بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
2. UMUR
KEDUA
Tahapan umur ini memiliki
masa permulaan yang agak menyerupai tahapan umur alam Barzakh, yaitu semacam
campuran antara beberapa sifat ke-akhiratan yang berkaitan dengan masa setelah
kebangkitan dan beberapa sifat ke-duniaan yang dialami oleh manusia sebelum
kematiannya. Masa permulaan di sini adalah masa dalam kandungan dan
gejala-gejala yang berkaitan dengan masa tersebut.
Disebutkan oleh Allah dalam
firman-Nya: " Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari (sari)
tanah. Kemudian Kami jadikan (sari tanah) itu air mani yang tersimpan dalam
tempat yang kokoh (rahim). Lalu Kami jadikan air mani itu segumpal darah, lalu
gumpalan darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan Kami jadikan gumpalan
daging itu tulang belulang, lalu Kami lapisi tulang belulang itu dengan daging.
Kemudian Kami bentuk ia jadi mahluk yang lain. Maha Suci Allah, sebaik-baik
Pencipta." (QS: 23;12-14)
Demikian juga Rasullullah
telah bersabda: "Sesungguhnya setiap kamu dikumpulkan kejadiannya di dalam
kandungan ibu berupa setetes air mani selama empatpuluh hari, kemudian menjadi
darah yang beku selama empatpuluh hari pula, kemuidan menjadi segumpal daging
selama itu pula. Kemudian Allah mengutus malaikat kepadanya, meniupkan ruh
baginya dan memerintahkan menulis empat perkara: rezekinya, ajalnya, amalannya
dan kesudahannya, sebagai orang sengsara atau bahagia. Demi Allah yang tiada
Tuhan selain Dia, sesungguhnya seseorang dari kamu beramal dengan amalan ahli
surga hingga jarak dengan surga hanya sehasta, tapi ia didahului oleh suratan
takdirnya dan iapun beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga masuklah ia ke
dalam neraka. Dan sesungguhnya seseorang dari kamu beramal dengan amalan ahli
neraka hingga jarak diantaranya dengan neraka itu hanya sehasta, namun ia
didahului oleh takdirnya dan iapaun beramal dengan amalan ahli surga, sehingga
masuklah ia ke dalam surga." (HR Abdullah bin Mas'ud r.a. dalam shahih
Bukhari dan Muslim)
Ibnul Jauzi telah membagi
umur pada tahapan ini menjadi lima masa:
1. Masa
kanak-kanak; dari sejak dilahirkan hingga mencapai umur lima belas tahun
2. Masa
muda; dari umur limabelas tahun hingga umur tigapuluh lima tahun
3. Masa
dewasa; dari umur tigapuluh lima tahun hingga umur limapuluh tahun
4. Masa
tua; dari umur limapuluh tahun hingga umur tujuhpuluh tahun
5. Masa
usia lanjut; dari umur tujuhpuluh tahun hingga akhir umur yang ditentukan oleh
Allah SWT.
1. Masa
Kanak-Kanak
Pada tahapan masa kanak-kanak berlaku masa keringanan dari Allah SWT yaitu
belum adanya taklif (beban kewajiban) atas anak-anak untuk mengerjakan sholat
dan puasa ataupun kewajiban syara' (agama) lainnya. Hanya saja para orang tua
diwajibkan menyuruh mereka mengerjakannya karena kebaikan dan amal saleh dari
anak yang belum baligh selain menjadi amal kebaikannya juga akan menjadi
catatan pahala bagi ibu-bapaknya selama kedua orang-tuanya memperhatikan
pendidikan dan pemeliharaannya. Jika anak telah mencapai masa baligh dan telah
sempurna akalnya yaitu kira-kira umur limabelas tahun maka ia telah menjadi
mukallaf. Saat itulah segala kewajiban agama telah berlaku atas dirinya. Kedua
malaikat pengawas diperintahkan oleh Allah untuk mencatat segala aktifitas baik
lahir maupun bathin-nya.
Sebagaimana firman Allah:
"Dan sesungguhnya bagi kamu ada beberapa penjaga. Penulis-penulis yang
mulia. Mereka mengetahui apa yang kamu lakukan." (QS: 82; 10-12)
"Ketika dua malaikat
pencatat membuat catatan, satu duduk di sebelah kanan dan satu di sebelah kiri.
Tiada yang diucapkan, satu perkataanpun, melainkan ada di dekatnya (malaikat)
pengawas yang selalu hadir." (QS. 50; 17-18)
Malaikat ini akan
mendampingi dan hadir pada hari kiamat di hadapan pengadilan Allah SWT dan
keduanya menjadi saksi baginya. "Dan datanglah setiap orang bersama
(malaikat) pengiring dan (malaikat) penyaksi." (QS. 50; 21)
2. Masa Muda
Pada tahapan masa muda terjadi banyak perubahan baik secara fisik
maupunnon-fisik (pubertas). Pada masa ini akan dipenuhi dengan semangat dan
kekuatan serta memuncaknya vitalitas. Masa muda ini merupakan kesempatan untuk
memperbanyak amalan-amalan serta kebaikan-kebaikan. Namun kecenderungan yang
terjadi adalah sebagian besar memanfaatkannya untuk pemuasan nafsu kedunia-an.
Dalam hal ini Rasullullah saw telah mengingatkan: "Rebutlah lima perkara
sebelum terjadi lima perkara: Masa mudamu sebelum tiba masa tuamu, masa sehatmu
sebelum tiba masa sakitmu, masa lapangmu sebelum tiba masa sibukmu, masa kayamu
sebelum masa miskinmu dan masa hidupmu sebelum tiba masa ajalmu." (HR.
Al-Hakim, Baihaqi, Ibnu Abi'ddunia, Ibnul-Mubarrak) "Takkan bergeser kedua
kaki manusia pada hari kiamat sampai selesai ditanya tentang empat perkara:
1. Tentang
umurnya, untuk apa dihabiskan
2. Tentang
masa mudanya, untuk apa dipergunakan
3. Tentang
hartanya, dari mana diperoleh dan untuk apa dibelanjakan
4. Tentang
ilmunya, apa yang sudah diperbuat dengannya. " (HR. Tirmidzi)
3. Masa Dewasa
Sedangkan apabila seseorang telah mencapai masa dewasa, Allah SWT memberikan
karunia hikmah dan kebijaksanaan sehingga kelihatan padanya berbagai ketaatan
dan menujukan hatinya kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT: "
Dan setelah menjadi dewasa dan cukup umurnya, Kami anugerahkan kepadanya hikmah
dan ilmu pengetahuan. Demikianlah Kami memberi balasan bagi orang-orang yang
melakukan kebajikan. " (QS. 28;14)
" ... sehingga apabila
dia telah dewasa dan mencapai umur empatpuluh tahun, berkatalah ia: 'Ya
Tuhanku, tunjukilah aku jalan untuk mensyukuri nikmat yang telah Engkau
karuniakan kepadaku dan kedua ibu-bapakku, dan doronglah aku untuk berbuat amal
saleh yang Engkau ridhai ..." (QS. 46;15)
as-Syaikh al-Arif Abdul
Wahhab bin Ahmad as-Sya'rani dalam kitabnya al-Bahrul-Maurud menyebutkan:
"Telah diambil janji-janji dari kita, bahwa apabila kita telah mencapai
umur empatpuluh tahun, hendaklah bersiap-siap dengan melipat kasur-kasur dan
selalu ingat bahwa kita sekarang sedang dalam perjalanan menuju akhirat pada
setiap nafas yang kita tarik sehingga tidak akan lagi merasa tenang hidup di
dunia. Di samping itu hendaknya kita menghitung setiap detik dari umur kita
sesudah melebihi empat puluh tahun, sebanding dengan seratus tahun
sebelumnya."
Imam Syafi'i (rahimahullah),
setelah mecapai umur empat puluh tahun, berjalan dengan sebatang tongkat kayu.
Ketika ditanya sebabnya, beliau berkata: "Supaya aku senantiasa ingat
bahwa aku adalah seorang musafir yang sedang berjalan menuju akhirat."
Berkata Wahab bin Munabbih:
" Aku baca dalam beberapa kitab, bahwasanya ada suatu suara menyeru dari
langit ke-empat pada setiap pagi: ' Wahai orang-orang yang telah berusia
empatpuluh tahun! kamu adalah tanaman yang telah dekat dengan masa penuaiannya.
Wahai orang-orang yang telah berusia limapuluh tahun! Sudahkah kamu ingat
tentang apa yang telah kamu perbuat dan apa yang belum? Wahai orang-orang yang
telah berusia enampuluh tahun! Tidak ada lagi dalih bagimu. Oh, alangkah baiknya
seandainya semua mahluk tidak diciptakan! Atau jika mereka telah diciptakan,
seharusnya mereka mengetahui, mengapa mereka diciptakan. Awas, saatmu telah
tiba! Waspadalah! "
4.Masa Tua
Setelah mencapai tahapan umur dewasa maka manusia akan beralih kepada umur tua.
Dalam tahapan ini akan nampak tanda-tanda kelemahan seseorang. Tahapan umur ini
oleh Rasullullah saw. dinamakan 'pergulatan dengan maut', yaitu masa-masa umur
enampuluhan hingga tujuhpuluhan. Dalam hal ini beliau bersabda: "Masa
penuaian umur umatku dari enampuluh hingga tujuhpuluh tahun". (HR. Muslim
& Nasa-i)
Rasullullah saw., sahabat
Abubakar, Umar dan Ali ra. juga diwafatkan oleh Allah SWT pada kisaran usia
ini. Umat sekarang ini tergolong umat yang berumur pendek dibandingkan dengan
umat-umat terdahulu. Diriwayatkan bahwa ketika sebagian dari bani Adam
meninggal dunia pada umur kurang lebih duaratus tahun, maka banyaklah mahluk
yang merasa simpati terhadapnya, karena telah meninggal dalam usia yang muda.
Diriwayatkan lagi bahwa Rasullullah saw. ketika merasakan umur umatnya terlalu
pendek bila dibandingkan dengan umat sebelumnya, beliaupun memohon dan
bertadharru' kepada Allah SWT, mengadukan bahwa tidak cukup waktu bagi umatnya
untuk memperbanyak ketaatan kepada Allah SWT dan menambah amalan untuk
akhiratnya. Maka Allah SWT menganugerahkan kepadanya kepada umat Muhammad malam
Lailatul Qadar yang lebih utama dari seribu bulan, untuk memanjangkan nilai
umur mereka dan menambah pula pahala dan kebajikan mereka sedemikian rupa. Maka
bila beribadah dan munajat kepada Allah SWT pada malam Lailatul Qadar itu, ia
seperti beribadah selama seribu bulan yang setara dengan 83 tahun 4 bulan.
Demikianlah perhatian Rasullullah saw. yang sangat besar dalam memperjuangkan
nasib umatnya.
Telah diriwayatkan bahwa
orang pertama yang beruban ialah Nabi Ibrahim a.s. Ketika beliau melihat rambut
putih itu beliau bertanya: "Wahai Tuhanku, apa ini?". Allah menjawab:
" Ini (tanda) kewibawaan." Berkata Ibrahim: "Tuhanku, tambahkanlah
itu bagiku!" Berkata Al-Khatib Ibnu Nutabah: "Sesungguhnya uban itu
laksana perbatasan hidup yang tak dapat disekat, kerusakannya tidak dapat
diperbaiki oleh zaman. Ia adalah cahaya yang muncul bersama dengan surutnya
nafas seseorang, yang akan memimpin seseorang ke tempat onggokan
tulang-belulang. Oleh karena itu semoga Allah merahmatimu, jangan membakar
cahaya ubanmu dengan api-api dosamu!"
Bersabda nabi Muhammad saw.
dalam sebuah hadist Qudsi: "Telah berfirman Allah SWT:'Demi kemuliaan-Ku,
kebesaran-Ku, dan kebutuhan sekalian mahluk-Ku kepada-Ku, sesungguhnya Aku
merasa malu menyiksa hamba-Ku, baik lelaki maupun wanita yang telah beruban
karena mencapai umur tua di dalam Islam'. Kemudian Rasullullah saw. menangis .
Lalu ditanyakan kepadanya:"Apa sebab engkau menangis, ya Rasullullah
?" Jawab beliau: "Aku menangisi orang tua yang Allah malu kepadanya,
sedang dia tidak malu kepada Allah SWT."
Sekali peristiwa, Ma'an bin
Zaidah datang menghadap Khalifah al-Ma'mun, lalu Khalifah bertanya:
"Bagaimana keadaanmu setelah menjadi tua seperti ini?" Jawabnya:
"Aku mudah tersungkur hanya karena tersandung sebuah kerikil, dan dapat
diikat hanya dengan sehelai rambut." Tanya Khalifah :"Bagaimana
halnya dengan makan minum dan tidurmu?" Jawabnya:"Bila aku lapar, aku
menjadi marah, bila aku makan aku bosan, bila dalam majlis aku mengantuk, bila
di atas tempat tidur mataku terbuka!". Tanya Khalifah
selanjutnya:"Bagaimana halmu dengan wanita ?" Jawabnya: 'Yang tua dan
buruk aku tidak ingin kepadanya, yang cantik molek tidak suka kepadaku!"
Kata Khalifah selanjutnya:" Orang sebijak engkau ini tidak patut menjadi
tua" (dari kitab Rabi'ul-Abraar)
Berkata Imam Ghazali dalam
uraiannya untuk mengingatkan pada orang-orang yang sudah tua: "Jika anda
katakan bahwa mati itu tidak akan terjadi kecuali disebabkan karena sakit dan
jarang sekali ia datang dengan tiba-tiba, ketahuilah benar-benar bahwasannya
mati itu adakalanya terjadi dengan tiba-tiba. Dan apabila anda sakit, maka anda
tidak akan mampu lagi mengerjakan amal-amal saleh sedangkan itu bekal untuk
akhirat kelak".
Allah SWT berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu dilalaikan oleh harta dan
anak-anakmu dari mengingat Allah. maka barang siapa melakukan yang demikian,
mereka itulah orang-orang yang rugi. Dan belanjakanlah rezeki yang kami berikan
kepadamu sebelum maut datang menjumpai seseorang dari kamu; Lalu
berkata:'Tuhanku Kalau dapat Engkau tangguhkan matiku sebentar saja, niscaya
aku akan memberi sedekah dan aku akan menjadi orang-orang yang mengerjakan
kebaikan.' Allah tidak akan memberi tangguh kepada seseorang apabila telah
sampai ajalnya, dan Allah Maha Mengetahui segala yang kamu kerjakan." (QS
63:9-11)
Rasullullah saw. pernah
ditanya: "Adakah orang lain yang akan dibangkitkan bersama para
syuhada?" Jawab beliau: "Ya, mereka itulah yang mengingat mati
sebanyak duapuluh kali dalam sehari semalam." Di lain peristiwa beliau
menjawab: "Merekalah yang banyak mengingat mati dan selalu bersiap-siap
menyambutnya. Merekalah orang-orang bijak, yang meninggalkan dunia dengan penuh
kehormatan dan tiba di akhirat dengan penuh kemuliaaan."" (HR Ibnu
Majah dan Ibnu Abi'ddunia)
Dalam sebuah hadist
dijelaskan: "Anggaplah dirimu di dunia ini sebagai seorang asing atau
musafir lalu, dan anggaplah dirimu sebagai seorang diantara penghuni
kubur". (HR Bukhari)
Rasullullah saw bersabda:
"Apalah arti dunia bagiku. Hubunganku dengan dunia ini laksana seorang
pengendara yang sedang berjalan di panas terik, tiba-tiba kelihatan olehnya
sebatang pohon, lalu iapun berteduh sejenak dibawahnya, sesaat kemudian ia
pergi lagi dan meninggalkannya." (HR Tirmidzi)
Sehubungan dengan uraian
Al-Ghazali mengenai kematian seseorang yang disebabkan oleh sakit, Rasullullah
saw mengajurkan supaya orang yang sedang sakit banyak beristighfar mengingat
Allah sebab ia tidak tahu barangkali ia akan mati karena sakit tersebut. Sekali
waktu Rasullullah saw menjenguk seorang yang sedang sakit dan beliau bertanya
kepadanya: "Bagaimana perasaanmu?" Jawabnya:"Aku meletakkan
sepenuh harapan kepada Tuhanku dan aku selalu cemas tentang dosa-dosaku".
Maka berkatalah beliau:"Selama kedua sifat ini terkumpul dalam hati
seorang muslim, sedang ia dalam keadaan kritis, maka Allah akan mengabulkan
semua yang diharapkan dan meyelamatkan dari semua yang ditakutinya." (HR
Tirmidzi)
Dalam hadist lain
disebutkan: "Seseorang hamba muslim, ketika menghadapi maut akan
digembirakan dengan rahmat Allah dan karunia-Nya, sehingga ia ingin sekali
bertemu dengan Allah SWT dan Allah SWT pun ingin bertemu dengannya. Sebaliknya
seorang munafik ketika menghadapi maut akan dipertakuti dengan azab Allah SWT.,
maka ia tak ingin bertemu dengan Allah SWT dan Allah SWT pun tak ingin bertemu
dengannya. Maka kaum mukminin yang penuh dengan takwa akan digembirakan oleh
rahmat Allah SWT ketika hendak keluar dari dunia ini sehingga ruh-ruh mereka
hampir-hampir akan terbang dari jasad mereka karena sangat rindu akan Tuhannya
dan ingin sekali untuk segera menemui-Nya disaat para malaikat memberi salam
kepada mereka menggembirakan mereka dengan surga dan jaminan bahwa mereka tidak
akan ketakutan dan tidak akan pula bersedih hati sebagaimana dalam firman
Allah: "Orang-orang yang diwafatkan oleh malaikat dalam keadaan baik
(kepada mereka dikatakan): 'Selamatlah kamu! Masuklah ke dalam surga disebabkan
amal baik yang telah kamu kerjakan'" (QS 16:32) (HR Bukhari & Muslim)
Beberapa do'a yang
dianjurkan oleh Rasullullah saw dibaca pada saat sakit diantaranya adalah:
"Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu minadh dholimiin" 'Tiada
Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sungguh aku ini tergolong orang-orang
yang aniaya'. Dalam satu riwayat disebutkan bila membaca do'a ini sebanyak 40
kali lalu ia meninggal karena penyakitnya itu maka ia sama dengan mati syahid.
Dari Anas ra. berkata bahwa
Rasullullah saw. bersabda mengenai perjalanan manusia dari bayi hingga mencapai
umur baligh: "Segala kebajikan yang dikerjakannya akan dicatat pahalanya
untuk kedua orang tuanya. Jika ia melakukan kesalahan tidaklah dicatat baginya
suatu dosa dan tidak pula bagi kedua orang tuanya. Apabila ia telah baligh dan
qalam mulai mencatat perbuatannya, maka Allah SWT akan memerintahkan kedua
malaikat yang bersamanya untuk memelihara serta membenarkan langkahnya. Apabila
ia mencapai umur 40 tahun sebagai seorang muslim, maka Allah akan memeliharanya
dari tiga penyakit yaitu gila, lepra, dan sopak (belang). Apabila ia mencapai
umur 50 tahun, Allah akan meringankan hisabnya. Apabila ia mencapai usia 60
tahun, Allah memudahkan baginya untuk kembali kepada-Nya dalam hal-hal yang
disukai-Nya. Apabila ia mencapai umur 70 tahun, niscaya ia akan dicintai
seluruh penghuni langit. Apabila ia mencapai usia 80 tahun Allah akan
mencatatkan segala kebajikan baginya dan mengampuni segala kejahatannya.
Apabila ia mencapai umur 90 tahun Allah akan mengampuni segala dosa-dosanya
yang terdahulu dan dosanya yang akan datang dan mengizinkannya memberi syafaat
pada semua ahli rumahnya dan ia selalu dibawah pengawasan Allah SWT. Apabila ia
mencapai usia yang tua renta (pikun), sehingga tidak mengetahui lagi apa yang
dahulu pernah ia ketahui, maka Allah SWT akan mencatatkan segala kebajikan yang
pernah dilakukan pada masa sehatnya dulu dan bila ia berbuat suatu dosa maka
tidaklah akan dicatatkan lagi baginya sesuatupun."
Sekali peristiwa seorang
jenazah lewat di hadapan Rasullullah beliau berkata: "Bebas atau
membebaskan!" beliau ditanya:"Wahai Rasulullah Apa maksud bebas atau
membebaskan?" Beliau menjawab:"Seorang mukmin yang meninggal dunia
akan bebas dari gangguan dunia dan penderitaannya, menuju kepada rahmat Allah.
Sedangkan kematian seorang fajir (durhaka) akan membebaskan seluruh hamba
Allah, negara, pepohonan dan binatang dari gangguannya." (HR Bukhari dan
Muslim)
Berkata Rasulullah saw.
kepada Abu Dzar: "Wahai Abu Dzar! Sesungguhnya dunia ini adalah penjara
bagi orang mukmin sedang kubur adalah tempat aman baginya dan surga adalah
tempat tujuannya." Wahai Abu Dzar sesungguhnya dunia ini adalah surga bagi
orang kafir, sedang kubur adalah tempat siksaannya dan neraka adalah tempat
tujuannya."
Berkata Ibnu Abbas ra.:
"Sekiranya anda lihat seseorang sedang menghadapi maut maka gembirakanlah
agar ia menemui Tuhannya dengan mnyimpan sangkaan baik terhadap-Nya. Tetapi
selama hidup pertakutilah ia dengan hukuman Allah."
Imam Ali ra. berkata:
"Apabila seorang mukmin meninggal dunia, tempat shalatnya di bumi akan
menangisinya dan tempat naik amalannya ke langit pun akan menangisinya
pula"
Bersabda Rasulullah saw:
"Siapa saja yang matinya di penghujung Ramadhan maka ia masuk surga. Siapa
saja yang matinya di penghujung hari Arafah, maka ia masuk surga. Dan siapa
yang matinya tepat saat ia selesai bersedekah, maka ia masuk surga."
"Barang siapa meninggal dunia pada malam Jum'at atau hari Jum'at, maka ia
akan terlindung dari siksa kubur, dan di hari kiamat ia akan datang dengan
tanda-tanda para syuhada padanya."
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Title : KAJIAN KITAB RENUNGAN TENTANG UMUR MANUSIA 2 (Sayyid Abdullah bin Alwi Al Haddad)
Description : 2. UMUR KEDUA Tahapan umur ini memiliki masa permulaan yang agak menyerupai tahapan umur alam Barzakh, yaitu semacam campuran antara be...