بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
TERJEMAH KITAB
RISALATUL-QUSYAIRIYYAH
Karya:
As-Syeikh Al-Imam Abul Qasim Abdul Karim Hawazin Al Qusyairi An Naisaburi
BAB IV.
KONDISI RUHANI
DAN KAROMAH
3.
MIMPI
Allah swt. berfirman :
“Bagi mereka berita gembira di dalam
kehidupan dunia dan di dalam kehidupan di akhirat.” (Qs. Yunus :64).
Dikatakan : “Yang dimaksud ayat tersebut
adalah mimpi yang baik (ar-Ru’yal Hasanah) yang dilihat oleh seseorang atau
diperlihatkan padanya.”
Riwayat dari Abu Darda r.a. yang berkata :
“Aku bertanya kepada Nabi saw. tentang ayat : “Bagi mereka berita gembira di
dalam kehidupan dunia dan di dalam kehidupan di akhirat.” Maka Nabi saw.
bersabda : “Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan dunia dan di dalam
kehidupan di akhirat.” Maka Nabi saw. bersabda : “Tak seorng pun bertanya
padaku tentang ayat tersebut sebelum kamu. Ayat tersebut adalah mimpi yang
baik, yang dilihat oleh seseorang atau diperlihatkan kepadanya.” (Hr. Tirmidzi,
Thabrani dan Ahmad. Hadits ini menurut Tirmidzi tergolong hadits hasan).
Riwayat dari Abdullah bin Mas’ud yang
berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda : “Mimpi itu datangnya dari Allah,
sedangkan mimpi lamunan itu datang dari setan.” (H.r. Bukhari).
Sabdanya pula :
“Barangsiapa bermimpi melihat aku, maka dia
benar-benar melihatku. Sebab setan tidak bisa menyerupaiku.” (H.r. Tirmidzi).
Makna hadits tersbut adalah bahwa yang
dimaksud adalah mimpi yang benar. Takwilnya juga benar. Sedangkan mimpi seperti
itu merupakan bagian dari karamah.
Perwujudan mimpi itu adalah bisikan yang
masuk dalam hati, dan kondisi-kondisi ruhani yang tergambar dalam imajinasi.
Sebab seluruh perasaan tidak tenggelam dalam tidur. Lantas orang menduga seakan-akan
ia dalam keadaan terjaga, dan melihat dengan sebenarnya. Padahal itu semua
adalah proyeksi atau gambaran yang tertanam dalam hati mereka. Ketika rasa
fisik telah hilang dari mereka, yang tertinggal adalah obyek-obyek imajinasi
yang diketahui melalui rasa dan bersifat langsung. Kondisi seperti itu sedemikian
menguat di benak pemiliknya. Pada saat terjaga kondisi kondisi tersebut melemah
karena terdomeniasi oleh kondisi-kondisi indrawi yang ada dalam kenyataan,
serta munculnya pengetahuan langsung. Contohnya, seperti orang yang disinari
oleh lampu di tempat yang gelap gulita. Apabila matahari terbit, cahaya
matahari akan mengalahkan cahaya lampu tersebut, sehingga cahay lampu terserap
oleh cahaya matahari. Bagi orang yang berada dalam kondisi tidur , dia seperti
orang yang berada di bawah cahaya lampu tadi. Sedangkan orang yang terjaga
seperti orang yang berada di siang hari. Orang yang terjaga akan ingat apa yang
tergambar saat tidurnya, termasuk hal-hal atau peristiwa yang datang dalam
hatinya di saat tidur. Kadang-kadang yang datang tadi dari sisi setan,
kadang-kadang dari desakan-desakan nafsu, kadang pula dari malaikat, dan malah
terkadang dari merupakan pengetahuan langsung dari Allah swt. yang pada mulanya
kondisi-kondisi tersebut dikreasikan dalam hatinya. Dalam hadits disebutkan :
“Mimpi yang paling benar di antara kalian adalah yang paling benar ucapannya.”
Ketahuilah, tidur itu bermacam-macam : Ada
tidur lalai dan tidur biasa, keduanya tidak terpuji, bahka tercela. Sebab tidur
seperti itu adalah saudara kematian. Dalam beberapa hadits yang diriwayatkan
menegaskan : “Tidur merupakan saudara kematian.” Allah swt. juga berfirman :
“Dan Dia-lah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang
kamu kerjakan di siang hari.” (Qs. Al-An-aam :60).
Firmannya pula :
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya
dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya.” (Qs. Az-Zumar
:42).
Dikatakan : “Bila dalam tidur itu ada suatu
kebaikan, jelas bahwa di surga pun ada tidur.”
Dikatakan pula : “Ketika Allah swt.
mempertemukan tidur kepada Adam As. Di surga, pada saat itulah Hawa keluar. Dan
setiap bencananya selalu muncul ketika Hawa muncul.”
Saya mendengar Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq r.a.
berkata : “Ketika Ibrahim As. Berkata kepada Ismail as. : “Hai anakku,
sesungguhnya aku melihat dalam mimpi, bahwa aku menyembelihmu.” (Qs.
Ash-Shaffaat :102), maka Ismail as. Berkata : “Wahai ayah, inilah balasan orang
yang tidur (lupa) Kekasihnya. Seandainya engkau tidak tidur, pasti engkau tidak
diperintah menyembelih anak.”
Dikatakan : “Allah swt. menurunkan wahyu
kepada Daud as. : “Sungguh berdusta, orang yang mengaku mencintai-Ku, namun
ketika malam telah gelap, ia tertidur lelap.”
Tidur itu merupakan kebalikan ilmu. Karenanya
asy-Syibly berkata, : “Sekali terlelap, dalam kehidupan seribu tahun, adalah
sesuatu yang buruk.” Katanya pula : “Allah swt. Tampak padaku dan berfirman :
“Siapa yang tidur, dan alpa, siapa yang alpa, dia terhalang.” Sejak saat itu
asy-Syibly bercelak dengan garam, sehingga takpernah dilanda tidur. Dalam
konteks inilah para Sufi mendendangkan syairnya :
Mengherankan sekali bagi pecinta
Bagaimana dia tidur
Sedang tidur bagi pecinta
Sungguh dilarang
Disebutkan : “Murid, makannya ketika lapar,
tidurnya ketika sangat kantruk, dan bicaranya ketika terpaksa.”
Dikataka : “Ketika Adam as. Tidur dalam
keadaan hadirnya hati, dikatakan padanya, “Inilah Hawa, agar engkau bisa
tentram kepadanya. Inilah balasan orang yang tidur di kala hadir.”
Dikatakan : “Bila engkau dalam keadaan hadir,
janganlah tidur, Tidur dalam keadaan hadir berarti beradab yang buruk. Bila
gaib hati Anda, berarti Anda tergolong mereka yang menyessal dan mendapat
bencana. Sedang orang yang tertimpa bencana tidak bisa
dilanda tidur.”
Bagi ahli mujahadah, tidurnya merupakan karunia
dari Allah kepada mereka. Allah swt. menganggap indah pada hamba yang tidur
dalam sujudnya, dengan firman-Nya : “Lihatlah kamu sekalian pada hamba-Ku,
ruhnya ada di sisi-Ku dan jasadnya ada di hadapan-Ku.”
Yakni, ruhnya ada di tempat rahasia, sedang
badannya di hamparan ibadat.
Dikatkan : “Siapa saja yang tidur dalam
keadaan suci, ruhnya diizinkan mengelilingi Arasy, dan sujud kepada Allah swt.
sebagaimana firman-Nya : “Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat.” (Qs.
An-Naba’ :9).”
Saya mendengar Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq r.a.
berkata : “Ada seorang laki-laki yang mengadu kepada salah seorang syeikh
karena terlalu banyak tidur. Syeikh tersebut menjawab : “Pegilah kamu, dan
bersyukurlah kepada Allah swt. atas kesehatan yang diberikan-Nya. Sebab banyak
orang yang mengeluh sakit karena ingin bisa tidur.”
Dikatakan : “Tak ada yang lebih berat bagi
iblis, melainkan bila si tukang maksiat tidur. Lalu iblis itu berkata : “Kapan
dia bangun lagi dan melakukan perbuatan maksiat kepada Allah swt.?”
Saya juga endengar Syeikh Abu Ali ad- Daqqaq
berkata : “Syah al-Kirmany selalu terjaga, kemudian sekali ia dilanda
ketiduran. Dalam tidurnya bermimpi melihat Allah swt. Setelah mimpi itu ia
selalu berusaha untuk tidur. Ketika hal itu ditanyakan, dia hanya menjawab mealui
untaian syair :
Kulihat girangngya kalbu dalam mimpiku
Karenanya aku berhasrat untuk dilanda kantuk
dan tidur.”
Dikisahkan, bahwa ada seorang memiliki dua
murid. Keduanya kemudian bertengkar. Salah satu berkata : “Tidur itu baik.
Sebab manusia pada saat itu tidak melakukan maksiat.” Kemudian yang satu
berucap : “Terjaga itu baik, sebab pada saat itu dia mengenal Allah swt.” Kemudian
keduanya mengadukan kepada Syeikh : “Untuk Anda yang berpendapat bahwa tidur
lebih utama, maka mati itu lebih baik bagimu dibanding hidup. Kalau Anda yang
berpandangan terjaga lebih baik daripada tidur, berarti hidup lebih baik bagi
Anda daripada mati.”
Konsep
Juga disebutkan bahwa ada seorang laki-laki
membeli budak wanita. Ketika malam tiba lelaki itu berkata pada budaknya :
“Gelarlah tempat tidur.”
“Tuanku, apakah tuanku punya Tuan?”
“Ya.”
“Apakah tuanmu juga tidur?” tanya budak itu.
“Tidak.”
“Apakah engkau tidak malu bila engkau tidur,
sedang Tuanmu tidak tidur?” kata budak wanita itu.
Dikaakan : “Bocah kecil putri Sa’id bin
Jubair bertanya : “Mengapa engkau tidak tidur?” Jubair menjawab : “Karena
neraka jahanam tidak bisa menidurkan aku.”
Dikatakan bahwa ketika Rabi’ah bin Khaitsam
meninggal dunia, seorang bocah wanita bertanya pada ayahnya, tetanggl Rabi’ah :
“Ayah, kemana hilangnya silinder yang ada di rumah tetangga kita?” Ayah bocah
itu menjawab : “Tetangga kita yang saleh itu benar-benar berdiri sejak sore
hingga pagi hari.” Lantas bocah itu menghayalkan, bahwa tetangga yang saleh itu
hilang. Karena ia tidak bisa naik ke atap kecuali malam hari, dan di atas atap
itu tetangganya berdiri.
Salah seorang Sufi berkata : “Dalam tidur ada
makna-makna yang tidak didapat dalam jaga, antara lain bisa menlihat
Rasulullahsaw., para sahabat dan ulama salaf, yang tidak bisa kita lihat saat
jaga. Begitu juga dalam tidur bisa melihat Allah swt. dan ini merupakan
keistimewaan yang Agung.”
Dikatakan : “Abu Bakr al-Ajiry melihat Allah
swt. dalam mimpinya. Allah lalu berfirman padanya : “Mintalah apa kebutuhanmu.”
Lantas Abu Bakr mendoa : “ Ya Allah, ampuni seluruh pendusta dari ummat
Muhammad saw.” Maka Allah swt. menjawab : “Aku lebih utama dari pada kamu dalam
hal ampunan. Karena itu minta saja apa kebutuhanmu.”
Muhammad bin Ali al-Kattany berkata : “Aku
bermimpi bertemu Nabi saw. lalu Nabi bersabda kepadaku : “Siapa yang berhias
diri demi manusia dengan sesuatu padahal Allah Maha Tahu kebalikannya, Allah
akan mencelanya.”
Al-Kattany berkata : “Aku mimpi bertemu Nabi
Isa as. Lalu al-Hasan bertanya : “Aku ingin membuat stempel, apa yang harus
kutulis pada stempel itu?” Maka Isa as. Menjawab : “Tulislah : “Laa Ilahaa
Illallah Al-Malikul Haqqul Mubiin.” Kalimat tersebut merupkan akhir ayat dalam
Injil.
Abu Yazid al-Bisthamy meriwayatkan : “Aku
mimpi bertemua Allah swt. lantas aku bertanya kepada-Nya : “Bagaimana aku
menempuh jalan kepada-Mu?” Allah berfirman : “Tinggalkan dirimu dan kemarilah.”
Diceritakan bahwa Ahmad bin Hadhrawaih
bermimpi melihat Tuhannya. Allah berfirman padanya : “Hai Ahmad, setiap manusia
saling mencari dari-Ku, kecali Abu Yazid. Sebab dia mencari Aku.”
Yahya bin Sa’id al-Qaththan bercerita : “Aku
bermimpi melihat Tuhanku. Lalu aku memohon : “Tuhan, berapa lama aku memohon
kepada-Mu, namun belum Engkau kabulkan?” Allah swt. menjawab : “Wahai Yahya,
Aku sesungguhnya senang mendengarkan suaramu.”
Bisyr ibnul Harits berkata : “Aku bermimpi
melihat Amirul Mukminin Ali bin Abu Thalib r.a. dan kupinta : “Nasihatilah aku
wahai Amirul Mukminin!.” Lalu beliau berkata : “Betapa bagusnya perasaan
orang-orang kaya yang peduli pada fakir, sementara karena mencari pahala dari
Allah swt. Dan lebih baik dari itu apabila orang-orang fakir bebas dari
orang-orang gkaya, hanya bergantung kepada Allah swt. Aku masih meminta :
“Tambah lagi wahai Amiurl Mukminin.” Lantas beliau bersyair :
Aku benar-benar telah mati
Lalu aku jadi hidup
Dan tidak lama lagi
Engkau bakal mati.”
Dikatakan : “Sufyan ats-Tasury muncul dalam
mimpi, lalu ditanaya : “Apa yang telah dilakukan Allah kepadamu?” Dia menjawab
: “Dia mengasihiku.” Lalu ditanya lagi : “Bagaimana keadaan Abdullah ibnul
Mubarak?” Dia menjawab : “Oh, dia tergolong gorang yang msuk kepada Tuhannya
setiap hari dua kali.”
Saya mendengar Abu Ali ad-Daqqaq r.a. berkata
: “Syeikh Abu Sahl ash-Sah’luky bermimpi bertemu Abu Sahl az-Zujjajy. Az-Zujajy
berkata dengan janji keabadian. Maka dia ditanya : “Apakah yang telah dilakukan
Allah padamu?” Az-Zujjajy menjawab : “Persoalan di sana lebih mudah dibanding
yang kita duga.”
Al-Hasan bin Ashim asy-Syaibany dimimpikan,
lalu dia ditanya, : “Apa yang telah dilakukan Allah kepadamu?” Dia menjawab :
“Tiada sesuatu dari Yang Maha Murah, kecuali kemuliaan.”
Sebagian Sufi dimimpikan oleh beberapa orang.
Di antaranya ada yang ditanya mengenai kondisinya. Dia menjawab :
Perhitungkanlah kami, dan
Selamilah, kemudian
Berharaplah, maka
Raihlah kemuliaan
Hasan a;-Bashry masuk sebuah masjid untuk
shalat maghrib. Ternyata imam masjid tersebut adalah orang ajam (non-Arab).
Al-Bashry tidak mau shalat makmum di belakangnya, karena khawatir logat ajam
imam itu tidak fasih. Ketika tidur a;-Bashry bermimpi bertemu seseorang yang
bertanya : “Kenapa Anda tidak shalat di belakangnya?” Sungguh, seandainya Anda
shalat di belakangnya, dosamu yang telah lalu akan diampuni semua.”
Malik bin Anas tampak dalam mimpi, lalu
ditanya : “Apa yang dilakukan Allah swt. padamu?” Dia menjawab : “Allah
mengampuni dosaku, karena satu ucapan, yang diucapkan oleh Utsman bin Afan r.a.
ketika melihat jenazah, Subhaanal Hayyi al-Ladzi laa Yamuut. (Maha Suci Dzat
Yang Maha Hidup dan tidak pernah mati).”
Ketika malam kematian Hasan al-Bashry,
seseorang dimimpikan, seakan pintu-pintu langit dibuka. Dan seolah-olah ada
suara yang memanggil : “Hai perhatikanlah, Hasan al-Bashry datang kepada Allah
swt. dan Allah swt. Ridha kepadanya.”
Saya mendengar Abu Bakr bin Asykib berkata :
“Aku bermimpi bertemu Syeikh Abu Sahl ash-Sha’luky dalam kondisi yang sangat
bagus. Kutanyakan padanya : “Apa yang telah dilakukan Allah padamu?” Beliau
menjawab :
Jangan engkau menulis dengan
Catatan yang menggembirakanmu
Kelak di Hari Kiamat
Engkau melihatnya.”
Dikisahkan : “Al-Junayd mimpi bertemu iblis
dalam keadaan telanjang. Junayd bertanya pada iblis : “Apa kau tidak malu
dengan manusia.” Iblis menjawab : “Mereka? Mereka itu bukanlah manusia. Yang
namanya manusia itu adalah mereka yang ada di masjid Syanuziyah, yang menyakiti
tubuhku dan membakar hatiku.” Junayd berkata : “ Ketika aku bangun, aku
bergegas pergi ke masjid. Kulihat jamaah di sana sedang menundukkan kepalanya
dalam keadaan tafakur. Ketika melihatku, mereka berkata : “Jangan Anda ditipu
oleh omongan kotor (iblis).”
An-Nashr Abadzy dimimpikan di Mekkah
al-Mukarramah, setelah beliau wafat. Beliau ditanya : “Apa yang dilakukan Allah
padamu? Beliau menjawab : “Aku disambut dengan sambutan kemuliaan. Kemudian aku
dipanggil : “Apakah setelah bertemu, lalu berpisah?” Aku menjawab : “Tidak,
wahai Dzat Yang Maha Agung.” Dan diriku tidak dikubur di liang lahat, sampai
aku bertemu dengan Al-Ahad.”
Dzun Nuun al-Mishry dimimpikan, dan ditanya :
“Apa yang telah dilakukan Allah padamu?” Dia menjawab : “Aku memohon tiga
kebutuhan ketika masih di dunia. Sebagian kebutuhan itu dipenuhi. Aku berharap
sisanya juga diberikan. Sedangkan aku juga memohon kepada-Nya agar diberi bagian
satu dari sepuluh yang ada di tangan Malaikat Ridhwan, dan dia memberikannya
sendiri. Aku memohon agar Dia menjauhkan satu dari sepuluh siksa yang ada di
tangan malaikat Malik. Dan aku memohon agar Allah memberiku rezeki agar diberi
dzikir melalui lisan keabadian.”
Dulaf asy-Syibly dimimpikan setelah wafatnya.
Ditanya : “Apa yang telah dilakukan Allah swt. kepadamu?” Dia menjawab : “Allah
swt. tidak menuntutku dengan beragai bukti atas berbagai pengakuan, kecuali
satu hal, Ketika pada sutu hari aku berkata : “Tak ada kerugian yang lebih
besar daripada kerugian (tidak masuk) surga dan masuk neraka.” Lalu Allah
bertanya kepadaku, : “Kerugian mana yang lebih besar dibanding kerugian untuk
(tidak) bertemu dengan-Ku?”
Saya mendengar Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq
berkata : “Ahmad al-Jurairy mimpi bertemu al-Junayd, dan al-Jurairy bertanya :
“Apa kabar wahai Abul Qasim?” Dia menjawab : “Isyarat-isyarat itu telah sirna,
dan ibarat-ibarat itu telah tampak. Tak ada yang memberi manfaat kepada kita
kecuali tasbih-tasbih yang kita ucapkan setiap pagi.”
An-Nabajy berkata : “Suatu hari aku sangat menginginkan
sesuatu. Lantas malamnya aku bermimpi, seakan-akan ada yang berucap : “Baguskah
bagi kemerdekaan murid untuk menghinakan seorang hamba, padahal dia mendapatkan
dari Tuannya apa yang dikehendaki.”
Ahamd ibnul Jalla’ berkata : “Ketika memasuki
Madinah, aku telah kehabisan harta. Aku mendatangi kuburan Nabi saw. lantas
berkata, : “Aku adalah tamumu. Tiba-tiba aku dilanda kantuk, saat tertidur aku
mimpi bertemu Nabi saw. dan beliau memberiku roti. Kumakan separo, selanjutnya
aku bangun. Ternyata separo roti yang kumakan masih ada.”
sDikatakan : “Utbah al-Ghulam mimpi bertemu
bidadari dengan rupa yang sangat cantik. Bidadari itu berkata kepadanya :
“Wahai Utsbah, aku sangat merindukanmu. Ingatlah, engkau jangan beramal dengan
amal-amal yang bisa menghalangi diriku dan dirimu.” Lalu Utbah menjawab : “Dunia
kutalak tiga, dan aku tak akan pernah kembali padanya, hingga aku menemuimu.”
Saya mendengar Manshur a;-Masghriby berkisah
: “Aku melihat seorang Syeikh di negeri Syam, punya masalah besar. Kebiasaan sehari-ahrinya
selalu gemetar ketakutan. Lalu dikatakan kepadaku : “jika Anda ingin
menyenangkan Syeikh ini bersama Anda, ucapkanlah salam padanya, dan berkata :
“Semoga Allah memberimu rezeki bidadari.” Dia pasti senang mendapatkan doa
seperti itu darimu.” Lantas aku bertanya sebab-sebab yang menimbulkan gejala
seperti yang dialami syeikh itu. Dijawab : “Dia itu bermimpi melihat bdiadari.
Lalu mimpi itu memberikan kesan yang mendalam di hatinya.” Aku pun lewat dan
mengucapkan salam apdanya, lalu kuucapkan pula : “Semoga Allah dan mengucapkan
salam padanya, lalu kuucapkan pula : “Semoga Allah memberimu rezeki bdiadari.”
Dan tiba-tiba syeikh itu menjadi riang.”
Diceritakan bahwa Abu Ayyyub as-Sikhtiyany
melihat jenazah pelaku maksiat. Kemudian masuk ke sebuah lorong sempit, karena
tak ingin ikut menshalati jenazah itu. Salah satu di antara mereka ada yag
bermimpi dan bertanya kepada mayit : “Apa yang telah dilakukan Allah padamu?”
Mayit itu menjawab : “Allah telah mengampuni dosaku, dan Allah swt. berfirman kepadaku
: “Katakanlah kepada Ayyub as-Sikhtiyany : (Katakanlah, Kalau seandainya kamu
menguasi perbendaharaan-perbendahraan rahmat Tuhanku, niscaya perbendahraan itu
kamu tahan, karena takut membelanjakannya).”
Dikatakan : “Malam setelah wafatnya Malik bin
Dinar, seseorang bermimpi, melihat pintu-pintu langit terbuka. Lalu ada suara
memanggil : “Ahai ingatlah! Malik bin Dinar telah menjadi penduduk surga!.”
Salah seorang Sufi berkata : “Pada malam hari
setelah wafatnya Dawud ath-Tha’y, aku melihat cahaya dan malaikat yang sedang
naik serta malaikat yang sedang turun. Aku bertanya : “Malam apakah ini?” Para
malaikat itu menjawab : “Ini adalah malam bagi kematian Dawud ath.Tha’y, surga
benra-benar menjadi indah atas kedatangan ruhnya.”
Saya pernah bermimpi melihat guru saya,
Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq, dan saya bertanya : “Apa yang telah dilakukan Allah
swt. kepada Anda?” Beliau menjawab : “Tiada ampunan sebagai derajat yang besar
di sana, yang lebih sedikit derajatnya daripada yang ada di sana. Seseorang
diberi ini dan itu.”
Lalu dalam mimpi saya, manusia yang dimaksud
oleh syeikh tadi adalah seseorang yang melakukan pembunuhan tanpa dasar yang
haq.
Ketika Kuraz bin Wabrah meninggal, ia
dimimpikan, seakan-akan ahli kubur sedang keluar dari kuburnya dengan pakaian putih
serba baru. Lalu ditanyakan : “Apa, semua ini?” Dijawabnya : “Para ahli kubur
sedang diberi pakaian serba baru, karena kedatangan Kuraz bin Wabrah.”
Yusuf ibnul Husain dimimpikan setelah
wafatnya : “Apa yang telah dilakukan Allah swt. kepada diri Anda?” Ia menjawab
: “Dia telah mengampuniku.” Kemudain ditanya lagi : “Karena apa Allah swt.
mengampuni Anda?” Yusuf al-Husain menjawab : “Selama aku bergaul, aku tidak
pernah bergurau.”
Abdullah az-Zarrad dimimpikan, dan ditanya :
“Apa yang telah dilakukan Allah swt. kepada Anda ?” Allah
telah mendudukan diriku dan mengampuni setiap dosaku yang telah
kulakukan di dunia, kecuali satu dosa. Aku merasa malu untuk mengakuinya. Lalu
dosa itu berhenti pada uratku, sehingga daging wajahku berjatuhan.” Ditanyakan
kepadanya lagi.” Apa yang terjadi?” Abdullah menjawab : “Sutu hari aku melihat
sosok yang sangat bagus, lalu aku malu menyebutkannya.”
Saya mendengar Abu Bakr ar-Rasyidy berkata :
“Aku bermimpi melihat Muhammad ath-Thausy, dan beliau berkata : “Katakan kepada
Abu Sa’id ash-Shaffar sang sastrawan :
Kami tak mampu bergeser dari cinta.
Sungguh demi kehidupan cinta
Kamu sekalian telah bergeser, kami tak pernah
Kesibukanmu telah melalaikan kami
Karena persahabatan dengan jalan yang lain
Kamu ucapkan kata perpisahan, namun tidak
bagi kami
Siapa tahu,Tuhan Yang mengatur segalanya
Baka mempertemukan kami setelah kematian nati
Seperti semula
Tiba-tiba aku terbangun, dan kukataka kepada
Abu Sa’id ash-Shaffar. Ia menjawab, “Setiap hari Jum’at aku ziarah ke kuburnya.
Pada Jum’at ini, sungguh (menyesal) aku tidak menziarahinya.”
Salah seorang Sufi meriwayatkan : “Aku
bermimpi bertemu Rasulullah saw. sementara di sisinya ada jamaah para fuqara
yang mengelilinginya. Pada saat itu, tiba-tiba dua malaikat turun dari langit,
salah satu tangan dua malaikat itu memegang bejana tempat air, dan tangan yang
lain memegang kendi. Bejana itu diletakkan di depan Rasululllah saw. Lantas
Rasul pun mencuci tangannya. Kemudian diputar kepada mereka, sehingga mereka
pun mencucui tangan mereka. Lalu bejana itu sampai di hadapanku. Salah satu
malaikat itu berkata kepada yang satunya : “Hai, jangan kamu tuangkan air itu
pada tangannya, sebab orang ini bukan kelompok mereka!” Lalu aku bertanya
kepada Rasulullah saw. : “Wahai Rasulullah, bukankah telah diriwayatkan dari
engkau, bahwa engkau bersabda : “Seseorang beserta orang yang dicintainya?”
Rasul saw. menjawab : “Benar”. Aku berkata, : “Dan mencintai Anda dan mencintai
para fakir itu.” Lalu Rasul saw. bersabda : “Tuangkan air itu pada tangannya, sebab
ia termasuk kalangan mereka.”
Diriwayatkan dari Umar al-Hammal, yang
berkata : “Maaf-maaf.” Ia ditanya : “Apa arti doa tersebut?” Ia menjawab :
“Pada mulanya, aku seorang pemanol. Suatu hari aku membawa kiriman tepung.
Kuletakkan beban itu, untuk istirahat sejenak. Lantas aku mengeluh, “ Tuhanku,
seandainya Engkau beri aku dua buah potong roti sehari tanpa harus susah payah,
raanya aku sudah cukup dengan dua potong itu.” Tiba-tiba ada dua orang
laki-laki sedang bertengkar. Aku maju untuk mendamaikan. Namun salah seorang
yang hendak memukul lawannya dengan suatu benda, mengenai kepalaku. Wajahku
berdarah. Pemilik rumah datang, lalu mencekal keduanya. Ketika melihatku
berlumuran darah, aku ikut diseretnya, karena menyangka aku terlibat dalam
perkelahian. Akhirnya aku dijebloskan di penjara. Beberpa waktu ketika aku
mendekamdi penjara, setiap hari aku dikirim dua potong roti. Suatu malam aku
bermimpi, ada suara orang berkata kepadaku : “Bukankah kamu telah meminta dua
potong roti setiap hari tanpa harus bersusah payah. Sementara kamu tidak pernah
minta maaf.” Lalu aku bangun, dan kuucapkan : “Maaf, maaf.” Tiba-tiba pintu
penjara diketuk : “Mana yang namanya Umar si pemanol?” Lantas mereka memberikan
jalan keluar bagiku.”
Riwayat dari Muhammad al-Kattany : “Di antara
murid kami ada yang terkena penyakit di kedua matanya. Lalu ditanya : “Apakah
tidak sebaiknya Anda berobat?” Ia menjawab : “Aku berkeinginan untuk tidak
mengobati sampai sehat dengan sendirinya.” Lalu Aku bermimpi, seakan-akan ada
suara mengatakan : “Seandainya keinginan seperti itu ada pada semua penghunia
neraka, Kami akan mengeluarkan mereka dari neraka.”
Riwayat dari al-Junayd yang mengatakan : “Aku
bermimpi seakan-akan berbicara kepada banyak orang. Lantas malaikat
mengehntikanku, lalu berrtanya : “Apa yang paling bisa mendekatkan ahli
taqarrub kepada Allah swt.?” Aku menjawab : “Amal yang tersembunyi dengan
timbangan yang memadai.” Lalu malaikat itu meninggalkan aku seraya berkata :
“Kalimat yang tepat, demi Allah!.”
Ada seseorang berkata kepada ‘Ali’ bin Zaid :
“Aku bermimpi semalam melihat Anda, seakan-akan Anda adalah ahli surga.” “Ali
menjawab : “Bisa jadi setan mempunyai maksud tertentu. Lantas aku berlindung
dari setan itu. Lalu setan itu menyosokkan padaku lewat seseorang, seperti apa
yang diinginkannya.”
Dikatkan “Atha as-Sulami dimimpikan, dan
ditanya : “Anda ini tergolong orang terundung duka begitu lama,lalu apa yang
telah dilakukan Allah swt. kepada Anda?” Ia menjawab : “Demi Allah, ingatlah,
kedukaan itu telah diikuti oleh istirahat yang panjang dan kesenangan abadi.”
Ditanyakan kepadanya lagi : “Pada derjat mana Anda berada?” Atha’menjawab :
“Bersama orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah, yaitu para Nabi dan para
shiddiqin.”
Dikatakan : “Al-Auzi dijumpai dalam mimpi,
dan berkata : “Aku tidak pernah melihat derajat yang lebih tinggi di sana,
dibanding derajat para ulama, kemudian baru derajat orang-orang yang selalu
dirundung kesusahan.”
An-Nabajy berkata : “Ada yang mengatakan
dalam mimpiku : “Barangsiapa menyerahkan rezekinya kepada Allah swt. akan
ditambah kebajikan akhlaknya, dan dirinya dimurahkan dalam nafkah, serta
sedikit waswasnya dalam shalat.”
Zubaidah dimimpikan oleh seseorang dan
ditanya : “Apa yang telah Allah swt. lakukan kepadamu?” Ia menjawab : “Allah
swt. mengampuniku.” Ditanya lagi : “Apakah karena nafkah yang banyak engkau
berikan di jalan-jalan menuju Mekkah al-Mukarramah?” Ia menjawab : “tidak!”
Soal pahalanya kembali pada pemiliknya. Tetapi Allah mengampuniku karena niatku.”
Sufyan ats-Tsaury muncul dalam mimpi dan
ditanya : “Apa yang telah Allah swt. lakukan atas diri Anda?” Sufyan menjawab :
“Aku tetapkan salah satu telapak kakiku di atas ash-Shirath dan telapak kaki
yang lain di surga.”
Ahmad bin Abul Hawary berkisah : “Aku
bermimpi melihat gadis yang begitu cantik, dengan riasan cahaya di wajahnya.
Aku berkata kepadanya : “Betapa bersinarnya wajahmu.” Gadis itu bertanya :
“Ingatlah semalam ketika Anda menangis?” Aku menjawab : “Ya.” Gadis itu berkata
: “Airmata Anda kubawa dan kuusapkan ke wajahku. Wajahku tiba-tiba jadi seperti
ini.”
Yazid ar-Raqasy mimpi bertemu Nabi saw. lalu
dibacakan suatu ayat. Lantas Nabi saw. bersabada : “Bukankah ini bacaan, lalu
mana tangisam?”
Al-Junayd berkata : “Aku semalam
bermimpi seakan-akan ada dua malaikat turun dari langit. Salah satu dari mereka
bertanya : “Apakah kejujuran itu?” Lalu kukatakan : “Tepat janji.” Yang lain
berkata : “Suatu kejujuran lalu naik membumbung.”
Bisyr al-Hafi dimimpikan, lalu ditanya : “Apa
yang telah dilakukan Allah swt. kepada diri Anda?” Ia menjawab : “Allah
mengampuniku. Dan berfirman kepadaku : “Apa Aku tidak malu wahai Bisyr, engkau
takut kepada-Ku dengan rasa takut sedemikian rupa.?”
Dikatakan : “Abu Sulaiman ada-Darany
dimimpikan semalam, ditanya, : “Apa yag telah dilakukan Allah swt. kepada
Anda?” Abu Sulaiman menjawab : “Dia mengampuniku, dan tiada sesuatu yang lebih
menderitakan diriku dibanding isyarat-isyarat kaum sufi.”
Ali ibnu Muwafiq berkata : “Suatu hari aku
sedang memikirkan mengenai pekerjakan keluargaku dan kemiskinan yang menimpa
mereka. Lalu aku bermimpi,ada secarik kertas bertuliskan :
“Bismillahirrahmaanirrahiim, Wahai Ibnul Muwafiq, apakah engkau takut
kemiskinan sedangkan Aku adalah Tuhanmu?” Saat menjelang akhir malam ada
seorang laki-laki memberiku kantong, di dalamnya ada limaribu dinar, sembari
berkata : “Ambillah ini untukmu, wahai orang yang keyakinannya lemah.”
Al-Junayd berkata : “Aku bermimpi,
seakan-akan berada di hadapan Allah swt. kemudian Dia berfirman kepadaku :
“Wahai Abul Qasim, darimana engkau mendapatkan kalam yang engkau ucapkan?” Lalu
aku menjawab : “Aku tidak bicara kecuali benar : “Allah swt. berfirman :
“Engkau benar.”.
Abu Bakr al-Kattany berkisah : “Aku bermimpi
bertemu seorang pemuda yang amat tampan. Aku bertanya : “Siapakah Anda?” Ia
menjawab : “Takwa!” Aku bertanya lagi : “Dimana Anda menetap?” Ia menjawab :
“Di hati yang susah.” Kemudian ia berkelebat pergi menghilang. Aku menoleh,
tiba-tiba ada seorang wanita legam yang bengis. Aku bertanya kepadanya : “Siapakah
Anda?” Ia menjawab : “Tawa ria!” Aku bertanya : “Di mana tempat tinggalmu?”
Dijawabnya : “Di setiap hati yang girang gembira nan alpa.” Lalu aku bangun,
dan sejak saat itu aku tidak pernah tertawa, kecuali bila sudah tidak tahan
lagi.”
Abu Abdullah bin Khafif menceritakan : “Aku
bermimpi bertemu Rasulullah saw. yag seakan-akan bersabda kepadaku : “Siapa
yang mengenal jalan menuju kepada Allah swt. ia akan menempuhnya. Bila orang
itu kembali menjauhi, Allah swt. akan menyiksanya dengan siaksaan yang belum
pernah dirasakan oleh siapa pun di alam ini.”Dulaf asy-Syibly dimimpikan, dan
ditanya : “Apa yang dilakukan Allah swt. kepada diri Anda?” Ia menjawab : “Dia
mendebatku, sampai aku tidak berdaya. Ketika Dia melihat ketidakberdayaku, Dia
melimpahkan padaku dengan limpahan rahmat-Nya.”
Abu Utsman al-Maghriby berkata : “Aku
bermimpi seakan-akan ada orang berkata : “Hai Abu Utsman, Takutlah kamu kepada
Allah swt. dalam menempuh kefakiran, walaupun sekedar semut kecil.”
Dikatakan : “Abu Sa’id al-Kharraz mempunyai
seorang anak yang telah meninggal dunia mendahuluinya. Lalu ia bermimpi bertemu
dengan anaknya : “Wahai anakku, berwasiatlah kepadaku!.” Katanya, “ Ayah”, kata
anaknya. “Janganlah bekerjasama dengan Allah swt. dengan sikap penakut!” Abu
sa’id meminta : “Anakkau, tambahlah wasiatmu,” Anak itu berkata : “Ayah.”
Jangan kontra kepada Allah swt, dalam perkara yag menjadi tuntutanmu!.” Abu
Sa’id masih meminta : “Tambahlagi wahai anakku!” Lalu anak itu berkata :
“Jangan engkau pakai jubahmu (sebagai tabir) antara dirimu dengan Allahswt.!”
Maka sejak saat itu, selama tiga puluh tahun Abu Sa’id tidak pernah memakai
jubah.”
Dikisahkan : “Do antara salah seorang Sufi
berdoa : “Ya Allah, Aku memohon sesuatu yang tidak membuat-Mu bahaya, dan
memberi manfaat kepada kami, Janganlah Engkau larang bagi kami!” Tiba-tiba
dalam mimpinya seakan-akan ada suara : “Demi dirimu, sesuatu yang membahayakn
dirimu dan tidak memberi manfaat bagimu, tiggalkan!.”
Diriwayatkan dari Abul Fadhl al-Asfahany yang
berkata : “Aku mimpi bertemu Rasulullah saw. dan aku berkata : “ Wahai
Rasulullah, mohonkan kepada Allah swt. agar Dia tidak merusak imanku!.”
Rasulullah saw. bersabda : “Yang itu adalah sesuatu, dimana Allah swt.
benar-benar telah merampungkannya.”
Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Kharraz : “Aku
menyaksikan iblis dalam mimpi. Kuambil tongkatku untuk memukulnya. Lalu
dikatakan kepadaku : “Iblis tidak lari dari tongkat itu. Yang membuatnya lari
bila muncul cahaya yang ada di dalam hati.”
Salah seorang Sufi berkata : “Aku berdoa
untuk Rabi’ah al-Adawiyah. Lalu aku bermimpi meliahtnya, dan berkata : “Hadiah-hadiahmu
telah sampai kepada kami dalam lapisan-lapisan cahaya, dan terbungkus oleh sapu
tangan dari cahaya.”
Riwayat dari Sammak bin Harb yang berkata :
“Mataku buta, lalu kau bermimpi, ada orang berkata : “Datanglah ke sungai
Euphrat, menyelamlah di sana, dan bukalah kedua matamu!” Lalu kulakukan
perintahnya, dan mata ku pun sembuh, aku dapat melihat kembali.”
Dikisahkan : “Bisyr al-Hafi dimimpikan, dan
ditanya : “Apa yang telah Allah swt. lakukan kepadamu?” Ia menjawab
: “Aku melihat Tuhanku – Azza wa Jalla – berfirman kepadaku : “Selamat datang
wahai Bisyr. Aku benar-benar telah mewafatkanmu pada hari yag Ku pastikan. Dan
tidak seorang pun di muka bumi yang lebih kucintai dibanding dirimu.”
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.