بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
TERJEMAH KITAB
RISALATUL-QUSYAIRIYYAH
Karya:
Abul Qasim Abdul Karim Hawazin Al Qusyairi An
Naisaburi
PRINSIP-PRINSIP
TAUHID DALAM PANDANGAN KAUM SUFI
4. R E Z E K I
Al-Wasithy ditanya soal kufur bagi dan
kepda Allah. Jawabnya : “Kufur dan iman, dunia dan akhirat, dari Allah
kepada Allah, bersama Allah dan bagi Allah. Dari Allah sebagai permulaan dan
awal pemunculan, dan kepada Allah sebagi tempat kembali dan pangkalnya, bersama
Allah baqa’ dan fana’, dan bagi Allah kerajaan dan ciptaan.
Dikaakan oleh al-Junayd, bahwa
sebagaian ulama bertanya soal tauhid. Kemudian dijawab oleh al-Junayd : “Tauhid
adalah keyakinan.” “Jelaskan padaku apa tauhid itu? Demikian kata si penanya.
“Tauhid adalah ma’rifat Anda, bahwa segala gerak makhluk dan diamnya merupakan
pekerjaan Allah swt, Dia Maha Esa tidak berkawan. Apabila ada sudah berpadangan
demikian, Anda telah menauhidkan-Nya.” Jawab Junayd.
Seseorang datang kepada Dzun Nuun minta
didoakan : “Doakan aku!.” Kata orang tersebut. “Kalau anda benar-benar mantap
dalam ilmu gaib melalui kebenaran tauhid, maka doa pasti dikabulkan. Jika tidak
demikian sesuatu doa tidak mungkin bisa menyelamatkan orang tenggelam.” Jawab
Dzun Nuun.
Abul Husain an-Nury berkata : “Tauhid
adalah segala bisikan yang mengisyaraktkan kepada Allah, bahwa dia bebas dari
campur tangan unsur keserupaan.” Sedangkan Abu Ali ar-Ridzbary ketika ditanya
soal tauhid, menjelaskan : “Tauhid adalah istiqamah kalbu dengan penetapan
terhadap suatu pemisahan pada penyimpangan dan pengingkaran terhadap
keserupaan. Tauhid melebur dalam satu kalimat, yaitu : Setiap yang tergambar
oleh khayal dan pikiran, maka Allah swt pasti berbeda dengan khayalan dan
pikiran itu.” Karena firman Allah swt. “
“Tidak ada sesuatu pun yang
menyamai-Nya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Qs. Asy-Syuura : 11).
Abul Qasim an-nahr Abadzy berkata :
“Surga abadi dengan keabadian yang diabadikan-Nya, ingatan-Nya keapdamu, rahmat
dan mahabbah-Nya kepadamu, abadi dengan keabadian-Nya, dua hal yang berbeda,
sesuatu yang abadi karena abadi-Nya, dan sesuatu yang abadi karena diabadikan
oleh-Nya.
Ahlul Haq berkata : “Sifat-sifat Dzat
Yang Qadim abadi karena badi-Nya, berbeda dengan ucapan oleh mereka yang bukan
ahlul Haq.
Nashr Abadzy menandaskan : “Anda
bersimpang siur antara sifat-sifat (fi’l) dengan sifat-sifat Dzat. Keduanya
adalah sifat Allah swt. secara esensial. Apa bila Anda terpancang pada tahap
pisah (tafriqah), maka Anda diintegrasi oleh sifat fi’l. Jika Anda sampai apda
tahap al-ja’u Anda akan terintegrasi oleh sifat-sifat Dzat-Nya.
Sang Syeikh. Imam Bau Ishaq
al-Isfirayainy r.a. mengatakan : “Ketika aku datang dari Baghdad. Aku belajar
di masjid Naisabur perihal ruh. Aku menjelaskan secara gamblang
bahwa ruh adalah makhluk. Sementara Abul Qasim Abadzy duduk berjauhan dengan
kamimendengarkan pembicaraanku. Hingga berlalu beberapa hari, kemudian ia
mengatakan kepada Muhammad al-Farra’, ‘Aku bersaksi sesungguhnya kau seorang
Muslim baru di tangan laki-laki ini,’ katanya sambil menunjuk ke arahku.”
Dikisahkan tentang Yahya bin Mu’adz,
bahwa seseorang telah berkata kepadanya : “Tolong beritahu aku mengenai Allah
swt?” Yahya menjawab : “Tuhan Yang Esa”. Lalu dikatakan kepada Yahya :
“Bagaimana Dia?” “Dia Raja Yang Maha Kuasa”. Jawab Yahya. Orang itu kembali
beretanya : “Di mana Dia?” “Dia benar-benar mengawai.” Jawabnya. “Aku tidak
bertanya tentang ini.” Tandas si penanya. Maka Yahya menjawab : “Tidak ada lagi
selain itu.”
Ibnu Syahin bertanya pada al-Junayd
tentang makna : ma’a. Junayd menjawab, bahwa ma’a mengandung dua makna : ma’al
an-biyaa’ (beserta para Nabi), mengandung arti pertolongan dan penjagaan.
Sebagaimana firman Allah swt. :
Sesungguhnya Aku bersama kalian berdua,
Aku mendengar dan melihat.” (Qs.Thaaha :46).
Dan makna ma’a secara umum sebagai
predikat ilmu dan liputan. Allah swt. berfirman :
“Tiada pembicaraan rahasia antara tiga
orang, melainkan Dialah yang keempat.” (Qs. Al-Mujaadilah : &).
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.