بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
TERJEMAH KITAB
RISALATUL-QUSYAIRIYYAH
Karya:
Abul Qasim Abdul Karim Hawazin Al Qusyairi An
Naisaburi
PRINSIP-PRINSIP
TAUHID DALAM PANDANGAN KAUM SUFI
6. Allah Swt. YANG HAQ
Para Syeikh dari tharikat ini
mengatakan soal tauhid. Sesungguhnya Al-Haq adalah Maujud, Qadim, Esa, Maha
Kuasa, Maha Perkasa, Maha Kasih, Maha Menghendaki, Maha Mendengar, Maha Agung,
Maha Luhur,Maha Bicara, Maha Melihat, Maha Besar, Maha Hidup, Maha Tinggi, Maha
Abadi dan selagalanya bergantung kepada-Nya.
Allah Maha Mengetahui dengan sifat
Ilmu, Maha Kuasa dengan sifat Qudrat, Maha Menghendaki dengan sifat Iradat,
Maha Mendengar dengan sifat Sama’, Maha Melihat dengan sifat Bashar, Maha
Bicara dengan Kalam, dan Maha Hidup dengan Hayat, serta Maha Abadi dengan Baqa’
Allah mempunyai Dua Hasta kekuasaan
(Dua Yad) yang merupkan sifat-sifat yang dengannya menciptakan apa yang
dikehendaki-Nya. Maha Suci Allah dari segala keharusan menentukan, dan hanya
bagi-Nya wajah yang bagus.
Sifat-sifat Dzat-Nya hanya khusus bagi
Dzat-Nya, tidak bisa dikatakan bahwa sifat tersebut adalah Dia, dan bukan pula
sifat-sifat tersebut sebagai bujukan bagi-Nya. Tetapi adalah sifat-Nya Yang
Azali dan Abadi.
Allah adalah Tunggal Dzat-Nya. Yang
tidak disamai oleh segala ciptaan, dan tidak diserupai oleh semua makhluk.
Allah bukan jasad, materi, benda dan
bukan sifat baru, tidak tergambar oleh khayal, tak terjangkau akal, tidak
berpenjuru dan bertempat. Tiada waktu dan zaman yang berlaku bagi-Nya. Dan
tidak ada penambahan dan pengurangan bagi sifat-sifat-Nya.
Allah tidak dikhususkan oleh bentuk,
tidak dipotong oleh pangkal dan batas, tidak ditempati yang baru, tidak
didorong ketika berbuat. Tiada warna dan tempat bagi-Nya, dan tidak ada pula
pertolongan untuk menolong-Nya.
Dari kekuasaan-Nya tidak muncul yang
terkira, dan dari hukum-Nya tidak diragukan oleh penyimpangan. Dari Ilmu-Nya
tidak tersembunyi oleh yang diketahui-Nya. Dan Dia tidak dicaci atas
pekerjaan-Nya, bagaimana dia mencipta dan apa yang dicipta. Tidak bisa
dikatakan kepada-Nya : Di mana Dia, dan bagaimana Dia? Dan wujud pun tidak akan
berupaya membuka-Nya, sehingga muncul kata-kata Kapan ada? Keabadian-Nya tidak
ada pangkalnya, sehingga didkatakan : “Melampaui kekinina dan zaman.” Tetapi
Allah tidak bisa dikatakan : “Mengapa Dia berbuat terhadap sesuatu ?” Kenapa,
tidak ada sebab langsung terhadap pekerjaan-Nya.”
Allah juga tidak bisa dipertanyakan :
Apakah Dia? Karen Allah bukanlah jenis yang ditandai oleh sejumlah tanda
bentuknya. Dia melihat bukan dengan cara berhadapan. Dan Dia melihat kepada
selain Diri-Nya, bukan dengan penyerupaan. Dia mencipta, tidak dengan langsung
dan mencoba-coba.
Dia memiliki Asmaul Husnah dan
Sifat-sifat Luhur. Dia melakukan sesuai dengan kehendak-Nya, dan memberi
kehinaan kepada hamba-Nya lewat hukum-Nya. Dalam kerajaan-Nya tidak ada yang
berjalan kecuali atas kehendak-Nya, dan tidak terjadi dalam kerajaan-Nya
melainkan yang telah didahului Qadga’. Apa yang diketaui dari ciptaan-Nya, maka
hal itu dikehendaki-Nya. Dan apa yang diketahui sebagai sesuatu yang tidak
terjadi dari apa yang wenang. Dia berkehndak untuk tidak terjadi.
Allah adalah Pencipta rezeki
hamba-hamba-Nya, kebaikan dan keburukan rezeki itu. Allah pula yang menciptakan
alam dari materi dan submateri. Allah yang mengutus utusan untuk para ummat
bukan sebagai kewajiban bagi-Nya. Allah sebagai Dzat Yang disembah manusia
melalui lisan Para Nabi as, tidak seorang pun berpeluang untuk mencaci dan
mentang-Nya. Dan Nabi kita Muhammad saw. ditetapkan melalui mukjizat yang nyata
dan ayat-ayat yang cemerlang, yang tidak memberi keuzuran, dan memberi
penjelasan meyakinkan serta mengenalkan mana yang mungkar. Khulafaur Rasyidin
yang menjaga kemilaunya Islam setelah wafat Nabi saw. selanjutnya dijaga oleh
generasi yang memagari kebenaran dan penolongnya yang menjelaskan lewat hujjah
agama melalui lisan para Auliya-Nya. Umat Nabi saw. terjaga dari kesesatan
ketika melakukan “IJMA”. Dan rekayasa kebatilan sirna melaui dalil-dalil yang
ditegakkan. Semuanya dilakukan oleh para pejuang agama, karerna firman Allah
swt :
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.