بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Al-Ta-aruf li-Madzhabi Ahl Al-Tashawwuf
{AJARAN KAUM SUFI}
Karya:
Ibn Abi Ishaq Muhammad Ibn Ibrahim Ibn Ya’qub Al-Bukhari Al-Kalabadzi
51.
AJARAN KAUM SUFI MENGENAI CINTA (MAHABBAH)
Al-Junaid
berkata : “Cinta adalah kecenderungan hati,” berarti bahwa cinta cenderung
kepada Tuhan dan apa yang berhubungan dengan Tuhan, tanpa dipaksa,
Yang lain
berkata : “Cinta adalah penyesuaian.” Yaitu kepatuhan terhadap apa yang
diperintahkan oleh Tuhan, menjauhakn diri dari apa yang dilarang oleh Tuhan, dan puas dengan apa yang
ditetapkan dan diatur oleh-Nya.
Muhammad
ibn Ali al-Kattani berkata : “Cinta berarti lebih menyukai Kekasihnya.”
Yang lain berkata : “Cinta berarti lebih
menyukai apa yang dicintai untuk orang yang dicintainya.”
Abu Abddillah al-Nibaji berkata : “ Cinta
adalah kesenangan jika itu ditujukan kepada
makhluk, dan pembinasaan jika itu ditujukan kepada Pencipta.” Yang
dimaksudkannya dengan “pembinasaan” adalah, bahwa tidak da minat pribadi yang
tinggal, baha cinta yang semacam itu tidak ada penyebabnya, dan baha si pecinta
tidak bertahan lewat penyebab apa pun.
Sahl
berkata : “Barang siapa mencintai Tuhan, dialah kehidupan; tapi barang siapa
mencintai, maka dia tidak memiliki kehidupan.” Dengan kata-kata “Dialah
kehidupan” yang dimaksudkannya adalah bahwa kehidupan itu serasi , sebab
pecinta menemukan kesenangan di dalam segala sesuatu yang datang kepadanya dari
kekasihnya, entah itu sesuatu yang mendatangkan
kebencian atau yang diinginkan; sedangkan dengan kata-kata “dia tidak
memiliki kehidupan” yang dimaksudkannya adalah, karena dia selalu berusaha
mencapai apa yang dicintainya, dan selalu takut kalau-kalau dia dihalangi untuk
mencapainya, maka seluruh kehidupannya musnah.
Salah seorang tokoh Sufi berkata : “Cinita
adalah suatu kesenangan, dan dengan Tuhan tidak ada kesenangan; sebab
keadaan-keadaan hakikat itu merupakan kekagetan, penyerahan dan kebingungan. Cinta
manusia kepada Tuhan adalah suatu pemujaan yang bersemayam di dalam hati, dan
penafian cinta kepada sesuatu selain Tuhan. Cinta Tuhan kepada manusia adalah
bahwa Dia menyusahkannya, dan membuatnya tidak layak untuk apa pun kecuali
untuk Dia. Inilah arti firman Tuhan : “Dan aku telah memilihmu untuk-Ku.” Tapi
kata-kata “membuatnya tidak layak untuk apa pun kecuali untuk Dia” berati,
bahwa tidak ada bagian dirinya yang tinggal, yang memungkinkannya melakukan
hal-hal lain, atau menaruh perhatian pada kondisi-kondisi material.
Salah
seorang tokoh Sufi berkata : “Cinta itu ada dua macam : Cinta yang diakui, yang
dimiliki oleh mereka yang terpilih dan orang-orang awam, dan cinta gairah dalam
arti pencapaian. Sehubungan dengan yang kedua ini, tidak ada pertimbangan
mengenai diri atau makhluk-makhluk lain, atau mengenai penyebab-penyebab
sekunder atau kondisi-kondisi sekunder, sebab ada penyerapan tolak ke dalam
perenungan tentang apa yang ada beserta Tuhan dan dari Tuhan.”
Salah
seorang tokoh Sufi menggubah syair berikut ini :
Dengan dua jalan aku mencintai
Engkau : secara egois,
Dan kemudian, dengan penghargaan
terhadap-Mu.
Cinta dirilah yang telah
menyiakanku..
Kecuali memikirkan Engkau dengan
segenap pemikiran;
Cinta paling sucilah yang ada
ketika Engkau bentangkan..
Slubung menutupi pandanganku yang
terpesona.
Bukan keberatan atas puji yang
begini atau begitu..
Milik-Mu adalah puji dua-duanya
kuharap.
Ibn Abd
al-Shamad berkata : “Cinta adalah yang mendatangkan kebutaan dan ketulian;
Cinta membutakan segalanya kecuali terhadap Yang Dicinta, sehingga orang itu
tidak melihat apapun kecuali Dia. Nabi berkata : “Cintamu adalah sesuatu yang
mendatangkan kebutaan dan ketulian.” Dia juga menyitir syair berikut ini :
Cinta membuatku tuli dari segala
kecuali suara-Nya;
Pernahkah cinta se aneh ini?
Cinta membutakanku, dan hanya
kepada-Nya semata aku memandang
Cinta membutakan, dan karena
tersembunyi, membunuh..
Dia juga menyitir :
Ada kelebihan cinta
Yang tak bisa ditahan manusia,
cinta membubung tinggi
Melebihi segala nilai, kala begitu
banyak hal menakutkan
Turu, Atau biarkan diamenyamai yang
dibawa oleh kemarahan
Dia akan gembira, atau biarkan dia
melewati segala ukuran
Dia akan bersuka, dan menganggapnya
kesenangan
Nah,
orang-orang Sufi memang memiliki ungkapan-ungkapan khas dan istilah-istilah
teknis tertentu yang mereka pahami di lingkungan mereka sendiri, tapi sangat
jarang digunakan oleh orang lain. Kami akan terus menuliskan semuanya itu
sepanjang masih sesuai, dengan memberi pelukisan arti-artinya dengan kata-kata
atau ungkapan (frase).
Di sini semata-mata bertujuan memberi
penjelasan mengenai arti beberapa ungkapan, bukan pengalaman yang diliputi
ungkapan itu; sebab, pengalaman seperti itu disebutkan pun mustahil, apalagi
dijelaskan.
Esensi yang sesungguhnya dari keadaan-keadaan
kejiwaan orang-oranng Sufi adalah sedemikian rupa, sehingga ungkapan-ungkapan
itu saja tidak cukup untuk melukiskannya. Sekalipun begitu, ungkapan-ungkapan
ini dipahami sepenuhnya oleh orang-orang yang telah mengalami keadaan-keadaan
itu.
Silahkan Bagikan Artikel ini
Mohon Maaf, Kepada Semua Sahabat, Atas Ketidak Nyamanannya, Dengan adanya Shortener Di Link Download. Mohon Keridhoannya. Terima Kasih.**** Apabila kesulitan Download Silahkan buka/klik gambar(Cara Download) dibawah postingan. Apabila masih kesulitan, silahkan copy paste link download yang ada, kebrowser anda.*** Apabila ada link Download yg rusak/mati, mohon beritahu kami lewat komentar dibawah ini.