بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Tawajjuh yang Benar
Tawajjuh yang benar disyaratkan adanya Ridho Allah Ta’ala
atas pelaksanaannya, dengan cara yang ridihoi pula. Dan yang disyarati tidak
sah tanpa sah syaratnya. FirmanNya,
“Allah swt, tidak ridho dengan kufurnya para hambaNya.” Karena itu harus
mewujudkan Iman. FirmanNya, “Bila kalian bersyukur, maka Allah meridhoi kalian.
“ (Az-Zumar, 7), maka harus mengamalkan Islam.
Tasawuf tidak sah tanpa fiqih, karena aturan-aturan Allah
secara dzohir tidak bisa dikenal kecuali dari fiqih. Fiqih tidak benar tanpa
Tasawuf, karena tidak bisa beramal dengan benar dan menghadap Allah dengan
benar tanpa Tasawuf.
Tidak ada hasrat yang benar kecuali dengan Iman, tanpa
Tasawuf dan Fiqih, hasrat cita tidak akan benar. Karena itu Tasawuf dan Fiqih
harus berpadu karena adanya keharusan lazim dalam aturan, sebagaimana lazimnya
integrasi antara ruh dan jasad, dan ruh tidak akan ada kecuali dalam jasad dan
sebaliknya, sebagaimana tidak ada kehidupan tanpa ruh pada jasad.
Ucapan Imam Malik ra, “Siapa yang bertasawuf tanpa berfiqih
maka ia telah zindiq, dan siapa yang berfiqih tanpa tasawuf maka ia fasiq.
Siapa yang memadukan keduanya, ia benar-benar mewujudkan kebenaran.”
Saya katakan: “Tindakan zindiq yang pertama, karena ia hanya
pasrah pada takdir karena menghilangkan hikmah dan hukum-hukum. Sedangkan
kefasikan pada kalimat kedua, adalah karena hilangnya amal demi menghadap
Allah, dan tidak bisa bersih dari maksiat, tidak bisa ikhlas, yang disyaratkan
dalam beramal Lillah. Sedangkan perwujudan kebenaran pada wacana ketiga, adalah
karena penegakan terhadap hakikat dalam kenyataan yang sebenarnya yaitu
berpegang teguh pada Allah Ta’ala. Maka kenailah semua itu…”
ASAL USUL TASAWUF
Penyandaran bukti sesuatu pada asal usulnya, dan penegakan
bukti yang khusus padanya, akan menolak ucapan orang yang mengingkari hakikat
kebenarannya.
Asal usul Tasawuf adalah Maqom Al-Ihsan, yang ditafsirkan
oleh Rasulullah saw, dengan “Hendaknya engkau menyembah Allah seakan-akan
engkau melihatNya, maka apabila kamu tidak bisa melihatNya, sesungguhnya Allah
swt, melihatmu.”.
Sebab, makna benarnya Tawajjuh kepada Allah kembali pada
hadits tersebut, dan kepadanyalah orientasi Tawajjuh itu terjadi, karena
teksnya menunjukkan pada upaya meraih Muroqobah yang diharuskan dalam amal
ibadah.
Motivasi terhadap Al-Ihsan berarti anjuran pada
pernyataannya, sebagaimana Fiqih berkisar pada Maqom Islam, dan Ushul pada
Maqom Iman.
Tasawuf merupakan salah satu sendi agama yang diajarkan
oleh Jibril as, kepada Nabi saw, agar
diajarkan kepada para sahabatnya – semoga Allah meridhoi mereka semua –
(Dari Kitab Qowaidut Tashawwuf ‘ala Wajhin Yajma’u Bainasy
Syari’ah wal-Haqiqah, waYashilul Ushul wal-Fiqh bit-Thariqah
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.
Title : cara Tawajjuh yang Benar
Description : Tawajjuh yang Benar Tawajjuh yang benar disyaratkan adanya Ridho Allah Ta’ala atas pelaksanaannya, dengan cara yang ridihoi pula. ...