بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf
{AJARAN KAUM SUFI}
Karya
Ibn Abi Ishaq Muhammad Ibn Ibrahim Ibn Ya’qub Al-Bukhari Al-Kalabadzi
24.
AJARAN KAUM SUFI TENTANG PARA MALAIKAT DAN RASUL
Sebagian
besar tokoh Sufi menahan diri agar tidak melibatkan diri dengan pertanyaan
apakah para Rasul lebih dipentingkan ketimbang para malaikat, atau sebaliknya,
dengan mengatakan bahwa keunggulan dimiliki oleh mereka yang lebih dipentingkan
oleh Tuhan, dan bahwa masalah ini bukan merupakan masalah esensi, bukan pula
masalah tindakan.
Tapi,
beberapa orang mengatakan bahwa para malaikat lebih dipentingkan ketimbang para
Nabi, dan beberapa orang yang lain mengatakan bahwa para Nabi lebih
dipentingkan ketimbang para malaikat.
Muhammad ibn al-Fadhl berkata : “Malaikat
sebagai suatu keseluruhan lebih baik ketimbang orang beriman sebagai suatu
keseluruhan, tapi ada beberapa orang beiman tertentu yang lebih baik daripada
malaikat.” Artinya, menurut mereka, para Nabi itulah yang lebih baik.
Mereka
mengakui bahwa beberapa rasul tertentu lebih baik daripada yang selebihnya,
dengan menafsir firman Tuhan : “Sesungguhnya kami telah memberikan keutamaan
kepada beberapa Nabi lebih dari sebagai yang lain.” Tapi mereka menolak untuk
merinci siapa di antara mereka yang lebih disukai dan siapa yang kurang
disukai, dengan begitu, hal ini sejalan dengan sabda Nabi : “Jangan
memilih-milih di antara nabi-nabi itu.”
Sekalipun
begitu, mereka menetapkan, sebagai sebuah prinsip, bahwa Muhammad adalah yang
paling baik di antara semua nabi, dengan berdasarkan sabda beliau : “Akulah
penghulu seluruh putra Adam, bukannya takabur. Adam dan semua yang hidup
sesudahnya berada di bawah panji-panjiku.”
Serta
sabda-sabda beliau yang lain, juga pada firman Tuhan : “Kamu adalah umat
pilihan yang telah dilahirkan untuk seluruh manusia.”
Karena
mereka adalah umat yang paling baik, sedangkan mereka adalah mereka umat
beliau, maka hal ini berarti bahwa nabi mereka adalah nabi yang terbaik – bukti
ini, dan bukti-bukti lain keunggulan beliau, bisa ditemukan dalam Al-Qur’an.
Mereka
semua mengakui bahwa para nabi itu lebih baik dari manusia baisa, dan bahwa
tidak ada orang yang dapat menyaingi kebaikan para nabi, entah dia orang yang
benar-benar beriman, wali atau yang lain, betapa pun besar kekuasaannya dan
hebat kedudukannya.
Nabi
bersabda kepada Ali : “Dua orang ini adalah penghulu para sesepuh penghuni
surga, yang hidup terdahulu maupun kemudian, kecuali para nabi dan rasul.”
Dengan
menunjukan kata-kata ini kepada Abu Bakr dan Umar, dan mengisyaratkan bahwa
mereka adalah manusia-manusia terbaik setelah para nabi.
Abu
Yazid al-Bistami berkata : “Taraf akhir orang mukmin sejati adalah taraf awal
nabi, dan taraf akhir nabi tidak memiliki batas.”
Sahl ibn
Abdillah berkata : “Tujuan-tujuan para ahli ma’rifat hanya sampai pada
selubung, dan disana mereka berhenti dengan pandangan ke bawah, lalu izin
diberikan kepda mereka dan mereka mengucap salam, mereka pun diberi pakaian
jubah berkekuatan ketuhanan, dan diajuhkan dari kesalahan. Sedang tujuan-tujuan
yang dicapai para nabi adalah berkeliling di seputar singgasana dan diberi
pakaian cahaya, nilai mereka dimuliakan, dan mereka digabungkan dengan Yang Maha Besar, dan dibuat-Nya ambisi
pribadi mereka mati, dan dilepaskan-Nya mereka dari nafsu, dan dijadikan-Nya
mereka hanya berurusan dengan Dia dan demi Dia,”
Abu
Yazid berkata : “Jika satu zarah saja dari diri nabi mengejawantah dalam
penciptaan, maka tiada sesuatu pun yang berada di bawah Singgasana akan bisa
menanggungnya.” Dia juga berkata : “Ma’rifat dan pengetahuan manusia itu, kalau
dibandingkan dengan ma’rifat dan pengetahuan Nabi, adalah bagaikan setetes
embun yang menetes dari pucuk kantung air kulit.”
Salah
seorang dari mereka berkata : “Tak satu nabi pun mencapai kesempurnaan
kesetujuan (taslim) dan kepasrahan (tafwid), kecuali Yang Terkasih dan Sang
Karib.
Dengan alasan ini, tokoh-tokoh besar Sufi tak
berharap bisa mencapai kesempurnaan, meski mereka dalam keadaan dekat (dengan
Tuhan) dan telah mengalami perenungan yang sejati.
Abu’l
Abbas dan Ibn Atha berkata : “Taraf yang paling rendah dari para rasul adalah
yang paling tinggi dari para nabi, dan taraf paling rendah dari para nabi
adalah yang paling tinggi dari orang-orang mukmin sejati, dan taraf yang paling
rendah dari orang-orang yng benar-benar beriman adalah yang paling tinggi dari
para syuhada, dan taraf paling rendah dari para syuhada adalah yang paling
tinggi dari orang-orang takwa, dan taraf paling rendah dari orang-orang takwa
adalah yang paling tinggi dari orang-orang yang beriman.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.