بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah Kitab
" SURAT-SURAT SANG SUFI "
Muhammad Ibn ‘Abad
SURAT KESEBELAS
Kepada Yahya Al-Saraj. Surat tentang
gaji yang diterima oleh seorang Guru, dan bagaimana dia bisa menghindari
keberatan-keberatan yang berkaitan dengan aktivitas mengajar.
86
Segala puji bagi Allah semata.
Salam. Telah kuterima suratmu tentang ketidaksenanganmu
bergaul dengan anak-anak. Pertama engkau menyebutkan bahwa engkau takut dan
sedih atas kemungkinan hilangnya keselamatan abadimu, akibat pekerjaanmu. Dan
kedua engkau merasa ragu tentang layak tidaknya gaji yang engkau terima dari
sebagia murid. Engkau memintaku dalam surat itu untuk menjelaskan persoalan itu
menurut pandanganku.
Mengenai situasi pertama, engkau lebih mengetahui,
karena saksi mata melihat apa yang tidak dilihat oleh orang yang tak hadir di
situ. Karena itu, amatilah situasi itu dengan pandangan spiritual, dan
renungkanlah keadaanmu saat ini. Jika engkau yakin akan sebab-sebab di balik
itu, dan merasa pasti bahwa engkau tidak sanggup lagi melaksanakan
tanggung-jawab pekerjaanmu, maka bertindaklah berdasarkan penilaian itu dan
segera tinggalkanlah kegiatan mengajar, asalkan Tuhanmu memberimu kekuatan
untuk melakukan yang demikian itu sehingga engkau tak merasa cemas dan
menyalahkan diri.
Tetapi, jika engkau mampu mengatasinya, yang
demikian itu jauh lebih baik; dan ganjaran untuk itu akan banyak. Jika yang
engkau alami adalah keberatan-keberatan tak berdasar, maka tolaklah mati-matian
semuanya itu, sebelum menguasai dirimu. Keengganan berlarut-larut, dan sibuk
berangan-angan, merusak keimanan, akal, dan kehidupan itu sendiri. Ini fakta
yang jelas. Singkat kata, keadaanmu saat ini tidaklah sepantasnya membuatmu
cemas.
Kedua, kekhawatiranmu tentang keragu-raguan yang
telah mengganggumu, dan upayamu untuk mengatasinya menyebabkan dirimu
berkesimpulan bahwa engkau mesti memecahkan masalah itu dengan memisahkan diri
dari keluargamu. Aku tidak ragu-ragu barang sedikit pun bahwa ini adalah
bisikan jahat, dan sangat mungkin bahwa Musuhmu ingin menjurumuskanmu ke dalam
bahaya yang lebih besar lagi. Sebab, kesimpulan itu dan cara bertindak yang engkau
kemukakan tidaklah berdasarkan teladan manapun dari para salaf kita atau dari
para pengikut orang-orang yang berpengetahuan dan yang mengamalkan agama.
Tidak adanya contoh atau teladan semisal ini
merupakan bukti bahwa tidak ada kebaikan dalam apa yang engkau kemukakan.
Sebalik-nya, tidak bsia dipungkiri lagi bahwa manusia-manusia teladan telah
mencari nasihat dari Allah Swt. tentang diri mereka dan orang lain, dan telah
bertindak sesuai dengan itu, dengan mempertimbangkan hak-hak, kebutuhan dan
keinginan mereka sendiri serta orang lain.
Mereka
penuhi syarat-syarat Hukum Wahyu, dan
menempuh jalan kesalehan. Karena itu, jika engkau ingin berusaha menyamai
mereka dan mengikuti jejak mereka, terimalah apa yang datang kepadamu
sedemikian rupa, sehingga secara umum hal itu disepakati sebagai halal, dan
pandanglah sebagai sesuai dengan Hukum Wahyu.
87.
Jika pekerjaanmu sudah cukup bagimu, dan bisa
memberimu nafkah yang cukup, maka sadarilah betapa yang demikian itu adalah
rahmat bagimu, dan betapa hal itu sepenuhnya layak engkau terima.
Sebaiknya,
jika engkau menerima jenis nafkah yang secara hukum masih bisa diperdebatkan,
maka yang demikian itu tidak akan berlaku bagimu, selama engkau mengikuti jalan
kehati-hatian dan kewaspadaan, menghindari kemewahan berlebihan, serta menerima
keadaanmu dalam kefakiran. Setelah melakukan hal itu, keragu-raguanmu yang
mengharu-biru akan hilang, dan engkau akan terbebas dari tindakan hukum.
Hanya saja, jika jiwa rendahmu memberontak
memaksamu, sehingga engkau dikalahkan oleh hawa nafsumu atau menjadi mangsa
empuk berbagai keraguan, atau tidak disiplin, maka engkau berdosa dan tercela
tepi bukan lantaran alasan-alasan yang telah engkau sebutkan. Maksudku, engkau
akan dicela, bukan lantaran engkau tak bisa meninggalkan keluargamu, atau
lantaran engkau bertindak bertentangan dengan para ulama, tapi lantaran engkau
berhenti memerangi naluri rendahmu dan tak mampu memperhatikan kebutuhan-kebutuhan
watak batiniahmu. Yang engkau pahami dari semuanya ini adalah bahwa hanya karen
jiwa rendah sajalah seseorang itu mengalami kehancuran.
Manakal seseorang diperkuat oleh anugerah
pertolongan dari Tuhannya, yang memberinya kekuasaan untuk memerangi jiwa
rendah dan menolak ajakannya, maka tindakan dan keadaan orang itu bertambah
tulus dan semakin bebas dari kerusakan. Inilah dasar bagi kewaspadaan terhadap
jiwa rendah.
Oleh sebab itu, hendaknya pekerjaan itu menjadi
lebih penting bagimu, ketimbang keberatan-keberatanmu atas kesulitan mencari
sumber penghasilan yang dibolehkan hukum. Keabsahan apa yang engkau peroleh
selama kegiatanmu mengajar, bukanlah berada di bawah kekuasaanmu, baik dalam
hal-hal umum maupun khusus. Karenanya, engkau tidak punya tanggung jawab untuk
terlibat dalam perdebatan tentang berbagai pendapat orang-orang yang
berhati-hati. Engkau mempunyai cukup keleluasaan yang melebihi
pendapat-pendapat mereka.
Demikianlah pandanganku tentang pertanyaanmu.
Allah Swt adalah Pemberi Kemenangan bagi kita, sesuai dengan keridhaan-Nya.
Tidak ada Tuhan selain Dia, dan tak ada yang berhak diibadahi kecuali Dia.
Salam atasmu.()().
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.