بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf
{AJARAN KAUM SUFI}
Karya:
Ibn Abi Ishaq Muhammad Ibn Ibrahim Ibn Ya’qub Al-Bukhari Al-Kalabadzi
53.
AJARAN KAUM SUFI MENGENAI KEGAIRAHAN (WAJD)
Kegairahan
(ekstase) adalah suatu perasan yang merasuki hati, entah itu berupa rasa takut,
rasa sedih, atau bayangan kehidupan yang akan datang, atau mengungkapkan
keadaan antara manusia dengan Tuhan.
Mereka berkata : “Dan kegairahan merupakan
pendengaran dan penglihatan oleh hati,” Tuhan berfirman : “Sebab bukan mata
mereka yang buta melainkan hati yang ada dalam dada mereka itulah yang buta.”
Dan lagi : “Dan menggunakan pendengarannya, sebab dia menyaksikan sendiri.”
Jika
kegairahan seseorang itu lemah, berarti dia memamerkan kegairahanya; “pameran”
ini terjadi ketika yang dirasakannya di dalam batinnya terejawantah dalam tata
lahirnya.
Tapi, jika
kegairahannya kuat; dia mengatasi dirinya sendiri dan menajdi pasif. Tuhan
berfirman : “Tegak bulu roma orang-orang yang takut kepada Tuhannya. Kemudian
menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingati Allah.” Al-Kegairahan
adalah lidah api yang muncul dari hati, dan timbul dari kerinduan, dan pada
rahmat atau hukuman Tuhan itu (warid), anggota-anggota tubuhnya tergerak, entah
oleh kegembiraan atau kesedihan.”
Mereka
telah berkata : “Kegairahan itu sama dengan yang berlalu (zawal), sedang
ma’rifat itu mantap dan tidak akan berlalu>’
Syair
berikut ini adalah gubahan Al- Junaid :
Dalam gairah senangnlah dia
Menemukan, dalam kegairahan itu,
ketenangannya;
Tapi kalau Kebenaran datang, gairah
Itu sendiri dilenyapkan.
Dulu pernah kegairahan menjadi
kesenangan bagiku;
Tapi Dia yang benar-benar ku temui
Dalam kegairahan mengambil seluruh
penglihatanku,
Dan terhadap yang lain-lainnya aku
buta.
Salah seorang tokoh besar Sufi
mengubah syair berikut :
Dia perlihatkan selubung dan
wibawanya
Mengguncangkan kebesaran hakikat
segala
Dan setiap bentuk yang terbayang.
Sayang, Dia
Harus selalu dirasa dalam
kegairahan,
Mengenai lidah api itu tak lain
dari bayangan
Dari ketidak mampuan yang
ateralahkan (Kemampuan yang lebih tinggi)
Kegairahan hanya menyentuh bentuk,
yang lari
Di hadapan sifat ketuhanan-Nya yang
bercahaya
Dan dia bersama mereka. Aku pun
sebelumnya menemukan
Kesenangan dalam kegairahan; tapi
sengsaralah hatiku,
Kadang di sana, kadang di sini.
Lalu, sebagai pelipurku,
Dia berikan kepadaku kesaksian,
lepas
Dari segalanya kecuali Yang Disaksikan; kegairahan
itu
Tertelan, dan semua kesenangan
Dari segala bentuk yang terlihat,
ada dalam Kesatuan yang Esa.
Salah
seorang tokoh Sufi berkata : “Kegairahan adalah berita-berita gembira yang
dikirimkan oleh Tuhan tentang penaikan sang Sufi menuju tingkatan-tingkatan
perenungannya.” Yang lain berkata :
Adalah lebih pantas bahwa Dia
Yang dengan segala pemberian-Nya
membawakanku kegairahan
Haruskah karunia-Nya yang tak
terbatas
Menyapu bersih jiwaku dari setiap
jejaknya?
Kala pertama Dia datang kepadaku
Kala pertama Dia menggerakan jiwaku
menuju kegairahan
Aku tahu bahwa Dia akan membawa
Hadiah yang jauh di luar jangkauan
angan-angan
As-Syibli menulis syair
berikut ini :
Aku percaya bahwa kegairahan itu
meragukan
Jika dia muncul bukan dari
penyaksian;
Dan setiap saksi itu terlempar,
Kala Kebenaran itu membawa saksinya
yang jelas.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.