobat - Imam An Nafri
12.
DENGARKAN ISI PERJANJIAN
PENGANGKATANMU
Aku
ditegakkan berdiri di antara kedua tangan Nya; lalu ia berseru :
“Tiada
kufitrahkan padamu agar engkau tunduk kepada ilmu pengetahuan, tiada pula Ku
didik engkau agar berdiri di depan pintu-pintu selain pintu Ku; tiada pula Aku
mengambil kawan duduk semajelis agar engkau mengajukan permohonan pada Ku untuk
duduk bersama selain Ku. Hendaklah engkau ketahui siapakah engkau, maka
pengetahuanmu tentang dirimu adalah merupakan suatu peraturan bagimu yang tiada
akan roboh, dan suatu ketenangan untuk mu yang tiada akan lenyap”.
“Engkau
adalah hamba Ku”.
“Engkau
hidup dengan Ku, karena tiupan roh Ku, dan kepada Ku engkau kembali, dan dengan
Ku engkau akan bangkit, dan kepada Ku engkau bernasab. Ku ciptakan engkau agar
engkau menjadi tatapan pandangan Ku, dan engkau akan menjadi pengurai Nama-nama
Ku; Ku ciptakan dunia ini untukmu dan pula Ku sujudkan kepadamu; dan Ku
ciptakan segala sesuatu demi engkau, Ku bentuk engkau demi Aku supaya engkau
menjadi ahli Hadirat Ku; Ku pilih engkau demi kemuliaan himpunan Ku; Ku
gemarkan engkau bersama Ku; Ku fitrahkan engkau sesuai dengan gambaran Ku”.
Dengarkan
perjanjian wilayahmu (Pengankatanmu) :
“Jangan
engkau bertakwil atas Ku dengan menggunakan ilmu pengetahuanmu, taatilah
hukum-hukum Ku tanpa takwil dan tanpa saling berbantah.
Janganlah
engkau menjarak daripada Ku... demi untuk kepentinganmu sendiri... manakala
engkau keluar, hendaklah keluar kepada Ku; dan engkau masuk, hendaklah mesuk
pula kepada Ku; dan engkau tidur, maka tidurlah dalam penyerahan kepada Ku; dan
bila engkau bangun, maka hendaklah engkau bangun penuh dengan rasa tawakal
kepada Ku; dan bila engkau makan hendaklah engkau menyadari bahwa makananmu itu
dari tangan Ku; dan bila engkau minum, hendaklah engkau menyadari pula bahwa
engkau meneguk minuman dari tangan Ku”.
“Mohonlah
pertolongan dengan berdo’a kepada Ku, agar engkau bisa tegak berdiri di dalam
maqammu di antara kedua tangan Ku... Kalau tidak ... maka diammu itu menyeru
kepadamu tentang apa-apa yang telah diketahui perihal dirimu, maka waspadalah
engkau kepada Ku, jangan sampai diammu itu menjadi seruan kepada dirimu,
sednagkan engkau mengesankan bahwa diammu itu adalah taqarub (berhampir diri)
kepada Ku”.
“Bagaimana
engkau melepaskan pendanganmu ke arah langit dan bumi, matahari dan bulan, dan
kepada segala sesuatu apapun, sedangkan engkau telah mengetahui, bahwa
kesemuanya itu terang dan nyata daripada Ku.
Kesemuanya
itu mensucikan diri Ku dengan menyampaikan puja-pujiannya kepada Ku dan
mengucapkan kata tulus “Laisa Kamitslihi Syai’un... Tiada satu pun yang menyamai
Nya”... Janganlah engkau menyingkir dari patokan pandangan yang demikian ini,
agar tidak dirampas oleh pandangan-pandangan lain. Dan jangan lupa engkau mengeluarkan sifatmu dari
cara memandang yang demikian, kaena nantinya engkau dirampas oleh sifatmu sendiri”.
“Bila
engkau tidak melepaskan sifatmu keluar dalam pandangan ini, akan ku tan engkau
akan menulis atas dahimu wilayah Ku (pemeliharaan Ku), dan akan engkau saksikan
bahwa sesungguhnya Aku berada bersamamu di mana pun engkau berada. Dan akan ku
dudukan engkau di dalam maqam ishmad (maqam yang tidak luput dalam penjagaan
Ku), dan akan Ku tetapkan engkau dalam sopan santun dari segala syahwat
keinginanmu, dan engkau kan merasakan malu untuk selalu berada di dalam tata
cara adat-isitadatmu”. SesungBahwa syahwat-syahwat itu menjadi hijab penutup
atasmu untuk menguji kecintaanmu, maka jika engkau menetapkan pilihan kepada Ku
dan tidak memilih keinginan-keinginan lain, niscaya ku ungkapkan untukmu zatmu
sendiri dan tiada lagi Aku menutupi engkau dengan aneka keinginan-keinginan
syahwat. Ketahuilah, bahwa syahwat itu mendatangi engkau melalui jasad tubuhmu.
Adapun zatmu maka Ku ciptakan atas dasar suci murni tiada condong melainkan
hanya kepada Ku sendiri”.
“Katakanlah
pada lubuk hati nuranimu, agar berdiri tegak di anatara kedua tangan Ku, tiada
dengan sesuatu dan tiada pula untuk sesuatu, niscaya Ku bangun mahligai yang
sangat besar di belakangmu, dan kekuasaan agung di bawah kedua telapak kakimu.
Hendaklah
engkau memohon bantuan hanya dari Ku sahaja, jangan dari Ilmu Ku, dan jangan
pula dari dirimu, dengan demikian engkau menjadi hamba Ku, berada di sisi Ku
dan dapat pengertian perihal Ku.
Hendaklah
halmu menjadi demikian laksana TUHAN YANG HADIR, dalam alam semesta yang gaib
dan pudar. Maka inilah hiasan sifatnya barang siapa yang aku malu daripadanya”.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.